Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Monster Yang Bersamaku

Monster Yang Bersamaku

Joya Janis

5.0
Komentar
193
Penayangan
16
Bab

Rein percaya jika ia sudah melenyapkan Hary suaminya dan akan menyerahkan diri pada Adrian seorang polisi sahabat lamanya. Namun, sesosok laki-laki datang mengaku sebagai Hary dengan perangai yang sangat berbeda dengan Hary yang Rein kenal. Ia memperlakukan Rein dengan sangat baik dan menghujani Rein dengan cinta dan kasih sayang. Jika benar Hary sudah tiada lalu siapa laki-laki yang bersama Rein saat ini? Ataukah Rein mengalami delusi? Hanya laki-laki itu yang bisa memiliki jawabannya.

Bab 1 Monster

Rein menatap jendela kamarnya yang berembun. Hujan di luar cukup deras mata bulatnya menatap lurus pada dahan pinus yang diguyur air dari langit. Cangkir teh di genggamannya sudah mulai berkurang kehangatannya. Ia mendesah pelan. Bibir tipisnya mengulas senyum pahit meski terasa sedikit nyeri di sudut bibirnya.

Memar di sudut bibirnya pelipis dan beberapa di bagian lengan masih tampak. Matanya semakin nanar memandang jauh ke arah danau kecil di belakang rumahnya. Masih teringat jelas pergulatan keras antara ia dan Hary suaminya yang seorang baji**an.

Selama ini Rein kalah oleh Hary baik fisik dan psikis terjajah dengan semaunya laki-laki durjana yang hanya menginginkan tubuh Rein dan harta warisan orang tua perempuan malang itu. Entah setan apa yang berpihak pada Rein, saat malam lalu Hary yang pulang dalam keadaan mabuk memaksa Rein untuk melayaninya. Rein menolak hingga membuat Hary naik pitam jemari Hary dengan kokohnya menjambak rambut Rein dan menyeretnya tanpa ampun. Ia merobek pakaian Rein hingga nyaris tak tersisa seolah mendapat kekuatan mendadak Rein melawan dengan segenap tenaga.

Rein kuat sangat kuat hingga mampu membuat Hary tak sadarkan diri. Masih dengan kekuatan yang sama Rein menyeret tubuh Hary ke danau kecil di belakang rumah mereka di tengah malam buta dan hujan yang deras. Tak lupa perempuan yang hilang akal jernihnya itu memberikan pemberat pada tubuh Hary agar tetap tenggelam di dalam kepekatan danau. Tanpa emosi tanpa air mata dan tanpa raungan Hary habis malam itu.

Sudah hari kedua hujan masih turun Rein tak bisa menyaksikan senja dengan cahaya oranye yang temaram. Senja kali ini basah dan sunyi ia kini merdeka dari Hary. Namun, ada sesak yang tersisa ia akan tetap sendiri meski kelak jodohnya kan terganti bila ada. Rahimnya sudah tidak ada hancur bersama janinnya akibat tendangan kaki Hary dua tahun lalu. Mata Rein basah ia menyesap tegukan terakhir tehnya. Lalu meletakkan cangkir dan meraih ponselnya. Ia menatap nama kontak seorang kawan lamanya. Letnan Adrian. Ia pun menelpon pria itu dan tersambung.

"Halo Rein apa kabar? Tumben kamu nelpon?" suara ramah Adrian terdengar senang dengan telpon Rein.

"Adrian... aku sudah membunuh Hary." Suara Rein lembut dan tenang.

Adrian sangat terkejut dan terdiam cukup lama. Ingatannya terbang jauh pada sosok Rein yang lembut dan ceria. Mereka bersahabat sejak SMP hingga SMU dan terpisah ketika keluarga Rein pindah ke kota lain sementara Adrian memutuskan untuk menjadi seorang polisi. Mereka bertemu kembali saat reuni akbar SMU mereka.

Adrian berpikir jika ia masih punya peluang terhadap Rein untuk menjadi kekasihnya tapi salah saat itu Rein yang semakin cantik justru datang dengan tunangannya Hary. Adrian gelisah instingnya mengatakan jika ada yang disembunyikan Hary dengan perlakuannya bak ratu kepada Rein. Semua temannya mengatakan jika mereka serasi dan tampak berbahagia tapi tidak dengan Adrian hati kecilnya mengatakan jika...

"Adrian... kau masih disana?" Suara serak Rein mengaburkan ingatan Adrian. Pria tegap itu resah jika benar Rein sudah menghilangkan nyawa Adrian.

"Iya Rein share lokasi kamu yaa aku kesana sekarang."

Adrian terduduk di kursinya, ia seperti tak percaya dan mungkin tak akan pernah bisa percaya jika Rein melakukan suatu pembunuhan. Bahkan seekor semut pun Rein tak akan menginjaknya dengan sengaja terlebih ini nyawa manusia, suaminya sendiri. Di sudut hati Adrian yang lain malah bersemu karena rindu yang lama ia kunci justru tiba-tiba hadir menyeruak di segenap rongga dadanya. Ia rindu pada sosok manja yang sering bergelayut di lengannya.

Tawa yang renyah dan celotehnya yang nyaris tak pernah kehabisan kata. Lalu mengapa Rein tak pernah bisa melihat cinta di mata Adrian? Mengapa Rein tak pernah gugup saat ia bersandar pada bahu Adrian sementara butuh perjuangan bagi Adrian untuk menenangkan jantungnya? Adrian menyugar rambutnya dengan gusar, meski ingin sesekali menelpon Rein ia tak sanggup melakukan itu. Cemburu, kecewa dan patah hati masih bersatu mengunci jarak yang Adrian ciptakan.

Lalu sekarang... Rein membunuh Hary? Apa Rein sudah gila atau memang Hary pantas untuk itu? Ia pun berdiri mencari kunci mobil dan memutuskan untuk melihat Rein namun tidak sebagai polisi tapi sebagai Adrian yang dulu sebagai pahlawan Rein.

Mesin mobil terdengar dimatikan dan langkah-langkah berat menyusul hingga ke dalam rumah. Pintu terbuka lebar dan sesekali Adrian memanggil nama Rein. Sunyi. Adrian tampak semakin gusar ketika tiba di ruang tengah semua tampak kacau, pecahan kaca, meja yang terbalik barang-barang yang berserak dan ceceran darah....

"Rein... kamu dimana?" Mata Adrian mengawasi setiap sudut rumah dan pelan-pelan melangkah menyusuri tiap bagian rumah dan berharap menemukan Rein tanpa luka. Kaki Adrian sudah tiba di beranda halaman belakang, pemandangannya begitu indah dengan danau kecil tak jauh dari rumah Rein.

"Adrian...," suara Rein tanpa semangat memanggil nama sahabatnya itu. Ia sedang bersandar pada tiang di sudut beranda. Adrian sedikit terkejut mendengar namanya dipanggil. Rein masih membelakanginya dengan perlahan tangan Adrian terjulur ke bahu Rein dan memutar bahu Rein hingga berbalik menghadap Adrian. Mata Rein basah juga pipinya karena air mata yang tiba-tiba deras meluncur dari mata coklat Rein.

Adrian menghela nafas berat melihat memar-memar di wajah Rein dan seketika itu juga memeluk Rein dengan hangat. Kesedihan dan kerinduan mengaduk dada Adrian ia mengelus kepala Rein dengan lembut. Tangis Rein pecah ia sudah tak ingat lagi kapan terakhir Hary memeluknya penuh kasih seperti yang dilakukan Adrian saat ini.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Joya Janis

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.8

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku