Pewaris Utama
, perusahaan Darby sangat besar dan banyak cabang serta banyak yang i
n kabari Paman bes
kantornya. Jika tidak, maka perusahaan itu akan bangkrut
a ingin mengecek nominal dalam kartu hitam tersebut. Apakah mu
tu, Pak?" tanya
kursi itu dan mendudukinya.
permintaan Devan. Teller itu sangat tahu jika kartu itu milik keluarga Haris. Ada nama yang tertulis d
n setelah melihat Teller
ngkat. Anda hanya bisa melihat hasilnya besok. Tapi bisa saya pa
agi besok. Tapi, bisakah saya mengambil
, berapa yang a
jut
, mohon m
an Devan serahkan kepada Evelyn, istrinya. Ia mendengar jika perusahaan
akan berterimakasih kepadanya dan berhara
*
iaman K
ti rugi itu. Di rumah itu sedang kedatangan t
terpana oleh kecantikannya. Hanya saja sikapnya tidak secantik wajahnya. Ia beg
cara agar uang itu ada. Tidak hanya Rumi, bahkan
sahaan Kristian baru saja berjalan, di
akin menambah kedinginan. Devan datang dengan basa
nya saja, Rumi mencium bau air hujan di tubu
Aku tidak kuat jika harus mencium bau t
ang susah, kau malah kelayapan
pun. Dan itu sangat mengganggu Renata. Renata sangat kes
su? Sebaiknya pergi saja dari s
i itu? Apa kau sudah menemukannya
r urusanku. Itu bukan urusanmu, Devan. Sebaiknya kau siapkan kami makan malam. Rumi a
enganggu
uang yang telah ia tarik. Setelah itu, ia bergegas menuju dapur, mengganti
seseorang sebagai targetnya. Ponsel itu ia besarkan vo
ggilku, Rumi? Apa a
sedang bermasalah, dia perlu uang banyak untuk mengganti
bisnis hebat di Ibu Kota. Tak salah jika orang sangat mengenalnya
berapa yang kamu in
ng itu?" Rumi masih ragu. Bagaimana
ja aku akan membantumu
jur, Rumi bahkan tidak menginginkannya. Bahkan dia tidak menaruh perasaan sampai
an uang sebesa
tengah berbisik. Posisinya karena ada De
tang saja ke kantorku beso
nark
Akhirnya ada orang yang
an datang ke kantormu d
nnya, mereka kembali melihat
iarkan temanku makan malam
apkan uang itu dan kau tidak perlu meminta bantuan
sehari-hari pun kau selalu minta sama anakku. Apa kau sedang mengkhaya
kan. Dengan begitu, Evelyn tidak perlu meminta bantuan orang lain," jawab De
n kasarnya. "Sebaiknya kamu pergi dari sini. Saya har
barusan? Apa kamu yakin punya uang seba
dah menyiapkannya. Tunggulah
h memasuki kamarnya. Secepatnya ia meng
konyol itu. Bagaimana mungkin pria pengangguran se
ak
p
pan mereka. Semua melotot tak percaya. Apakah in
semua adalah uang asli. Tapi,
au mendapatk
ku