Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Jerat Hasrat Mantan Kekasih

Jerat Hasrat Mantan Kekasih

Fbrni Lufita

5.0
Komentar
24
Penayangan
3
Bab

21+ Bijak memilih bacaan Lelaki yang dulu dibuang seperti sampah kini telah menjelma menjadi orang yang paling disegani di kota X. Dengan status barunya dia bisa melakukan apa pun yang dia mau. Bahkan menghancurkan harga diri wanita yang dulu telah mencampakkannya. "Telanjang di depan ku." Bagaimana kelanjutannya?

Bab 1 Diabaikan Mantan

[ Nanti malam klienku dan istrinya akan berkunjung ke rumah. Siapkan makan malam yang enak dan juga mewah. ]

[ Jangan lupa suruh pelayan membersihkan seluruh sudut ruangan di rumah. Jangan sampai ada kotoran yang tertinggal maupun berantakan. Aku tidak ingin malu di depan mereka. ]

Eve Jennifer menghela napas lelah setelah membaca pesan yang masuk dari suaminya, Danny Lee. Selama lima tahun pernikahan, pria itu tidak pernah sekalipun memberinya pesan romantis.

Sekedar menanyakan bagaimana keadaannya di rumah seperti apa saja tidak. Selalu hanya tentang pekerjaan dan pekerjaan.

[ Baik. ]

Eve membalas singkat. Setelah itu, tidak ada pesan lagi yang masuk.

Dengan lelah wanita itu lantas bangkit dari tempat duduknya dan pergi ke belakang menemui para pelayan. Memerintahkan mereka untuk membersihkan rumah serta menyiapkan makan malam seperti yang suaminya minta.

Setelah itu, Eve kembali ke ruang tengah dan menyalakan televisi. Seperti itulah kesehariannya selama di rumah. Selain mengurus anaknya, dia hanya bersantai tanpa mengerjakan apa pun.

*Berita hari ini, pimpinan perusahaan terbesar di kota X muncul ke publik untuk mengumumkan pemegang baru perusahaan miliknya. Inilah Antonio Louis, pemimpin perusahaan A+ Group yang baru*

Sontak Eve tercengang ketika melihat berita di televisi menayangkan seseorang yang familiar di matanya.

"An-Antonio?" ujarnya masih tak percaya.

Ingatannya seketika kembali ke masa di mana dia pernah bersama orang yang ada di televisi itu.

"Tolong, jangan tinggalkan aku," pinta seorang laki-laki berkacamata minus memohon pada Eve yang tengah berdiri di hadapannya dengan tatapan dingin.

Saat itu hujan tengah turun dengan deras, membasahi seluruh kota juga jalanan di sekitarnya. Orang-orang bahkan memilih untuk berteduh dari hujan agar tidak kebasahan. Tapi tidak dengan dua sejoli ini. Mereka masih berdiri di sana untuk mengakhiri masalah yang ada.

"Aku mohon pertimbangkan lagi ucapan mu tadi, Eve. Aku tidak mau berpisah denganmu," ucap laki-laki itu lagi.

Derasnya hujan serta genangan air di jalanan tidak menghalanginya untuk memohon pada Eve. Bahkan dia rela bersujud di hadapan wanita itu yang beberapa waktu lalu memutuskan hubungan sepihak dengannya.

"Maafkan aku, Antonio. Aku sudah memutuskan untuk menikah dengan laki-laki pilihan keluargaku yang lebih kaya darimu. Jadi, lupakan aku," ucap Eve terdengar dingin.

Lelaki yang dipanggil Antonio tadi segera menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.

"Tidak. Aku bisa mati tanpamu," serunya mencoba meraih tangan dingin Eve, tapi segera ditepis olehnya.

"Lupakan aku."

Setelah berucap demikian, dengan berat hati wanita itu pergi meninggalkan Antonio yang masih tertunduk lesu di bawah derasnya air hujan. Tidak tahu bagaimana selanjutnya, Eve sudah tidak peduli lagi dengan laki-laki itu.

Kabar terakhir yang dia dengar, Antonio melakukan percobaan bunuh diri di apartemennya. Tapi, Eve tidak bisa memperlihatkan kepeduliannya pada laki-laki itu lagi, sebab, saat itu dia akan melangsungkan pernikahannya dengan Danny.

Air mata Eve tiba-tiba luruh begitu saja dari kedua matanya begitu tersadar kembali dari kenangan masa lalunya bersama Antonio.

"Setelah sekian lama, aku tidak menyangka jika kau akan menjadi seperti sekarang, Antonio."

***

Jam setengah delapan malam, Eve pergi ke depan untuk membukakan pintu setelah mendengar suara deru mobil suaminya.

"Kenapa pulangnya sedikit terlambat?" tanyanya sembari menyambut jas kerja yang diberikan Danny.

"Iya, ada sedikit kendala di kantor," sahut pria itu yang langsung berlalu masuk begitu saja.

Meski sudah terbiasa mendapat perlakuan seperti itu, tetap saja ada sedikit kesedihan di hati Eve setiap melihat Danny selalu acuh dengannya.

"Ayah!" seru Lea berlari ke arah Danny yang mana langsung menariknya dalam gendongannya.

Ya, Lea adalah putri mereka berdua yang masih berumur empat tahun. Meski tidak ada cinta dan kasih sayang di antara keduanya, tapi entah bagaimana Lea bisa lahir dari pernikahan mereka.

"Bagaimana hari-harimu di rumah, hm?" tanya Danny dengan lembut.

"Sangat menyenangkan. Tadi Lea main boneka di kamar," jawab anak kecil itu dengan imut yang tentu saja mengundang senyum di bibir Danny.

"Baguslah. Kalau begitu ayah mandi dulu karena nanti akan ada tamu yang datang ke rumah."

Gadis kecil itu mengangguk gemas. Setelah itu, Danny kembali menurunkan tubuh mungil bocah itu sebelum membiarkannya pergi dengan pengasuhnya.

Danny sendiri juga ikut menyusul pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Eve yang sedari tadi menyaksikan kedekatan mereka berdua hanya bisa tersenyum getir. Bagaimanapun dia adalah istri Danny dan juga telah memberinya seorang anak.

Tapi entah kenapa sikap pria itu belum juga bisa berlaku hangat dengannya. Dia juga ingin bisa merasakannya seperti perlakuan yang Danny berikan pada Lea.

"Nyonya, makan malamnya sudah siap," ujar seorang pelayan memberitahu Eve.

"Ah, ya. Baiklah," jawab wanita itu yang kemudian ikut menyusul Danny ke kamar untuk menyimpan jas kerja suaminya tadi sebelum pergi memeriksa semua makanan yang dihidangkan di meja makan.

Tak lupa, dia juga mengganti pakaiannya dengan yang bagus agar penampilannya tidak mempermalukan suaminya di hadapan tamunya nanti.

Ketika menuju ke dekat jendela, di luar hujan tiba-tiba turun. Dan entah kenapa perasaan Eve mendadak menjadi tidak karuan setelah melihat ke luar.

"Hari itu juga turun hujan," batin Eve teringat kembali pada saat dia meninggalkan Antonio di tengah hujan.

Sekarang dia hanya berharap tidak akan pernah dipertemukan dengan laki-laki itu lagi agar dia bisa terus melupakannya.

Setelah meyakinkan diri kembali, Eve buru-buru keluar dari kamar. Tidak sengaja dia melihat Danny yang rupanya sudah menunggu kedatangan tamunya di depan. Tapi yang membuatnya heran, dia tidak pernah melihat suaminya secemas itu sebelumnya.

'Ada apa?' batin Eve bertanya-tanya.

Ting Tong!

Mendengar suara bel rumah berbunyi, Danny buru-buru berlari ke depan setelah pelayan membukakan pintu untuk tamunya. Eve yang penasaran lantas mengikuti di belakang.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat siapa yang datang bertamu ke rumahnya.

"Selamat datang Tuan dan Nyonya Louis. Sebuah kehormatan bisa melihat kalian datang ke kediaman kami," ucap Danny menyambut kedatangan mereka dengan sangat sopan.

"Terima kasih," ucap yang dipanggil dengan Tuan Louis tersebut. Pandangannya tidak sengaja mengarah pada Eve yang masih mematung di tempatnya.

"Kemarilah, Sayang. Dan kenalkan ini Tuan Louis dan istrinya," ujar Danny menyadarkan Eve dari lamunannya.

Dengan gugup wanita itu pun berjalan mendekat ke arah mereka.

"Salam kenal. Senang bisa bertemu dengan Tuan dan Nyonya," ucapnya tapi tidak dihiraukan oleh mereka. Tentu saja hal itu membuat Danny canggung sehingga segera mengajak pasangan itu masuk dan pergi ke ruang makan.

Hati Eve sedih karena keberadaannya tidak dianggap. Padahal dia sudah bersikap seprofesional mungkin meski baru saja berhadapan dengan mantan kekasihnya dulu, yang kini bahkan sudah memiliki seorang istri juga.

"Meski kita sudah memiliki pasangan masing-masing, tapi entah kenapa aku merasa sedih diabaikan olehmu," batin Eve yang kemudian menyusul mereka semua ke ruang makan.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Fbrni Lufita

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku