Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Tahanan Sang Alpha

Tahanan Sang Alpha

Rafaella Dutra

5.0
Komentar
11.7K
Penayangan
40
Bab

"Aku tidak mengerti kenapa kau mau sembunyi dariku." "Apa maumu?" "Sejujurnya aku tidak mengerti kenapa kau mau lari dari ini," bisik sang pria saat dia mencengkeram kepala gadis itu dan melumat bibirnya. *** Violet ditugaskan untuk sebuah misi menemukan Jack Morde, pemimpin dari kawanan Pemberontak. Tetapi, lika-liku tak terduga menantinya dan ia tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi. Ketika dia menjadi tahanannya, Violet mulai menyadari mungkin apa yang ia dengar tentang musuh-musuh Kawanan Berlian tidak seperti kelihatannya. Apakah dia akan meninggalkan hidup dan keluarganya untuk mengejar masa depan dan takdirnya? Ataukah dia akan mencoba untuk kabur dari rumah mewah Jack dan hal pertama apa yang akan ia lakukan? Tahanan Sang Alpha diciptakan oleh Rafaella Dutra, seorang penulis eGlobal Creative Publishing.

Bab 1 : Pembicaraan Keluarga

"Violet, apakah kamu di sini?" sebuah suara datang dari luar kamar tidur.

"Ya! Tunggu sebentar." jawabnya sambil beranjak dari tempat tidur.

Violet hendak menjalankan misi terpenting dalam hidupnya. Dia tidak punya banyak pilihan, karena ayah angkatnya yang memintanya melakukan misi tersebut.

Saat memikirkan rencana itu berulang kali, Violet tidak berhenti cemas. Dia mual karena takut dan khawatir, dia bisa muntah kapan saja.

Jika Violet terus memenuhi kepalanya dengan pikiran-pikiran itu, dia pasti akan menangis. Violet tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.

Dia harus kuat. Dia memang kuat. Dia hanya kurang percaya pada dirinya sendiri.

Violet memejamkan mata selama beberapa detik, menarik dan mengembuskan napas perlahan, berusaha tetap tenang.

Ketukan berikutnya di pintu membuat meditasinya buyar.

"Aku datang!" dia berteriak, kesal.

Violet membuka pintu dan mendapati wanita dari kawanannya sudah menunggu dengan tidak sabar.

"Akhirnya! Aku pikir kamu mau membatalkannya. Ayo. Arden mau berbicara denganmu sebelum kamu pergi." kata wanita itu sambil memberi jalan bagi Violet untuk lewat.

Dia menutup pintu kamar tidurnya dan mengikuti wanita itu ke ruang tamu.

Arden adalah Pejantan Alfa dari Kawanan Berlian, dan Violet telah tinggal di istananya sejak lama. Violet menganggapnya berlebihan dan bodoh. Mengapa mereka harus tinggal di istana?

Tapi Violet tidak pernah mengeluh, karena bagaimana mungkin? Arden telah mengadopsi dan merawatnya selama dua puluh satu tahun hidupnya.

Violet berutang terlalu banyak padanya. Semua hal kecil yang pernah dia pelajari berasal dari Arden. Semua yang Arden berikan kepada putri kandungnya, pasti diberikannya juga untuk Violet.

Arden. Itu dia, menunggu Violet untuk duduk di sofa, merokok dan melihat ke jendela, memandangi bulan kuning besar yang mulai terbit di langit.

Dia adalah pria paruh baya dengan rambut beruban, mata biru, dan janggut yang menurut Violet konyol. Tapi tentu saja, Violet tidak pernah mengatakan itu padanya.

"Violet, putriku. Kamu sudah datang!" kata pria itu dengan antusias, berdiri dan membuka tangannya ke arahnya.

Violet tersenyum dan memeluknya erat.

Perasaan Violet campur aduk tentang situasi itu, tetapi dia berusaha sebisa mungkin tidak menunjukkannya.

Bagaimana pun, Arden sendiri yang telah melatihnya, bersama dengan Gwen, putri kandungnya, dan seorang anak laki-laki bernama Lance. Violet telah belajar untuk tidak menunjukkan kelemahan kepada siapa pun, bahkan kepada keluarganya.

Violet menjadi yatim piatu pada usia yang sangat muda, orang tuanya meninggal dalam sebuah serangan.

Violet tidak tahu banyak tentang insiden tersebut, dia juga tidak nyaman menanyakannya kepada Arden.

Violet kemudian diasuh oleh Kawanan Berlian, sebuah kerajaan manusia serigala yang sangat kuat. Merekalah yang menegakkan hukum dan ketertiban di seluruh benua Bulan Sabit.

Benua Bulan Sabit adalah negara manusia serigala yang sebagian besarnya dipimpin oleh Kawanan Berlian.

"Jadi, apakah semuanya sudah siap untuk keberangkatanmu?" tanya Arden, sambil duduk kembali di sofa.

Violet melakukan hal yang sama, beberapa pelayan kemudian menawarinya segelas air. Dengan sopan Violet menerimanya, meskipun dia merasa apa pun yang ditelannya pasti akan segera dimuntahkannya lagi, karena dia sangat mual dan gugup.

"Ya, sepertinya semua sudah siap." Violet mengangguk, terpaksa meneguk air, karena pelayan itu masih menatapnya dan Violet tidak ingin dia kecewa.

Dia menghargai pekerjaan orang lain. Dan sesuatu yang membuatnya tidak habis pikir adalah ketika ada orang yang tidak memperlakukan pelayan istana dengan baik dan sopan.

"Kamu mungkin tidak membutuhkanku untuk mengulangi semua tentang misi ini, tetapi apakah ada yang masih perlu aku jelaskan lagi?" tanya Arden sambil menghirup asap rokoknya.

Violet menganggukkan kepalanya sebagai penyangkalan, berusaha tetap tenang dan tidak memikirkan hal terburuk yang bisa terjadi.

"Begitu kamu melewati gerbang istana, kamu akan sendirian, sayang." Arden melanjutkan. "Aku yakin kamu dapat menyelesaikan pekerjaan ini, jadi jangan khawatir. Aku tidak akan membuatmu melakukan ini jika aku tidak yakin kamu mampu. "

Violet tersenyum padanya, meskipun kata-katanya tidak terlalu meyakinkan.

Violet tidak tahu apakah ada orang lain yang bisa melakukan apa yang Arden tugaskan. Dan sekeras apa pun Violet membujuknya untuk berubah pikiran, Arden tetap sangat keras kepala.

Sesaat setelahnya, suara ribut datang dari pintu ruang tamu, dan Arden berhenti berbicara untuk melihat apa yang terjadi.

Seorang pemuda dengan mata cokelat dan rambut hitam yang tertata sempurna melintasi ruangan, mendatangi mereka dengan senyum di wajahnya.

Dia memiliki postur yang sangat tegap dan mengenakan seragam militer.

"Violet, kamu masih di sini!" kata pemuda itu sambil menatapnya.

"Hai, Lance," Violet tersenyum padanya saat dia mendekat.

"Lance. Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Arden tidak sabar untuk menginterupsi.

"Aku baru saja pulang. Ada beberapa hal yang ingin aku diskusikan denganmu, tetapi aku tidak tahu sedang ada rapat. Maafkan aku!"

"Tidak apa." Arden melambaikan tangannya dan mematikan rokoknya.

"Bagaimana perasaanmu?" Lance bertanya kepada Violet dengan tatapan khawatir.

Terkadang hubungan Violet dan Lance memang canggung.

Violet tumbuh dewasa bersama Gwen sebagai saudari perempuannya, lalu Lance kemudian bergabung dengan mereka setelah orang tuanya meninggal.

Dia yatim piatu seperti Violet. Status itu menjadi pengikat bagi hubungan mereka.

Gwen dan Lance juga rukun, jadi mereka bertiga mulai melakukan banyak hal bersama, termasuk berlatih dengan Arden.

Tetapi ketika Violet berusia delapan belas tahun, Arden mengatakan bahwa dia akan menikahi Lance suatu hari nanti, karena rencana Arden adalah menjadikannya Pejantan Alfa berikutnya.

Dia tidak pernah bisa mengerti peraturan di Kawanan Berlian yang melarang keakraban antar pasangan yang ditakdirkan menikah. Pernikahan di kawanan itu memang selalu diputuskan oleh dewan.

Lance adalah Pejantan Beta dari kawanan tersebut, dan Violet tidak bisa memahami apa yang diinginkan Arden. Bagaimana bisa dia menikahi seseorang yang tidak dia cintai?

Violet sudah menganggap Lance sebagai kakak laki-laki atau semacamnya.

Dan mengapa dia, bukan Gwen?

Tapi Lance tampaknya tidak terlalu menentang rencana itu, yang justru membuat Violet bingung. Apakah Lance menyukai Violet, itukah sebabnya Arden ingin dia menikahinya, bukan Gwen atau orang lain?

Sejak saat itu, Violet mencoba sebisa mungkin untuk menganggap percakapan itu tidak pernah terjadi dan berusaha bersikap normal di depan Lance, seperti yang selalu dia lakukan selama ini.

Mereka suka menggoda satu sama lain dan membicarakan hal-hal yang konyol. Seperti yang juga Lance lakukan dengan Gwen. Violet terus melakukannya, sampai dia mengetahui takdirnya adalah untuk menikahi Lance.

Takdir yang dia doakan masih lama akan terjadinya.

"Aku baik-baik saja, kurasa." jawab Violet, berusaha terdengar positif. "Maksudku... aku hanya akan tahu begitu aku sampai di sana, kan?"

"Kamu akan melakukannya dengan baik." kata Arden, mencoba menenangkan pikirannya. "Sekarang waktunya untuk mempraktikkan latihanmu selama bertahun-tahun. Kamu akan mengetahui apakah akhirnya kamu bisa mengendalikan serigala dalam dirimu." dia tersenyum, tapi itu hanya membuat Violet merasa lebih buruk daripada yang sudah dia rasakan.

Itu adalah ketakutan terbesarnya. Dan Arden harus mengungkapkannya.

Tugas ini membuatnya tidak bisa tidur dalam beberapa malam terakhir.

Violet selalu bertarung dengan sisi manusia serigalanya sejak dia masih sangat muda.

Dia mengalami perubahan yang tak terkendali dan serigala dalam dirinya liar, tidak stabil dan sangat kuat. Dia tidak bisa mengendalikannya. Jadi mereka melatihnya dan mengajari cara menekannya dari dalam.

Dia bisa mengendalikannya jauh lebih baik sekarang, setelah menjadi wanita dewasa.

Tapi tidak ada hari yang berlalu tanpa membuatnya khawatir tentang tindakannya.

Apakah misi itu ujian dari Arden untuk melihat apakah dia telah belajar dengan benar? Itukah sebabnya dia memilih Violet daripada orang lain?

Dan tiba-tiba Violet merasa perlu menanyakan sesuatu.

"Apa yang akan kamu lakukan jika aku tidak kembali? Apakah kamu akan mengirim seseorang untuk mencariku?"

Arden sedikit terkejut, namun ia sangat pandai berpura-pura, sehingga tidak ada yang menyadarinya.

"Tidak ada yang akan terjadi. Tetapi jika kamu tidak kembali setelah beberapa hari, kami akan pikirkan langkah selanjutnya. Jadi jangan khawatir, pikirkan saja langkahmu berikutnya."

Violet mengangguk.

Dia tidak merasa tenang dengan kata-kata Arden, tetapi hari semakin larut dan dia semakin gugup. Jadi Violet memutuskan untuk menerima nasibnya, apa pun itu.

"Syukurlah kamu masih di sini. Kupikir aku melewatkan kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal padamu." sebuah suara lembut datang dari pintu, dan Violet tidak perlu melihat untuk tahu siapa itu.

"Selalu terlambat, kan?" Lance mengejek gadis itu.

Gwen adalah gadis yang sangat lembut dan baik. Dia memiliki mata biru yang sama seperti ayahnya dan rambut hitamnya jatuh ke bahunya seperti tirai.

Violet merasakan ada yang mengganjal di tenggorokannya.

Melihat Gwen di sana membuatnya sangat ingin menangis.

Perasaannya tidak enak tentang misi ini dan dia berusaha sekuat tenaga untuk menghadapinya. Tapi kenyataan bahwa dia harus mengucapkan selamat tinggal pada keluarganya membuat Violet meragukan dirinya sendiri.

Bagaimana jika dia gagal? Bagaimana jika dia tidak bisa mengendalikan dirinya begitu sampai di tujuan? Bagaimana jika ada yang salah? Apakah dia masih bisa memenuhi tugasnya dan pulang ke keluarganya?

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

Romantis

5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Tahanan Sang Alpha
1

Bab 1 : Pembicaraan Keluarga

11/02/2022

2

Bab 2 : Perpisahan yang Pahit

11/02/2022

3

Bab 3 : Misi

11/02/2022

4

Bab 4 : Penemuan Tak Terduga

11/02/2022

5

Bab 5 : Daya Tarik

11/02/2022

6

Bab 6 : Keterikatan

11/02/2022

7

Bab 7 : Penjara Bawah Tanah

11/02/2022

8

Bab 8 : Serigala yang Hilang

11/02/2022

9

Bab 9 : Diskusi yang Mengharukan

11/02/2022

10

Bab 10 : Perasaan yang Bertentangan

11/02/2022

11

Bab 11 : Diperlakukan Seperti Putri

11/02/2022

12

Bab 12 : Makan Malam Gencatan Senjata

11/02/2022

13

Bab 13 : Morgana

11/02/2022

14

Bab 14 : Dewan Grup Pemberontak

11/02/2022

15

Bab 15 : Bekerja untuk Tuan Morde

11/02/2022

16

Bab 16 : Serigala Kembali Muncul

11/02/2022

17

Bab 17 : Kejujuran

11/02/2022

18

Bab 18 : Ujian

11/02/2022

19

Bab 19 : Berita yang Menyenangkan

11/02/2022

20

Bab 20 : Peran yang Bodoh

11/02/2022

21

Bab 21 : Buah Terlarang

21/02/2022

22

Bab 22 : Pagi Berikutnya

21/02/2022

23

Bab 23 : Sudut Pandang Baru

21/02/2022

24

Bab 24 : Bantuan Besar

21/02/2022

25

Bab 25 : Jalan Misterius

21/02/2022

26

Bab 26 : Latihan yang Berbeda

21/02/2022

27

Bab 27 : Penyihir

21/02/2022

28

Bab 28 : Emosi yang Campur Aduk

21/02/2022

29

Bab 29 : Saling Memercayai

21/02/2022

30

Bab 30 : Berkenalan

21/02/2022

31

Bab 31 : Empat Elemen

21/02/2022

32

Bab 32 : Kunjungan Tak Terduga

21/02/2022

33

Bab 33 : Konfrontasi

21/02/2022

34

Bab 34 : Tawaran yang Bernyali

21/02/2022

35

Bab 35 : Kau Tidak Boleh Pergi

21/02/2022

36

Bab 36 : Hari Terakhir

21/02/2022

37

Bab 37 : Pulang ke Kawanan Berlian

21/02/2022

38

Bab 38 : Lamaran yang Tak Terduga

21/02/2022

39

Bab 39 : Sebelum Pesta Dimulai

21/02/2022

40

Bab 40 : Langkah Pertama

21/02/2022