KUSEMBUNYIKAN KEKAYAANKU DARI SUAMI DAN MERTUA
ya. Jemari lentik berpoles kutek warna pink miliknya
mungkin deh. Kamu kan masih punya istri. Terus posisiku gimana?" bibir Mizka me
au mau, aku akan mengajukan permohonan ikrar talak pada Mia ke pengadilan agama dan kita menikah." Az
nya, Mas. Aku masih ingin bebas melakukan semua yang kuingi
Cuma buat having fun aja? Gitu?" tanya Azmi lagi mend
epannya ini ingin ia miliki seutuhnya dalam sebuah ikatan perkaw
ternyata pengganti wanita itu belum juga didapatkan. Lantas s
bu untuk makan. Kan gila! Bukannya harusnya kamu sebagai suami yang menanggung semua kebutuhan hidup istri, ya Mas? Tapi ini kok kebalikannya, malah aku yang harus bayar untuk bisa makan sementara aku juga tet
kebutuhan hidup kan semakin mahal. Gajiku nggak cukup buat sebulan, Miz jadi mas emang sengaja juga nyari istri yang nggak keberatan bantu sua
an Mas, nanti aku kabari, kalau nggak ya gimana lagi. Mungkin kita nggak jodoh, Mas," sahut Mizka enteng sembari menatap lelaki di hadapannya dengan perasaan a
atnya terganggu dan ia tidak yakin keluarga besa
udah. Pesan sang ibu agar ia jujur dan berterus terang soal nafka
an sudah ia jelaskan dengan jujur pada Mizka. Namun, ia tak pernah mengira jika i
*
bincang-bincang dengan serius. Mereka adalah Dina dan Sri, kedua menantu Bu Rina yang memang hubungan keduanya sebagai sesam
, apalagi jodoh keduanya sudah sama-sama datang, maka beliau pun memutuskan untuk menikahkan kedua a
pesta pernikahan yang dilakukan berbarengan, membuat hubungan keduanya menj
ra, wanita itu kemudian memandang Dina yang kelihatannya berusaha untuk bersikap tenang di depannya.
enantu ngasih uang tiap bulan sih. Takut aku jadinya mau tinggal serumah sama ibu. Apalagi kita sudah bohongin beliau seperti ini. Apa nggak bisa-bisa marah beliau tiap hari sama kita? Aku takut diperlakukan seperti Mia, Mbak. Ngeri!" ucap Sri sembari bergidik takut membayangkan jika dirinya harus
lan ini mereka kesulitan untuk membayar cicilan atas hutang tersebut. Jika hal itu sampai terjadi, tentu saja rumah beserta
i mereka masing-masing. Dari uang itulah, Heru serta Aris bisa memberi ibunya uang setiap bulan. Begitu
lahnya sangat besar, lebih dari satu miliar rupiah. Selama ini sertifikat-sertifikat tersebut dipercayakan pada Heru dan Aris, dua a
ng-masing jika ibu mereka memiliki banyak aset terpendam ya
ya tersebut sebagai agunan pinjaman bank demi bisa memiliki modal untuk membangun usaha sendiri. Dan
kedua menantunya itu sebelum menikah dengan anak-anaknya. Tanpa sepengetahuannya
lima puluh juta rupiah setiap bulan sebab bisnis properti yang mereka tek
cangkan hingga sama-sama kedua bingung
bu nggak tahu kalau uang itu sebenarnya berasal dari sisa pinjaman kita ke bank. Nah, kalau sampai ibu tahu kita menjadikan sertifikat rumah dan tanah-tanah beliau sebagai agunan di bank, pastilah habis kita dicaci maki seperti Mia. Terus kalau beliau nggak pun
nya gimana, Mbak?"
alahkan. Aris menyalahkannya karena dulu ia dan Dina-lah yang pertama kali mengusu
a. Kalau saat itu mereka menolak, pasti pinjaman itu pun batal. Jadi, pinjaman bank itu sudah melalui kesepakatan mereka bersam
dahal selama ini, uang hasil keuntungan usaha mereka sebagian telah diberikan pada ibu mertuanya untuk membiayai hidup dan uah a
k yang bikin masalah ini. Andai mbak nggak mengusulkan supaya sertifikat itu dipinjam, pasti kejadian in
ingung nih," keluh Sri lagi den
bih tua dan lebih berpembawaan diri tenang
itnya juga mereka sendiri. Kita cuma dikasih uang buat belanja tiap bulan. Itu pun jumlahnya nggak banyak. Pokoknya kita kompak aja Sri, kalau mereka mau menyalahkan
n kita tinggal kita buka dan bacakan lagi aja isi perjanjian saat ini. Makasih ya, Mbak. Akhirnya kita punya jalan keluar. Hmm ... kal
mereka baru punya sama-sama. Hahaha." Dina terty lebar. Wanita itu men