Berniat bekerja di perusahaan multinasional milik Billionaire muda yang terkenal dominan adalah kesalahan bagi Hani. Dia tidak menyangka jika penilaian kinerja di lihat dari pakaian serta wajah, Sementara Hani hanya gadis desa yang cukup pintar sedang berjuang mendapatkan pekerjaan sebagai sekretaris.. setelah perdebatan panjang, dia diterima bekerja namun pertengkaran kerap terjadi antara bos nya yang perfeksionis dan dominan sementara sang sekretaris begitu kuno. Hingga suatu hari pernikahan kontrak terjadi karena suatu hal, mampukah kedua insan tersebut melalui hari nya dengan bahagia? Atau hanya perdebatan sepanjang hari di hidup mereka?
Hani menatap gedung perusahaan terbesar di Jakarta, gadis itu menghembuskan nafas dan memeluk CV lamaran nya.
matanya tak hentinya terbelalak sampai dia lupa untuk menutup mulutnya karena terlalu senang, dia bahkan tidak menyangka kalau dia akan melamar pekerjaan di perusahaan multinasional terbesar di kota nya, terlebih saat dia membayangkan jika dia bekerja di dalam gedung tersebut.
Dengan langkah antusias dia masuk dan segera memencet lift ke lantai yang di tuju.
" Hhh..aku gugup" batin nya
sesekali dia memukul dadanya berusaha untuk tidak gugup dan gemetar,
Ketika pintu lift terbuka,dia melangkah kan kaki sambil berdoa.
Lift berhenti di lantai yang sudah dia tekan sebelumnya, gadis itu pun melangkah keluar lift dan menoleh heran
" Aduh ruangan nya yang mana? " sungut hani sambil celingak-celinguk di dalam ruangan luas di mana semua karyawan sedang bekerja begitu rapih dan teratur
" Permisi apakah anda Hani Pradipta" sapa pria paruh baya dengan setelan jas hitam rapih mendekat kearah gadis tersebut
" Ohh iya pak, kenalkan saya hani " jawabnya ramah
" Ayo ikut saya ke ruangan CEO" ucapnya sambil tersenyum dan berjalan di samping hani.
"Sejujurnya aku yang seharusnya mewawancarai mu hari ini, tapi berhubung kau adalah sekretaris untuk CEO.. jadi dia menginginkan mewawancarai orang itu sendiri" ucap pria paruh baya tersebut ramah
Hani tersenyum tipis
"Tidak apa-apa pak" jawab gadis itu
Tibalah mereka di satu ruangan dengan pintu yang sangat besar, bercat hitam dan tertulis dengan besar ruangan CEO
Tok tok tok tok sebuah ketukan dari pria paruh baya itu membuat Hani gemetar karena gugup sementara pria paruh baya itu sepertinya memahami Hani yang sedang gugup bukan main
"Jangan khawatir..aku percaya bahwa kau akan bergabung dengan kami di perusahaan ini" bisik pria tersebut tersenyum dan membuat perasaan Hani menjadi lebih baik.
" Masuk" terdengar suara bariton dari dalam ruangan
Krekkk
Pintu terbuka dan gadis itu pun mengikuti langkah pria paruh baya tersebut.
Terlihat seorang pria muda yang sedang asik melakukan pekerjaan nya, matanya tertuju terus ke layar komputer
" Permisi tuan, ini sekretaris anda yang baru " ucapnya sopan
Tak lama pria itu menatap Hani intens dari atas juga ke bawah
Sebuah tatapan yang membuat gadis itu
merasa tidak nyaman.
" Style nya kuno sekali, tidak ada yang lebih baik,aku akan malu bila nanti menghadiri rapat dengan si kuno ini " ucapnya enteng sambil matanya kembali ke layar komputer
Deg
Mendengar hal itu spontan membuat Hani ingin sekali mencekik pria tersebut, tapi tunggu!
Apakah ini CEO yang di maksud? Kenapa dia begitu sombong dan tidak sopan?
" huh " umpat hani kesal
" Maaf tuan, gadis ini adalah kriteria terbaik yang kita dapatkan,dan saya rasa dia sangat cocok dengan pekerjaan ini dan dapat membantu anda dengan baik..nilai nya yang tertinggi di kampus bahkan kampus tempat nona ini kuliah telah merekomendasikan nya "
Ucap pria paruh baya itu sopan
Pria muda yang bernama Shawn Michaels itu menghela nafas panjang dan menatap hani sambil berdiri dan memasukkan tangannya ke dalam saku celana
" Ya sudah.. sekarang bekerja lah " ucapnya sambil menggerakkan tangan
"Tapi pak, anda tidak ingin mewawancarai ku dulu? Maksud ku...bukan kah kita harus ada pertanyaan terlebih dahulu bukan" ucap gadis itu penasaran
Shawn menoleh
"Dengar nona Hani Pradipta, aku saat ini membutuhkan seorang sekretaris dan itu mendesak, jika kau masuk ke sini karena rekomendasi kampus serta profesor mu..itu berarti kau cukup layak untuk berada disini" jawab Shawn datar
"Tapi .." Hani hendak mengucapkan kata-kata lagi namun Shawn menatap nya tajam
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi bukan? Sekarang keluar lah" titah pria tampan tersebut
Hani menghela nafas panjang dan memundurkan langkahnya bersama dengan pria paruh baya yang bersama dengan nya sedari tadi
Mereka segera pergi dan itu lalu melangkah menuju ruangan sekretaris yang letaknya di sebelah ruangan CEO
" Maafkan sikap Tuan Shawn,dia sebenarnya cukup baik tapi... begitulah kalo bicara suka seenak hati nya, dan kau harus tahu kalau tuan Shawn adalah pria yang perfeksionis...kau sebisa mungkin bekerja dengan benar dan sesuai perintah nya," ucap pria paruh baya tersebut tersenyum
Hani menganggukkan kepalanya
"Baik pak" jawab Hani
" Oh iya kenalkan saya Rudi Hartono saya manager di kantor ini " ujarnya sopan
Gadis itu membalas jabatan tangan prua paruh baya tersebut.
Hani duduk di meja kerja nya tepat di sebelah
ruangan CEO sombong tersebut
Sambil mulai mengerjakan tugas yang sudah menumpuk.
Tak lama kemudian
Tuan sombong tersebut membuka pintunya dan menatap Hani datar.
" Hei kuno, nanti ikut dengan ku..aku ada meeting tapi kau jangan mempermalukan ku disana" ucapnya enteng
Hani menarik nafas berat.. sesungguhnya dia sangat kesal dengan ucapan pria tersebut, tapi mencoba untuk menutupi nya.
" Ia tuan " jawab nya sambil tersenyum walau terpaksa.
"Dan satu lagi...mulai besok perbaiki pakaian mu, aku tidak menyukai style mu itu" ujar Shawn
Hani berdiri dan melihat pakaian nya sendiri, sebuah dress selutut bunga-bunga berwarna kuning dan juga sepatu berwarna coklat
"Ini pakaian yang baru saja ku beli di pasar tuan, tampaknya tidak ada yang salah dengan pakaianku" tanya Hani
Shawn melipat kedua tangannya di dada
"Memang tidak ada yang salah hanya saja aku tidak menyukai dress yang berwarna kuning menyala itu, sementara sepatu berwarna coklat... Benar-benar lucu" ucap nya sambil menutup pintu ruangan Hani
Gadis itu menghela nafas panjang, dia tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan seorang bos yang begitu arogan dan juga seenaknya dalam bertutur kata
Dia bahkan menghina seseorang tepat di depannya sendiri, sungguh attitude yang buruk.. Bagaimana bisa seorang pria yang memiliki attitude yang buruk menjadi seorang CEO dari perusahaan multinasional yang cukup berkembang?
Hani harus mengingat pesan dari Pak Rudi..manager di perusahaan ini
Jika CEO mereka adalah orang yang sangat perfeksionis,
Ini adalah hari pertamanya bekerja dan dia harus memberi kesan yang baik sesuai dengan rekomendasi dari kampusnya
Dia menjalani pekerjaan itu dengan sangat baik meskipun batin yang merasa tersiksa dengan pria tampan yang suka berkata seenaknya
Waktu menunjukkan pukul 18.00
Gadis itu bergegas pulang setelah tuan Shawn lebih dulu kembali ke rumah,
Gadis itu tampak senang dan dia ingin berbagi kebahagiaan dengan sahabat nya Yuli,
Selama ini Hani memang menumpang di kontrakan teman nya itu untuk sementara sampai dia mendapat gaji bulan depan
Gadis itu melangkah turun dari angkutan umum dan beranjak melangkah menuju kontrakan Yuli
Saat didepan pintu rumah Yuli, mata gadis itu terbelalak
Hani menatap bingung sahabat nya yang sedang sibuk mengepak barang.. banyak barang yang sudah tersusun di dalam kardus.
" Kamu mau kemana" tanya hani penasaran
Yuli menatap hani sendu
" Maaf han, aku lupa memberi tahukan mu kalau aku harus pindah, karena besok kantor ku pindah ke bali,tapi kamu bisa terusin kontrakan ini kok" ucapnya pelan
Hani hanya tersenyum halus sembari membantu sahabat nya tersebut membereskan barang-barang
Setelah selesai..yuli langsung menaiki mobil online yang di pesan nya.. matanya menatap hani sendu
" Jaga kesehatan ya,aku bakal kangen kamu.. maafkan aku karena tiba-tiba aku harus pergi, sejujurnya aku sangat berat meninggalkan mu tapi aku harus ikut ke Bali dan tinggi di mess kantor" ucapnya sambil terisak menangis
Hani pun membalas pelukan tersebut
Matanya menatap sedih melihat kepergian sahabat nya itu
" Gimana aku terusin kontrakan ini, sedangkan aku tidak punya uang, seminggu lagi kontrakan habis " ucapnya lirih
Hani merebahkan tubuhnya di atas kasur, sesekali menghela nafas halus
" Ayah..ibu ..hani baik baik saja,semoga ayah sama ibu juga bahagia di surga ya" gumamnya terisak.
4 hari kemudian
Hani kembali bekerja dengan wajah yang sembab, sesekali dia menopang kan dagunya di atas meja dan menghela nafas panjang.
" Ke mana lagi ya,aku cari kontrakan murah? Uang ku cuma cukup untuk makan" gumam nya sedih
Tanpa disadari sepasang mata menatap nya tajam dan mendekat ke meja Hani sambil mengetuk ngetuk meja
Hani tersentak kaget saat ia melihat bahwa atasannya sudah berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada dan menatapnya dengan tatapan tajam, Gadis itu pun langsung menelan ludahnya dia benar-benar takut dengan tatapan tajam tersebut
" Aku dari tadi memanggilmu tapi kau tidak mendengarkan kau sama sekali, aku menggajimu bukan untuk melamun, jadi cepat ke ruangan ku dan katakan schedule ku hari ini dan mana berkas yang ku suruh revisi kemarin" ujar shawn emosi
Hani yang mendengar ocehan bos nya itu hanya tertunduk untuk menutupi wajahnya yang sembab
" Iya tuan, saya segera membawa berkas itu" jawab nya pelan
Mata Shawn menatap koper di ujung kursi dan menatap Hani sambil mengerutkan kening nya heran
" Jangan bilang kalau kau di usir dari kontrakan mu dan berniat tidur di perusahaan ini untuk sementara waktu, dengar nona aku tidak akan membiarkan hal itu" ucapnya dengan suara mengintimidasi
"A-aku, bukan di usir, tepat nya aku tidak memiliki tempat tinggal, uang ku tidak cukup untuk membayar kontrakan tuan" ujar nya tertunduk lesu
"Lalu? Apa selama ini kau tidur di jalanan?" Tanya Shawn
Hani menggelengkan kepalanya
"Aku baru pergi tadi pagi, aku tidak meneruskan kontrakan ku karena aku tidak memiliki uang yang cukup, sekarang aku bingung kemana aku harus pergi" ucap nya tertunduk
Mendengar ucapan tersebut sontak shawn menatap Hani datar
Kebetulan pelayan nya sedang pulang kampung,,dan di rumah tidak ada pelayan sama sekali, gadis ini tampak nya cocok untuk menggantikan pelayan nya yang pergi untuk sementara waktu dan Shawn bisa memakai tenaganya bukan? lumayan untuk mengirit membayar pelayan baru, batinnya terkekeh
Hani yang menyadari bos nya termenung segera menepuk tangannya Pelan
" Ada apa tuan " tanyanya
Shawn tersenyum smirk menatap hani
" Hei kuno, berhubung pelayan ku pulang kampung kau bisa tinggal di rumah ku untuk sementara..tapi kau tidak bisa seenaknya tinggal di rumah ku begitu saja, kau harus merapihkan rumah, pakaian, juga makanan ku.. anggap saja uang sewa itu kau pakai dengan tenaga" tawar pria itu
Hani memikirkan dalam dalam ucapan bos nya tersebut, sepertinya tidak buruk dan itu lebih baik daripada dia tinggal di luar tanpa memiliki tempat tinggal dan itu hanya sementara Bukan? Setelah dia mendapatkan gaji pertamanya dia akan mencari kontrakan yang lebih layak untuk nya sendiri
Hani menghelah nafas dan tersenyum lebar
" Baik tuan saya terima, tapi anda jangan
berani macam-macam sama saya" ucapnya pelan
Mendengar hal itu Shawn tertawa geli
" Hei...kuno aku tidak tertarik dengan perempuan kurus ketinggalan zaman seperti mu, kau tahu seleraku adalah perempuan dengan body gitar spanyol, sedangkan kau body mu itu tidak sesuai ekspektasi ku sama sekali jadi berhenti berfikir yang tidak-tidak tentang ku...kau jauh dari selera ku " ucapnya sambil tertawa lepas dan terbahak-bahak
Hani hanya diam menahan amarahnya
" Sabar hani..sabar..ini ujian, yang terpenting sekarang kau memiliki tempat tinggal dari pada tidak sama sekali" batin nya kesal
Buku lain oleh NiaRiski
Selebihnya