Sella Ayu Cantika Bachtiar seorang gadis berusia 17 tahun, anak tunggal dari bapak Bachtiar Darmawan Kusuma, pemilik perusahaan terbesar di Asia dan pebisnis sukses yang memiliki banyak jaringan sosial. Sella memiliki impian sendiri, namun suatu waktu ayahnya mengalami kecelakaan parah dan hal itu membuat Sella diharuskan turun tangan untuk mengurus bisnis dan perusahaan ayahnya. Sella yang masih duduk di bangku sekolah, mau tidak mau harus belajar bisnis dan tentang perusahaan yang benar-benar mulai dari nol. Hingga suatu hari keadaan juga mengharuskan Sella dinikahkan oleh ayahnya. Direndahkan, diremehkan, dibentur, dibentur lalu terbentuk, sebuah kata yang mencerminkan kondisi Sella. Apakah Sella mampu untuk melewati semuanya? Apakah Sella bersedia untuk mengikuti kemauan ayahnya daripada impiannya sendiri? Atau Sella mempertahankan impiannya dan mengabaikan orangtuanya yang dia anggap egois?
Pukul lima lewat lima puluh lebih, matahari mulai terbit memancarkan sinarnya, di iringi dengan kicau burung yang saling bersautan dengan nada merdu yang seperti musik ditelinga.
Sella Ayu Cantika Bahctiar--seorang perempuan muda yang berusia 17 tahun, berkulit putih, pipi cubby, rambut panjang hingga bawah bahu, gigi atas sebelah kanan ginsul, punya lesung pipi, dengan tinggi 158 cm.
Alarm pukul enam berbunyi dengan keras, membuat gadis cantik yang masih ingin tidur meraba meja samping kasur dan mematikan jam weker.
Tak berapa lama seseorang mengetuk dan berteriak dari luar. "Sella! Sella Ayu Cantika Bahctiar!! Bangun non, sudah hampir jam 7!" Teriak pembantu rumah tangga Sella yang akrab dipanggil Mba.
Sella yang mendengar samar ucapan Mba dari luar, otaknya merespon dia baru ingat ternyata hari ini ada ulangan Bahasa Indonesia, yang lebih bikin Sella panik, ulangannya berlangsung di jam pertama pembelajaran.
Sontak Sella membuka matanya dengan kasar. Sambil menatap langit-langit kamar Sella menepuk jidak sambil menggerutu, "ah astaga mana yang masuk guru killer lagi!" Tanpa pikir panjang Sella menghempaskan selimut yang masih menutupi tubuhnya. Sella bergegas mandi dan segera bersiap-siap.
Sambil bercermin dan berdandan seadanya, "ah bodoamat yang penting jangan sampai telat Sell kalau engga, mampus kamu!" Ngomel Sella sambil merapikan rambutnya.
Setelah merasa sudah oke termasuk memakai sepatu, buru-buru Sella meraih tas nya dan bergegas masuk kedalam mobil yang ternyata sudah ada sopir pridari yang sedari tadi menunggunya.
"Ma-maaf telat pak!" Ucap Sella sambil memakai sabuk pengaman.
"Engga apa-apa non, tolong bersiap bapak sepertinya akan sedikit ngebut buat usahain biat non ga telat sekolahnya," ucap sopir pribadi dengan santun. "Baik pak," jawab Sella.
Pak sopir pribadi Sella mengendarai mobil dengan cepat tapi tetap berhati-hati mengingat jika yang diantarnya adalah anak majikan yang sudah membantunya dan keluarganya dari kemiskinan. Sesuai dugaan Sella sampai di sekolah sebelum pagar dikunci. "Wah cara mengemudi bapak emang ga perlu diragukan lagi, bisa sampai cepat begini, harusnya sih bapak jadi tukang balap aja ya kan yah," ucap Sella sambil terkekeh karena takjub dengan cara driver pak sopir pribadinya.
"Eh engga kok non biasa aja, nanti sepulang sekolah bapak jemput lagi, bapak permisi dulu non, yang semangat belajarnya," jawab pak Sopir dengan senyum lebar. "Hahaa asyiap pak sopir jago," canda Sella lalu bergegas turun sebelum gerbang dikunci.
"Silahkan non!" Ucap pak sopir sembari membukakan pintu mobil untuk Sella. Kaki mulus putih bersih muncul dari mobil, semua murid berhenti sejenak penasaran dengan siapa yang ada didalam mobil.
Sella kemudian keluar dengan rambut teruai rapi dan tas ransel mungilnya membuatnya benar-benar cantik dan anggun. Semua pasang mata tertuju pada Sella saat ini.
Sella berbalik, "terimakasih pak, bapak boleh pulang," ucapnya lalu tersenyum. Pak sopir juga tersenyum dan segera pergi. Sella yang masih menjadi pusat perhatian apalagi pria, berjalan memasuki area sekolah, Sella tampak anggun dengan auranya yang kuat.
Belum sampai dipintu kelas, beberapa teman dekatnya langsung menghampiri Sella dari belakang. "Heii Sella, Dorr!" Ucap Radia Dwi Damayanti-- teman dekat Sella yang punya sikap kalem dan agak blo'on.
"Kamu kenapa, tumben make up kamu ga semembahana dan serapi kemarin-kemari, dikejar apaan hah?" Tanya Renata Sintia Bella-- teman dekat Sella si yang paling aktif dan paling heboh.
"Ih jangan pegang-pegang muka Sella kayak gitu Renata, awas bakteri, nanti Sella jerawatan!" Ceplos Tiara Selvi Wulandari-- teman dekst Sella yang paling memprioritaskan kebersihan dengan semprotan pembasmi kuman yang tak pernah dia lupakan kemanapun dia pergi.
"Woe woe santai dong, tadi itu aku kesiangan, alarmnya udah bunyi tapi aku matiin eh gataunya aku tidur kebablasan sampai setengah 7 loh, kalau bukan Mba yang bangunin wah ga tau deh aku gimana ceritanya," papar Sella menjelaskan dengan baik.
Mereka ber 4 bercerita sambil berjalan menuju kelas, karena mereka berada dalam satu kelas yang sama membuat pertemanan mereka semakin baik dan akrab.
"Wah parah banget kamu! Bagusnya dipasangin alarma 3 terus simpan posisinya agak jauh dari kamu biar kamu bisa bangun matiin dan liat jam biar kamu ga kesiangan lagi," Jawab Renata sambil menaruh sikunya di bahu Radia.
"Oh aku tau, Sella hampir terlambat karena bangun kesiangan, gitu kan?" Ucap Radia meringkas penjelasan Sella. "Yah emang gitu tadi yang Sella jelasin, Raadiaaaa!" Jawab Tiara dengan nada yang agak kesal.
Mereka masuk kedalam kelas lalu duduk dibangku masing-masing. Sella tetap menjadi pusat perhatian dari teman sekelasnya terutama laki-laki yang hampir 3 tahun ingin mendapatkan hati Sella.
Setiap hari teman sekelas cowo Sella akan bergantian untuk mencoba mengajak Sella untuk mengobrol, bahkan ada yang memberinya hadiah seperti bunga, coklat, bekal dari rumah dan lain sebagainya.
"Hei Sell, ayah aku baru pulang dari Italia kemarin, ini coklat yang limited edition di sana, meski harganya emang mahal tapi ini aku kasi khusus buat kamu," ucap salah satu murid cowo yang menghampirinya.
"Khusus buat aku? Hah ada mantranya kali," jawab Sella sambil tertawa.
"Eh engga kok Sell yah masa aku gituin kamu," sahut teman cowo Sella sambil menggaruk kepalanya dengan sedikit senyum.
"Hahaa iya, btw makasih yah," jawab Sella menerima coklat itu sambil tersenyum.
Teman cowo Sella girang bukan main karena coklat mahal yang ayahnya bawa sangat berguna bahkan diterima oleh Sella.
Tak berapa lama tiba-tiba bapak guru datang, yah dia guru mata pelajaran matematika. "Clickk." Sontak semua murid duduk ditempat masing-masing.
Seorang bapak guru yang rambutnya sudah memutih masuk dan berjalan kemeja guru, dengan celana coklat tua dan baju batik yang berwarna cream membuatnya tampak berwibawa.
"Perhatian semua anak-anak seperti yang bapak sampaikan minggu lalu bahwa minggu ini kita ujian, nilai ini akan bapak masukkan kedalam rapor nantinya yang pasti akan sangat berguna bagi kalian yang ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tingigi nantinya," papar bapak guru lalu menaruh bawaannya diatas meja guru.
"Baik pak!" Sorak serentak isi kelas.
"Sebelum ujian kali ini dimulai, bapak ingin menyampaikan sesuatu kalau nanti kalian akan kedatangan teman baru, dia berasal dari Bandung," ucap pak guru.
"Cewe atau cowo pak?" Tanya Renata semangat. "Dia cowo," jawab pak guru. Renata, Radia dan Tiara saling bertatapan sambil mengode dengan mata mereka tahu maksud satu sama lain.
"Kalau putih, tinggi dan langsing fix itu buat gue, sekarang kalian yang harus ngalah, oke?! Yah harus oke" jerit Renata yang sudah jomblo semenjak masuk SMA.