Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dulu Miskin Sekarang Jadi Orang Kaya

Dulu Miskin Sekarang Jadi Orang Kaya

82y2URtXFtx_

5.0
Komentar
24
Penayangan
2
Bab

Felica Rania Safira anak yatim piatu kedua orang tua meninggal karena kecelakaan. Felica Rania Safira yang biasa dipanggil Feli telah menikah Malvin Adzriel dan sudah dikurnia dua orang anak laki-laki dan perempuan. Anak pertama bernama Victor Rando Orniel yang masih berumur 3 tahun dan anak keduanya bernama Adara Zivana Rania yang masih berumur 6 bulan. Feli mengira bahwa menikah dengan Malvin bisa bahagia tapi ternyata tidak setelah menikah dengan Malvin justru Feli dijadikan pembantu di rumah suaminya bahkan Feli selalu dihina karena dirinya berasal dari keluarga miskin hingga suatu hari Malvin berselingkuh dengan sekretarisnya lalu menceraikan Feli dan mengusir Feli dan kedua anaknya hanya karena Malvin ingin menikah dengan selingkuhnya. Bagaimana nasib Feli dan kedua anaknya setelah diusir oleh suaminya?

Bab 1 Kenapa Kamu Tidak Perduli Dengan Anakmu Mas

Di sebuah rumah yang megah terdapat seorang wanita cantik yang sedang memasak di dapur. Wanita cantik itu adalah Felica Rania Safira yang biasa dipanggil Feli.

Namun saat sedang memasak tiba-tiba putrinya menangis membuat Feli menghentikan aktivitas memasaknya sebelum pergi meninggalkan dapur Feli mematikan kompornya terlebih dahulu lalu pergi menuju ruang tamu dan Feli tersentak kaget ketika melihat putrinya sudah terbaring di karpet dengan tubuhnya yang menindih tubuh Victor.

"Apa yang terjadi sama kalian? Kenapa kalian tiba-tiba terjatuh gini?" tanya mama Feli.

"Tadi adik Ziva mau jatuh dari kursi ma jadi Victor tolongin kalau Victor tidak melindungi adik pasti adik Ziva sudah kebentur lantai," jawab Victor membuat Feli tersentak kaget.

"Tapi kamu tidak apa-apa sayang?" tanya mama Feli yang di balas gelengan oleh Victor.

"Aku baik-baik saja tapi adik baik-baik saja kan?" tanya Victor balik.

"Ya sayang adik kamu baik-baik saja," jawab mama Feli sambil tersenyum.

Lalu Feli menatap adik iparnya yang tengah bermain ponsel.

"Kamu tahu kalau Ziva jatuh dari kursi?" tanya Feli yang di balas anggukan oleh adik iparnya itu.

"Ya aku tahu," ucap adik iparnya itu dengan santainya.

"Lalu kalau kamu sudah tahu kenapa kamu tidak menolong Ziva?" tanya Feli membuat adik iparnya menghela nafas panjangnya.

"Ya aku enggak mau aja lah lagi pula kan ada Victor yang bisa menjaga Ziva," jawab adik iparnya membuat Feli mendelik.

"Victor masih kecil seharusnya kamu yang sudah dewasa bisa menjaga kedua keponakan kamu bukan malah main ponsel kaya gini," ucap Feli membuat adik iparnya itu mendengus kesal.

"Ogah bangat aku disuruh jagain kedua anak kakak lebih baik gue main game aja daripada harus menjaga kedua anak kamu," ucap adik iparnya itu dengan sinis.

"Seharusnya si tadi mati aja sekalian tuh si Ziva," sambung adik iparnya itu.

Plak

Feli yang sudah terlanjur emosi langsung menampar adik iparnya itu membuat adik iparnya yang bernama Manda itu tersentak kaget.

"Berani bangat kakak menampar aku?" tanya Manda dengan kesal.

"Siapa kamu yang harus aku takutin? Aku menampar kamu karena perkataan kamu yang tidak bisa di jaga yang seenaknya mendoakan anak aku mati," jawab Feli.

"Aku enggak mendoakannya mati kok hanya salah ucap aja," bantah Manda.

Victor yang sejak tadi mendengar perdebatan mama dan tantenya itu langsung memanggil mamanya.

"Mama," panggil Victor membuat Feli menoleh ke arah anaknya itu.

"Ya ada apa sayang? Apa ada yang sakit?" tanya mama Feli yang di balas gelengan oleh Victor.

"Enggak ma, aku lupa mau memberitahu mama bahwa adik Ziva tadi tidak jatuh sendiri melainkan didorong oleh tante Manda," jawab Victor membuat Feli terkejut dan syok.

Tanpa basa basi lagi Feli kembali menampar Manda membuat cewek itu kembali tersentak.

"Apaan si kakak menampar aku lagi," ucap Manda sambil memegang pipinya yang terasa sakit akibat tamparan kakak iparnya itu sebanyak dua kali.

"Maksud kamu apa mendorong putriku sampai jatuh dari kursi?" tanya Feli.

"Ya karena anak kamu itu gangguin aku mulu yang lagi main ponsel ya sudah lah aku dorong aja," jawab Manda dengan santai.

"Tapi enggak seharusnya kamu dorong putriku sampai jatuh Manda!" bentak Feli yang mulai tersulut emosi.

Bu Ningsih yang mendengar keributan di ruang tamu langsung keluar dari kamarnya menuju ruang tamu dan bu Ningsih yang melihat anaknya ditampar oleh menantunya itu langsung menghampiri.

Tidak terima anaknya ditampar bu Ningsih langsung menampar Feli membuat Ziva yang sedang berada di gendongan mamanya tersentak kaget dan langsung menangis .

Plak

"Hey, kamu wanita miskin apa kamu maksud kamu menampar anak saya!" teriak mama Ningsih dengan emosi yang menggebu.

Feli menahan rasa sakit di pipinya sambil menenangkan putrinya yang tengah menangis.

"Wajar saja jika aku menampar anak mama karena Manda sudah mendorong putriku sampai terjatuh dari kursi," ucap Feli membuat mama Ningsih mencebik.

"Enggak usah lebay deh cuma didorong doang kan enggak dibanting jadi enggak usah nampar anak aku kaya gitu," ucap mama Ningsih membuat Feli sedikit terkejut.

Apa tadi katanya cuma didorong? Apa mereka lupa kalau Ziva masih bayi bukan orang dewasa.

"Mama bilang lebay kalau anak aku sampai terluka apa anak mama mau bertanggung jawab," ucap Feli yang tidak habis pikir dengan jalan pikiran mama mertuanya itu.

Mama Ningsih hendak berbicara lagi namun mengurungkan niatnya ketika melihat anak laki-lakinya pulang.

Malvin merasa heran sekaligus bingung dengan wajah adiknya yang nampak memerah.

"Apa yang terjadi sama kamu Manda? Kenapa pipi kamu terlihat memerah kaya abis kena tampar," ucap Malvin.

"Ya aku memang habis ditampar sama istri kamu itu kak," ucap Manda dengan ketus membuat Malvin menatap istrinya dengan tatapan tajam.

"Apa maksud kamu menampar adik aku?" tanya Malvin.

"Ya wajar saja aku menamparnya mas karena adik kamu sudah mendorong Ziva sampai terjatuh dari kursi," jawab Feli.

"Halah, cuma kaya gitu doang dipermasalahkan lagi pula aku lihat Ziva baik-baik saja kan jadi tidak usah diperpanjang lagi masalah ini," ucap Malvin membuat Feli membulatkan matanya.

"Dan kamu juga dari mana saja sampai lalai menjaga anak sendiri," sambung Malvin.

"Aku tidak lalai mas aku menitipkan ke Manda karena aku mau memasak buat makan siang kita tapi malah Manda bersikap kasar dengan anak aku," ucap Feli.

"Ya kan kamu bisa menggendong Ziva sambil memasak," ucap Malvin dengan santainya.

"Intinya salah kamu karena kamu sudah berani menampar wajah adik aku," sambung Malvin membuat Feli merasa kecewa dengan sikap suaminya itu.

Bukannya menasehati adiknya itu agar tidak melakukan kekerasan terhadap anak kecil justu Malvin menyalahkan dirinya.

Victor yang sejak tadi hanya mendengar perkataan mereka merasa kecewa dengan sikap papanya yang menyalahkan mamanya.

"Papa jangan menyalahkan mama dong lagi pula adik Ziva jatuh juga karena tante Manda yang mendorongnya," sahut Victor membuat papa Malvin menoleh ke arah anak laki-lakinya itu.

"Kamu jangan berbohong kaya mama kamu lagi pula mana mungkin tante kamu tega mendorong keponakannya yang masih bayi dari kursi," ucap papa Malvin.

"Mama sama sekali tidak berbohong koq pa aku bisa lihat dengan mata kepala aku sendiri kalau tante Manda yang mendorong adi Ziva untung saja adik Ziva baik-baik saja hanya memgalami syok saja,"

"Sudahlah, enggak usah diperpanjang lagi masalah ini intinya mama kamu yang salah karena tidak bisa menjaga adik kamu," ucap papa Malvin yang langsung pergi dari ruang tamu.

Sedangkan mama Ningsih dan Manda hanya tersenyum sini ke arah Feli.

"Rasain, emang enak tidak dibela oleh suami sendiri," ucap Manda dengan tatapan mengejek.

Sedangkan Feli hanya diam saja sambil menatap punggung suaminya dengan raut wajah yang kecewa.

Apakah kamu sudah tidak perduli lagi dengan kedua anak kamu? tanya Feli dalam hatinya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku