Monster Yang Bersamaku

Monster Yang Bersamaku

Joya Janis

5.0
Komentar
198
Penayangan
16
Bab

Rein percaya jika ia sudah melenyapkan Hary suaminya dan akan menyerahkan diri pada Adrian seorang polisi sahabat lamanya. Namun, sesosok laki-laki datang mengaku sebagai Hary dengan perangai yang sangat berbeda dengan Hary yang Rein kenal. Ia memperlakukan Rein dengan sangat baik dan menghujani Rein dengan cinta dan kasih sayang. Jika benar Hary sudah tiada lalu siapa laki-laki yang bersama Rein saat ini? Ataukah Rein mengalami delusi? Hanya laki-laki itu yang bisa memiliki jawabannya.

Bab 1 Monster

Rein menatap jendela kamarnya yang berembun. Hujan di luar cukup deras mata bulatnya menatap lurus pada dahan pinus yang diguyur air dari langit. Cangkir teh di genggamannya sudah mulai berkurang kehangatannya. Ia mendesah pelan. Bibir tipisnya mengulas senyum pahit meski terasa sedikit nyeri di sudut bibirnya.

Memar di sudut bibirnya pelipis dan beberapa di bagian lengan masih tampak. Matanya semakin nanar memandang jauh ke arah danau kecil di belakang rumahnya. Masih teringat jelas pergulatan keras antara ia dan Hary suaminya yang seorang baji**an.

Selama ini Rein kalah oleh Hary baik fisik dan psikis terjajah dengan semaunya laki-laki durjana yang hanya menginginkan tubuh Rein dan harta warisan orang tua perempuan malang itu. Entah setan apa yang berpihak pada Rein, saat malam lalu Hary yang pulang dalam keadaan mabuk memaksa Rein untuk melayaninya. Rein menolak hingga membuat Hary naik pitam jemari Hary dengan kokohnya menjambak rambut Rein dan menyeretnya tanpa ampun. Ia merobek pakaian Rein hingga nyaris tak tersisa seolah mendapat kekuatan mendadak Rein melawan dengan segenap tenaga.

Rein kuat sangat kuat hingga mampu membuat Hary tak sadarkan diri. Masih dengan kekuatan yang sama Rein menyeret tubuh Hary ke danau kecil di belakang rumah mereka di tengah malam buta dan hujan yang deras. Tak lupa perempuan yang hilang akal jernihnya itu memberikan pemberat pada tubuh Hary agar tetap tenggelam di dalam kepekatan danau. Tanpa emosi tanpa air mata dan tanpa raungan Hary habis malam itu.

Sudah hari kedua hujan masih turun Rein tak bisa menyaksikan senja dengan cahaya oranye yang temaram. Senja kali ini basah dan sunyi ia kini merdeka dari Hary. Namun, ada sesak yang tersisa ia akan tetap sendiri meski kelak jodohnya kan terganti bila ada. Rahimnya sudah tidak ada hancur bersama janinnya akibat tendangan kaki Hary dua tahun lalu. Mata Rein basah ia menyesap tegukan terakhir tehnya. Lalu meletakkan cangkir dan meraih ponselnya. Ia menatap nama kontak seorang kawan lamanya. Letnan Adrian. Ia pun menelpon pria itu dan tersambung.

"Halo Rein apa kabar? Tumben kamu nelpon?" suara ramah Adrian terdengar senang dengan telpon Rein.

"Adrian... aku sudah membunuh Hary." Suara Rein lembut dan tenang.

Adrian sangat terkejut dan terdiam cukup lama. Ingatannya terbang jauh pada sosok Rein yang lembut dan ceria. Mereka bersahabat sejak SMP hingga SMU dan terpisah ketika keluarga Rein pindah ke kota lain sementara Adrian memutuskan untuk menjadi seorang polisi. Mereka bertemu kembali saat reuni akbar SMU mereka.

Adrian berpikir jika ia masih punya peluang terhadap Rein untuk menjadi kekasihnya tapi salah saat itu Rein yang semakin cantik justru datang dengan tunangannya Hary. Adrian gelisah instingnya mengatakan jika ada yang disembunyikan Hary dengan perlakuannya bak ratu kepada Rein. Semua temannya mengatakan jika mereka serasi dan tampak berbahagia tapi tidak dengan Adrian hati kecilnya mengatakan jika...

"Adrian... kau masih disana?" Suara serak Rein mengaburkan ingatan Adrian. Pria tegap itu resah jika benar Rein sudah menghilangkan nyawa Adrian.

"Iya Rein share lokasi kamu yaa aku kesana sekarang."

Adrian terduduk di kursinya, ia seperti tak percaya dan mungkin tak akan pernah bisa percaya jika Rein melakukan suatu pembunuhan. Bahkan seekor semut pun Rein tak akan menginjaknya dengan sengaja terlebih ini nyawa manusia, suaminya sendiri. Di sudut hati Adrian yang lain malah bersemu karena rindu yang lama ia kunci justru tiba-tiba hadir menyeruak di segenap rongga dadanya. Ia rindu pada sosok manja yang sering bergelayut di lengannya.

Tawa yang renyah dan celotehnya yang nyaris tak pernah kehabisan kata. Lalu mengapa Rein tak pernah bisa melihat cinta di mata Adrian? Mengapa Rein tak pernah gugup saat ia bersandar pada bahu Adrian sementara butuh perjuangan bagi Adrian untuk menenangkan jantungnya? Adrian menyugar rambutnya dengan gusar, meski ingin sesekali menelpon Rein ia tak sanggup melakukan itu. Cemburu, kecewa dan patah hati masih bersatu mengunci jarak yang Adrian ciptakan.

Lalu sekarang... Rein membunuh Hary? Apa Rein sudah gila atau memang Hary pantas untuk itu? Ia pun berdiri mencari kunci mobil dan memutuskan untuk melihat Rein namun tidak sebagai polisi tapi sebagai Adrian yang dulu sebagai pahlawan Rein.

Mesin mobil terdengar dimatikan dan langkah-langkah berat menyusul hingga ke dalam rumah. Pintu terbuka lebar dan sesekali Adrian memanggil nama Rein. Sunyi. Adrian tampak semakin gusar ketika tiba di ruang tengah semua tampak kacau, pecahan kaca, meja yang terbalik barang-barang yang berserak dan ceceran darah....

"Rein... kamu dimana?" Mata Adrian mengawasi setiap sudut rumah dan pelan-pelan melangkah menyusuri tiap bagian rumah dan berharap menemukan Rein tanpa luka. Kaki Adrian sudah tiba di beranda halaman belakang, pemandangannya begitu indah dengan danau kecil tak jauh dari rumah Rein.

"Adrian...," suara Rein tanpa semangat memanggil nama sahabatnya itu. Ia sedang bersandar pada tiang di sudut beranda. Adrian sedikit terkejut mendengar namanya dipanggil. Rein masih membelakanginya dengan perlahan tangan Adrian terjulur ke bahu Rein dan memutar bahu Rein hingga berbalik menghadap Adrian. Mata Rein basah juga pipinya karena air mata yang tiba-tiba deras meluncur dari mata coklat Rein.

Adrian menghela nafas berat melihat memar-memar di wajah Rein dan seketika itu juga memeluk Rein dengan hangat. Kesedihan dan kerinduan mengaduk dada Adrian ia mengelus kepala Rein dengan lembut. Tangis Rein pecah ia sudah tak ingat lagi kapan terakhir Hary memeluknya penuh kasih seperti yang dilakukan Adrian saat ini.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Joya Janis

Selebihnya

Buku serupa

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku