Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA

KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA

Aura_Aziiz16

4.7
Komentar
69.5K
Penayangan
47
Bab

"Kenapa aku selalu dibedakan dari menantu-menantu ibu yang lain?" tanya Mia berapi-api. "Karena kamu memang beda! Kamu miskin sedang mereka kaya!" sahut mertuanya dengan pongah. Mia menggertakkan giginya. Sungguh, kalau saja ibu mertuanya tahu, harta benda yang berhasil ia kumpulkan dari hasil menulis online, mungkin ibu mertuanya akan terbelalak takjub. Tapi tidak! Karena ia justru tak ingin mertua dan suaminya yang zolim itu sampai tahu pundi-pundi logam mulia yang ia sembunyikan di suatu tempat yang aman.

Bab 1 Menantu Tak Dianggap

"Mia, beresin dapur dulu. Habis itu cuci semua piring kotor dan sapu rumah, baru istirahat. Jangan malas, perempuan hamil nggak boleh malas-malas!" ucap Bu Rina mertuanya saat Mia baru saja duduk setelah sedari pagi berkutat dengan pekerjaan dapur, membantu Mbak Yem, tukang masak yang biasa dipanggil untuk bantu-bantu masak menyiapkan hidangan untuk para tamu acara arisan yang baru saja selesai dilangsungkan di kediaman ibu mertuanya itu.

Para tamu sudah pulang. Tinggal Mia, Bu Rina, Mbak Dina dan Mbak Sri, dua menantu yang lain serta dua adik iparnya yang saat itu masih berada di rumah besar milik mertuanya.

Beda dengan Mia yang baru saja duduk, dua menantu ibu mertuanya dan dua adik iparnya itu justru sudah sedari tadi duduk manis sambil menikmati hidangan yang susah payah Mia dan Mbak Yem siapkan. Tapi herannya, ibu mertuanya malah mengatakan kalau Mia sedari tadi hanya duduk-duduk saja.

Apa ibu mertuanya itu sudah mulai pikun atau berkurang penglihatannya sehingga tidak lagi bisa melihat dengan sempurna ya? Tak urung Mia bertanya heran dalam hati.

Mendengar ucapan ibu mertuanya, Mia menghela nafas. Nasib. Baru saja istirahat sejenak hendak mencicipi sisa hidangan acara, ia sudah ditegur begitu keras.

"Sebentar, Bu. Mia capek sekali, pengen istirahat dulu. Dari pagi tadi Mia 'kan di dapur terus bantuin Mbak Yem masak. Mia lapar," sahut Mia sembari meraih potongan bolu pandan dan hendak menyuapkannya ke mulut, tetapi belum sempat mengunyah, dengan cepat ibu mertuanya menepuk punggung tangannya, mencegahnya mengambil potongan kue itu.

"Beresin rumah dulu, baru boleh makan!" ketus ibu mertuanya kembali sembari mendelik tajam.

Mendapati perlakuan ibu mertua, ada yang terasa menyesak di sudut hati Mia. Sesuatu yang membuat sudut hatinya terasa sakit, seolah ditusuk sembilu tajam.

Ya, sedari dulu perlakuan ibu mertua padanya tak pernah baik. Ia selalu dibeda-bedakan dengan menantunya yang lain. Dijadikan pembantu di rumah ini. Entah mengapa. Apakah karena ia miskin lalu ibu mertua memperlakukannya seperti itu?

Ia hendak beranjak pergi karena tak ingin tangisnya tumpah di situ, tetapi baru saja melangkah, mertuanya telah kembali berseru keras.

"Mau ke mana kamu, menantu miskin? Kamu nggak dengar ibu nyuruh apa? Beresin dulu rumah ini baru kamu boleh istirahat!" ucap Bu Rina kembali tanpa perasaan.

"Iya, main pergi aja! Kamu nggak dengar ibu nyuruh apa?" timpal Mbak Dini, menantu ibunya yang lain, diamini Mbak Sri yang tersenyum mengejek tanpa belas kasihan. Begitu pula dua adik iparnya, Mila dan Sinta yang sama-sama menatapnya dengan tatapan tak suka.

Kali ini Mia tak bisa lagi membendung air matanya. Susah payah ia berusaha menahan agar tak keluar di hadapan mertua dan iparnya yang lain itu, tapi Mia tak kuat. Akhirnya ia sesenggukan juga.

Hatinya sakit diperlakukan berbeda dari semua yang ada di rumah ini. Bagaikan bumi dan langit. Sedari awal menikah.

Terhadapnya, Bu Rina selalu bersikap judes dan sinis, sementara pada dua menantunya yang lain, ibu mertuanya selalu bersikap baik dan lembut.

"Heh, diperintah malah nangis! Dasar mantu cengeng. Udah miskin, pemalas, cengeng lagi. Baru disuruh beresin rumah aja nangis! Diam atau ibu suruh Azmi ngasih pelajaran ke kamu?" ucap Bu Rina dengan mata membulat sempurna, membuat Mia bergidik ngeri membayangkan jika ancaman itu benar-benar dilakukan ibu mertuanya itu padanya.

Ia tahu, Azmi suaminya pasti lebih mendengarkan ucapan ibunya dari pada dirinya. Jika Bu Rina menyuruh suaminya itu memberi pelajaran, pasti akan dilakukannya meski tahu Mia sedang mengandung anaknya dengan usia kehamilan yang masih sangat muda.

"Enggak, Bu. Jangan ... Iya, biar Mia beresin rumahnya tapi izinkan Mia istirahat sebentar saja ya, Bu. Mia capek dan lapar banget."

Mia mengelus perutnya. Sedari tadi ia memang belum makan, hanya minum saja. Ibu mertuanya menyimpan semua makanan yang telah selesai dimasak dalam lemari yang langsung dikunci rapat hingga akhirnya Mia hanya bisa menahan rasa lapar sendirian.

"Ya, udah. Istirahat aja sebentar. Habis itu kerjakan lagi pekerjaan rumah yang belum selesai. Awas kalau sampai sore semuanya belum beres!"

Ancam mertuanya lagi dan diangguki yang lain yang seolah-olah mendukung perlakuan ibu mertua itu padanya. Padahal mereka sama-sama menantu di rumah ini. Bedanya Mbak Dina dan Mbak Sri, memiliki rumah sendiri sebelum menikah sehingga saat sudah menikah, suami-suami mereka itu tinggal bersama di rumah tersebut. Tidak seperti dirinya yang pasca menikah, ikut suaminya tinggal di rumah mertuanya ini.

Meski perintah agama mensyariatkan seorang istri untuk ikut ke mana suaminya mengajaknya tinggal, tetapi sepertinya tak begitu dengan pandangan ibu mertuanya. Dengan ikut suami, ia justru dituduh miskin karena tak punya kediaman sendiri.

Mia mengangguk, lalu pergi ke dapur dan istirahat sebentar di sofa santai yang ada di belakang dapur. Tadi, ia melihat masih ada beberapa potong kue sisa di sana. Ingin ia makan sedikit untuk mengganjal perut yang sudah lapar.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Aura_Aziiz16

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA
1

Bab 1 Menantu Tak Dianggap

08/12/2021

2

Bab 2 Mertua Kejam

08/12/2021

3

Bab 3 Aku Bukan Menantu Miskin, Bu!

08/12/2021

4

Bab 4 Gajian Pertama dari Menulis

08/12/2021

5

Bab 5 Wanita Lain di Hati Azmi

08/12/2021

6

Bab 6 Pertengkaran

08/12/2021

7

Bab 7 Penghinaan Mertua

08/12/2021

8

Bab 8 Meninggalkan Rumah Mertua

17/12/2021

9

Bab 9 Wanita Baru

17/12/2021

10

Bab 10 Semua Tak Seindah Rencana

17/12/2021

11

Bab 11 Kemarahan Ibu

14/01/2022

12

Bab 12 Bangkit

14/01/2022

13

Bab 13 Hidup Tanpa Menantu

14/01/2022

14

Bab 14 Hidup Baru Mia

14/01/2022

15

Bab 15 Jemput Lagi Mantan Istrimu

14/01/2022

16

Bab 16 Mengurus Gugatan Perceraian

14/01/2022

17

Bab 17 Menjemput Ibu

14/01/2022

18

Bab 18 Kebingungan Bu Rina

14/01/2022

19

Bab 19 Kegundahan Azmi

14/01/2022

20

Bab 20 Bu Rina Gembira

14/01/2022

21

Bab 21 Azmi Ingin Kembali

14/01/2022

22

Bab 22 Yusuf

14/01/2022

23

Bab 23 Kedatangan Bu Rina

14/01/2022

24

Bab 24 Kemarahan Bu Rina

14/01/2022

25

Bab 25 Tak Ada Kata Rujuk

14/01/2022

26

Bab 26 Kapan Aku Punya Istri Lagi

14/01/2022

27

Bab 27 Pertengkaran Azmi dan Bu

14/01/2022

28

Bab 28 Gagal Menikah Kembali

14/01/2022

29

Bab 29 Tak Sengaja Bertemu

14/01/2022

30

Bab 30 Mia Melahirkan

14/01/2022

31

Bab 31 Tak Ada Kesempatan Kedua

14/01/2022

32

Bab 32 Bayi Mia Tak Bisa Diselamatkan

14/01/2022

33

Bab 33 Yusuf Bertandang

14/01/2022

34

Bab 34 Sinta Menikah

14/01/2022

35

Bab 35 Mahar Pernikahan Sinta

14/01/2022

36

Bab 36 Sinta Dibohongi

14/01/2022

37

Bab 37 Kakak Ipar

14/01/2022

38

Bab 38 Bertandang ke Rumah Bu Indah

14/01/2022

39

Bab 39 Pernikahan Kedua Mia

14/01/2022

40

Bab 40 Karma Untuk Sinta

14/01/2022