Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pewaris Utama
5.0
Komentar
7.9K
Penayangan
13
Bab

Di mata Evelyn, Devan adalah suami yang tidak berguna dan hanya meminta uang dari hasil kerjanya. Ia begitu muak dengan Devan hingga ia berusaha agar Devan segera menceraikannya. Sama halnya dengan Renata. Baginya, Devan hanya seorang menantu sampah. Mereka tidak menyukai pria itu di rumahnya. Tiga tahun bersama suami sampah, Evelyn hanya akan merendahkan Devan setiap hari bahkan ia tak pernah menganggap Devan sebagai suaminya. Saat itu, disaat Evelyn menyuruh Devan untuk bekerja dan mencari uang sendiri agar tidak membuatnya jengah, Devan mendapat kabar dari sambungan telpon hari itu. Lantas, Devan pun memutuskan. "Paman, aku akan membantumu dan aku akan memberikan apa yang kau inginkan." "Benarkah, Anakku? Kalau begitu paman akan mengangkatmu sebagai Direktur utama di perusahaan ini." Lantas, bagaimana tanggapan Evelyn jika tahu Devan ialah pewaris utama?

Bab 1 01. Sampah

"Menantu tak berguna, lemah, pengangguran pula. Kau hanya sampah di keluarga ini!"

Perkataan itu seakan menampar dirinya. Devan merasa penghinaan atas mertuanya itu sangat menyakitkan. Ditambah dengan perlakuan istrinya yang satu sama dengan kedua orang tuanya itu membuat dirinya frustasi.

Apa boleh buat, dirinya yang hanya sebagai pengangguran, dan hanya mengandalkan uang yang diberikan sang istri, harus menelan semua penghinaan mereka atas dirinya.

Devan, usianya masih terbilang muda. Bahkan tahun ini menginjak usia yang ke 30 tahun.

Devan yang hanya sebagai suami rumah tangga itu telah menikah dengan seorang pekerja keras seperti Evelyn. Selama tiga tahun hidup di rumah mertua, membuatnya dipandang rendah oleh semua keluarga besar Kristian dan Renata, orang tua Evelyn.

Pertemuannya sejak itu dimulai ketika Evelyn mendorongnya ke atas pelaminan dengan sangat terpaksa. Saat itu, Devan hanya mendatangi acara pesta perkawinan teman dari sahabatnya, Yola. Yola sendiri sengaja mengajak Devan sebagai pasangan di hari pernikahan sahabatnya itu. Statusnya yang jomblo, ia bebas membawa siapa saja sebagai pasangan palsunya bukan?

Evelyn sangat malu ketika pernikahannya dibatalkan secara sepihak karena calon suaminya lebih memilih wanita karir daripada dirinya yang saat itu hanya sebagai pegawai biasa saja.

Sekarang, bahkan Evelyn sudah menempati kursi seorang Manager di perusahaan Industri Garment Cones Co. Perusahaan itu terbilang perusahaan besar dan gajinya pun di atas rata-rata. Pantas saja Renata bangga mempunyai putri se-pintar dan se-pekerja keras seperti Evelyn.

Sayangnya, saat Evelyn menjadi seorang Manager, membuatnya menjadi besar kepala. Bahkan ia hanya menganggap suaminya sebagai sampah dan ia tidak menginginkan sentuhan sejak awal menikah dengan Devan.

Tentu saja. Bagaimana bisa seorang Manager menikah dengan seorang sampah? Bahkan Evelyn sangat malu jika ia keluar bersama Devan hanya sekadar untuk mengantarnya ke kantor. Oh, itu sangat menjijikan.

Devan merenung. Apalagi kesalahannya kali ini?

Pagi ini ia telah membuatkan sarapan untuk semua orang yang ada di rumah besar itu. Kristian sendiri memang mempunyai usaha sendiri saat itu. Namun, tiga tahun lalu usahanya bangkrut dan mulai bangkit setelah Evelyn membatu dana perusahaan milik keluarganya. Bisa dipastikan, perusahaan itu berdiri lagi karena berkat Evelyn juga.

Dan, rumah itu berdiri sejak usaha Kristian begitu melejit. Sehingga ia bisa membangun rumah itu sedemikian besarnya.

Tapi, siapa yang mengurus rumah besar seperti itu tiap harinya? Jawabannya, tentu saja Devan.

Bukan hanya sebagai koki di rumah itu, bahkan Devan bekerja keras setiap harinya demi menjaga kebersihan serta mengurus semua pekerjaan di rumah itu. Seperti pembantu saja.

Ya ... Sejak perusahaan Kristian kritis tiga tahun lalu, ia sudah tidak bisa membayar pekerja untuk mempekerjakan urusan rumah serta koki di rumah itu. Niatnya yang ingin Evelyn menikah dengan Robi, berharap perusahaannya kembali untuk bangkit.

Namun, alhasil, Robi malah memilih wanita yang lebih kaya. Karena dia tahu niat awal Kristian yang ingin meminta bantuannya.

Robi bahkan tidak mau menikah dengan wanita yang miskin, walaupun sebenarnya Evelyn sangat cantik. Bahkan, kecantikannya melebihi wanita yang Robi pilih.

Nasi sudah menjadi bubur. Devan sudah menggantikan posisi Robi saat itu. Dan dia hanya bisa menurut dan melakukan apa yang sudah Kristian dan Renata perintah, begitu juga dengan Evelyn.

"Bu, salahku apa?"

Devan menundukkan kepalanya, dengan raut wajah yang tidak bisa ia gambarkan. Akan tetapi, saat ini ia merasa acuh tak acuh. Toh, perkataan itu adalah makanan setiap hari baginya.

"Kau memang tak becus, lihatlah, bahkan kau merusak sarapan pagi ku dengan hidangan busuk ini."

Renata melempar piring itu tepat di depannya. Ia sudah muak dengan menantu yang tak berguna itu, sehingga ia langsung meninggalkan meja makan dengan amarah yang masih memuncak.

Evelyn menatap Devan dengan dingin. "Jika kau tidak bisa menghidangkan makanan untuk keluargaku, enyahlah."

Disusul dengan Evelyn yang sudah berdiri dengan angkuhnya. Kemudian Evelyn mengambil kunci mobilnya dan ia pun berangkat ke kantor sendirian.

Begitupun dengan Kristian, orang tua itu berlalu pergi tanpa merasakan bagaimana rasa makanan yang terhidang di atas meja itu terlebih dahulu.

"Apa salahnya?" batin Devan.

Ia begitu penasaran, Devan pun mengambil sedikit makanan itu dan mulai memasukannya ke dalam mulut, mulai merasakan bagaimana rasa dari makanan yang ia hidangkan pagi ini.

"Enak, hanya saja sayurannya sedikit basi karena terlalu lama ada di dalam kulkas. Stok sayuran sudah habis, Evelyn belum memberiku uang belanja lagi."

Devan menarik napasnya panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Sampai kapan hidupnya akan seperti ini? Bahkan semua orang tidak pernah menghargainya.

Melihat pecahan kaca dan makanan yang tumpah, Devan segera membersihkan itu semua. Sudah tiga tahun ia belajar tentang kebersihan, tentu saja. Melihat berantakan sekecil apapun, ia langsung membersihkannya.

Setelah itu, Devan kembali memasuki kamarnya karena sudah tidak ada kegiatan lain baginya. Semua pekerjaan rumah telah ia selesaikan sebelum subuh. Kini, waktunya ia beristirahat sejenak sebelum melakukan sesuatu yang lainnya.

Biasanya, setelah melakukan rutinitas di pagi hari, Devan akan melangkahkan kakinya menuju rumah belakang dan kembali membersihkan kolam serta taman belakang sampai depan rumah.

Apalagi yang bisa ia kerjakan selain itu. Kini, posisinya sebagai menantu sekaligus suami rumah tangga, bahkan ia pun mendapat uang dari Evelyn dan hanya menggunakan uang itu sebagai kebutuhannya sehari-hari. Miris.

Anggap saja Devan menjadi pembantu rumah tangga, tukang kebun dan juga koki di sana.

"Hah ..."

Devan menghembuskan napasnya pelan setelah ia meluangkan waktunya untuk beristirahat sejenak. Ia melangkah untuk meneruskan kegiatannya.

***

"Sial ... kenapa target selalu menurun seperti ini? Jangan sampai Tuan Raymon marah soal ini!"

Evelyn merasa frustasi akan situasi kantornya yang menurun drastis akhir bulan ini. Jika itu terus terjadi, maka posisinya akan diturunkan segera. Bahkan, perusahaan Ayahnya yang ikut bekerjasama akan ikut turun level juga. Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Evelyn harus menyelesaikannya segera.

Tuan Raymon sendiri ialah Presiden sekaligus pemilik perusahaan yang Evelyn tengah jalankan.

"Saya minta laporan Expor untuk satu bulan sebelumnya, secepatnya."

"Baik, Bu."

Rina sebagai Asistennya segera melaksanakan apa yang diperintahkan Evelyn. Tanpa menunggu lama, Rina kini sudah memberikan laporan untuk itu.

Perlahan Evelyn mulai melihat dan mempelajari apa penyumbat targetnya. Rupanya ini.

Banyak barang yang rusak, terutama pada kain yang tidak sesuai jumlah. Bagaimana ini terjadi?

Lantas, Evelyn menyelidikinya lebih dalam. Ia segera menghubungi perusahaan Textile yang selalu mengirim barangnya untuk perusahaan tersebut.

Rupanya ada sesuatu yang salah. Perusahan Textile itu hanya mendapat pesanan sesuai kebutuhan mereka. Lalu, kemana jumlah pesanan yang lainnya?

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku