Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
SANG ALPHA : Tak Tersentuh

SANG ALPHA : Tak Tersentuh

Lucyana

5.0
Komentar
626
Penayangan
45
Bab

Sebuah kisah tentang pria yang taat dan suci namun hidupnya dihempaskan takdir bertolak belakang dengan impiannya. TERDAPAT BANYAK ADEGAN DEWASA, MOHON BIJAK MEMILIH BACAAN. Jordan Smith Watanabe dijebak dan difitnah, hingga harus dibuang ke penjara terpencil selama enam tahun. Namun, imannya tak pernah luntur. Hanya saja, ketika keluar, banyak masalah yang terjadi. Demi bertahan hidup, Jordan akhirnya mengikuti saran penyelamatnya untuk bergabung masuk dalam kelompok mafia kejam. Lantas, sanggupkah Jordan menjalani kehidupan yang sangat bertolak belakang dengannya sebagai pengikut Tuhan yang taat?

Bab 1 Jebakan dan Fitnah

Jordan terbangun saat mendengar suara langkah kaki dan keributan orang di luar pintu kamarnya. Namun betapa terkejutnya pria muda itu saat mendapati ada tubuh wanita telanjang di sebelahnya yang dia mendapati dirinya juga tanpa ada pakaian satu helai benangpun menutupi tubuhnya selain selimut tipis sebatas pinggang.

“Yuri?!”

Jordan semakin terkaget mengetahui wanita yang tubuhnya masih terasa hangat saat dia sentuh tersebut adalah seorang gadis muda seusia dengannya, putri pengusaha terpandang yang sepupunya adalah sahabat Jordan.

Tangan Jordan tidak merasakan hembusan napas Yuri dan spontan dia memeriksa pergelangan tangan gadis itu yang juga tidak merasakan detak nadinya.

“Och Tuhan, apa yang kau lakukan, Jordan?” rutuk Jordan pada dirinya sendiri karena dia sama sekali tidak ingat apa yang dia lakukan semalam selain Kalf Robson, sepupunya Yuri mengajaknya makan.

Hari ini direncanakan adalah perayaan atas kelulusan Jordan dan Kalf dari Seminari yang akan menjadikan mereka Pastur muda. Suatu prestasi bergengsi bagi anak muda di negara mereka pada belahan Eropa Utara ini yang masih sangat kental suasana keagamaannya.

Suara-suara ribut di depan pintu ruangan kamar Jordan semakin nyaring terdengar.

“Jordan tidak mungkin melakukan itu! Menculik sepupuku? Huh, kalian terlalu mengada-ada! Jordan semalaman ada bersama saya, kami makan dan …” ucapan Kalf terhenti tiba-tiba lalu terdengar ketukan pada daun pintu kamar tempat Jordan menginap di kamar terpisah dengan Kalf.

Jordan menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, tanpa sengaja matanya melotot melihat ke arah tongkat saktinya yang berlumuran darah. Pun saat mata Jordan menoleh ke arah Yuri, tubuh bagian bawah wanita itu seperti mengalami pendarahan hebat dan darahnya terlihat menghitam kental di atas ranjang.

“Tuhan, bagaimana bisa terjadi hal seperti ini?” rintih Jordan yang tidak henti-hentinya menyebut nama Tuhan dalam hatinya.

Jordan memungut pakaiannya dan memakainya dengan cepat saat pintu ruangannya terbuka didobrak dari luar.

“Jordan Smith Watanabe! Anda ditangkap atas penculikan Nona Yuri Horik dan …” seorang petugas kepolisian berkata pada Jordan lalu matanya melirik ke atas ranjang yang langsung dia dekati dan memeriksa tubuh Yuri yang terbaring miring.

“Dan, pembunuhan pada putri Ben Horik!” tambah sang petugas dengan sangat lantang.

Kepala Jordan menggeleng cepat saat petugas lain yang datang bersama pertugas yang berbicara dengannya memborgol pergelangan tangannya. Mata Jordan menatap Kalf yang juga menatapnya penuh tanda tanda.

“Kalf …sungguh, aku tidak tau. Bagaimana bisa sepupumu ada di satu ranjang denganku! Kita semalam makan bersama …please tolong aku, Kalf,” Jordan mengiba menatap sahabatnya yang juga memandangnya dengan tatapan rumit lalu melirik ke atas ranjang yang para petugas sudah menggulung tubuh Yuri menggunakan selimut.

Wajah Kalf langsung berpaling menatap Jordan kembali begitu matanya menatap noda darah mengental di atas seprai ranjang tempat tubuh Yuri kini sudah di bawa keluar oleh para petugas kepolisian.

“Kalf …”

Jordan berusaha memanggil nama sahabatnya kembali yang tentu saja mustahil akan bisa membantunya setelah melihat sepupu tersayangnya tewas ditiduri oleh Jordan. Setidaknya, begitulah menurut semua orang yang saat ini berada di dalam ruangan kamar Jordan meskipun pria itu tidak bisa ingat apa yang telah dia lakukan ataupun jam berapa dia bertemu Yuri tadi malam.

Jordan di dorong keluar kamar oleh petugas yang tadi saat awal datang ke ruangannya, bertanya padanya. Sebuah mobil sudah menunggu di lobi penginapan dan Jordan kembali dipaksa masuk ke dalam mobil dibawah tatapan Kalf yang tetap tidak mengatakan apa pun selain tatapannya menatap tajam pada Jordan diserta emosi amarah pria itu padanya.

Jordan dibawa ke sebuah pelabuhan dan lutut bagian belakangnya di tendang cukup keras oleh petugas saat Jordan berkata dirinya tidak bersalah.

“Mamaku, ijinkan aku bertemu dengan Mamaku terlebih dahulu …” pinta Jordan memohon belas kasihan karena sudah tiga tahun Jordan belum bertemu dengan Mamanya.

Jordan belajar di seminari sejak usia dua belas tahun dan Mamanya tidak bisa melakukan kunjungan setiap saat hingga kemarin siang dia dan Kalf dinyatakan lulus sehingga memberikan kebebasan pada semua murid seminari untuk makan atau bertemu keluarga yang juga mengijinkan mereka menginap pada penginapan.

Pagi ini, Jordan akan bertemu dengan Mamanya, Mary Helena Smith yang pastinya sudah berada di lingkungan seminari tempat Jordan dan Kalf belajar selama sepuluh tahun.

“Anda tidak memiliki hak untuk melakukan permohonan, anak muda!” sahut sang petugas yang langsung menyeret tangan Jordan agar masuk ke dalam sampan kecil yang akan membawanya ke penjara di pulau yang terletak di tengah lautan luas.

Jordan merasa aneh dengan sikap petugas tetapi bagian belakang lututnya kembali ditendang yang membuatnya terjatuh terjerembab ke atas sampan yang sudah siap siaga membawanya pergi dari pelabuhan menuju penjara di pulau.

Biasanya setiap tersangka akan masuk penjara umum dahulu, diadili di pengadilan lalu jika dinyatakan bersalah berat, baru akan di kirim ke penjara yang sering Jordan dengar kisahnya adalah penjara yang tidak bisa membuat narapidananya kabur alias mati membusuk di sana yang nantinya mayat mereka dilemparkan ke lautan jadi makanan ikan.

Tetapi, Jordan justru langsung di bawa ke penjara, bukannya diadili terlebih dahulu.

“Anda telah menewaskan putri Ben Horik, jadi tunggulah pengadilan Anda di pulau!” tutur pengemudi sampan seakan mengerti apa yang anak muda itu pikirkan.

Saat ini sampan sudah hampir membawa Jordan mendekati penjara di pulau, sedangkan Mary Helena Smith sedang berlari kecil menyusuri lorong demi lorong untuk bertemu dengan putra semata wayangnya. Bibir Mary Helena terlihat tersenyum manis penuh kerinduan pada Jordan yang ingin dia peluk erat-erat.

Sejak Jordan memutuskan masuk Seminari, Mary Helena tinggal di rumah besarnya yang sangat jauh di pedesaan. Kedua orangtua Mary Helena dan suaminya tewas dalam kecelakaan saat Jordan masih berada dalam perutnya, usia tujuh bulan. Hal yang sangat luar biasa bagi Mary Helena bisa membesarkan Jordan dan membuat putranya itu menjadi anak Tuhan yang taat.

“Nyonya …”

Asisten rumah tangga yang mengikuti Mary Helena ikut berlari kecil mengikuti majikannya tersebut seraya membawa tas berisi pakaian ganti untuk Jordan dan camilan yang disukai Tuan Mudanya tersebut saat dia masih kecil dahulu.

Mary Helena bergadang sejak semalam membuat camilan kesukaan Jordan dan telah melewati perjalanan tiga jam untuk tiba ke seminari ini agar bisa ikut mendampingi putranya menerima penghargaan kelulusannya.

“Anda tidak diijinkan masuk, Nyonya!” ucap salah satu petugas yang menjaga lingkungan masuk ke asrama tempat Mary Helena biasa bertemu dengan Jordan.

“Saya adalah Mamanya Jordan, Jordan Smith Watanabe! Tolong panggilkan dia dan saya akan menunggu di sini,” tukas Mary Helena dengan senyum manis tidak hilang dari wajah dan matanya yang melongok ke dalam asrama, mencari keberadaan Jordan.

“Semua siswa sudah berada di dalam aula. Silakan ikuti lorong ini untuk menuju aula!” jawab sang petugas sembari memberikan arahan dengan telapak tangannya pada salah satu lorong.

Mary Helena langsung menganggukkan kepala dan berterima kasih, lalu membawa Siggy, asisten rumah tangganya menuju lorong masuk ke aula, tempat berlangsungnya upacara kelulusan.

“Nyonya, saya melihat Kalf. Tapi tidak ada Tuan Muda Jordan …” bisik Siggy dekat telinga Mary Helena yang matanya juga mencari keberadaan putranya.

Mary Helena dan Siggy sudah berada di dalam aula besar, bergabung dengan para keluarga dan wali murid lainnya yang datang berombongan untuk menghadiri kelulusan putra mereka menjadi Pastur.

“Salah satu murid atas nama Jordan Smith Watanabe, terpaksa kami keluarkan dari seminari dan tidak bisa mengikuti kelulusan ini karena telah melanggar perintah Tuhan yaitu berzina dan melakukan pembunuhan …” terdengar suara bergema yang membuat hening seisi ruangan aula.

Tubuh Mary Helena bergetar seakan kakinya tidak menapak pada lantai begitu mendengar nama Jordan disebutkan sebagai pelanggar perintah Tuhan.

“Nyonya …”

“Bohong! Itu pasti bohong! Jordan tidak akan pernah melakukan hal terkutuk itu!” teriak Mary Helena yang sudah berjalan maju ke area panggung.

Ben Horik yang duduk di atas panggung bersama para pejabat lainnya dan para Romo, memberi kode pada anak buahnya agar menghalangi Mary Helena mengacaukan acara kelulusan.

“Bohong! Putraku Jordan Smith Watanabe tidak akan melakukan zina dan pembunuhan! Ini pasti jebakan! Ijinkan aku bertemu dengan putraku, dimana dia? Dimana kalian sembunyikan anakku?” Mary Helena berontak dan berteriak semakin lantang yang membuat heboh para orang tua, tamu dan murid lain yang sudah dianggap sebagai Pastur dalam ruangan tersebut.

Dua orang petugas menarik tubuh Mary Helena yang terus meronta minta dilepaskan dan juga Siggy keluar dari ruangan aula.

“Putra Anda melakukan bunuh diri di kamarnya dan telah dikremasi tadi pagi karena dianggap aib bagi seminari ini.” salah satu petugas yang membawa Mary berkata.

“Tidaakkkkkk!!!!” pekik Mary Helena histeris yang dirinya bersama Siggy dilemparkan dengan sangat jijik ke lantai di koridor luar aula oleh petugas yang langsung mengunci pintu masuk ke dalam aula.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Lucyana

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku