Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Life Journey Of Liam Xalvador

Life Journey Of Liam Xalvador

rztaa_

3.5
Komentar
67
Penayangan
5
Bab

Perjalanan hidup seorang laki-laki tampan bernama Liam. Yang terpaksa harus menikahi seorang wanita yang tidak ia kenali. Karena suatu paksaan akhirnya ia menikahi wanita itu Ia fikir hidupnya akan bahagia setelah menikah. Tapi nyatanya tidak sama sekali, hidup bersama wanita itu kesehariannya hanya dipenuhi oleh cacian dan makian Tak hanya istrinya, dua mertuanya pun sama terus-terusan menghinanya hanya karena ia dikenal sebagai laki-laki miskin. Ia sendiri tidak bisa melawan dan hanya bisa pasrah menerima cacian dan makian dari keluarga istrinya.. Keluarga istrinya atau wanita yang ia nikahi dengan terpaksa itu adalah keluarga yang cukup gila akan harta. Terlebih istrinya, yang setiap hari harus selalu bepergian. Ia yang miskin dan tidak memiliki apa-apa jelas selalu di caci maki karena tidak bisa membiayai kehidupan istrinya dengan kemewahan.. Hingga tiba disuatu hari, dimana sesuatu besar terjadi. Membuat keluarga itu menyesal, dan langsung menjadi orang baik yang terus-terusan memuji-muji Liam Yang dulunya selalu mencaci maki bagaimana bisa menjadi memuja dan memuji Liam..? Apa yang terjadi?? Apakah pernikahan keduanya akan berakhir? Atau..

Bab 1 Satu

Seorang laki-laki dengan badan idealnya, tengah duduk sendiri dirumah sederhana yang jauh dari kata mewah. Matanya fokus menatap halaman depan yang hanya berisi bunga-bunga

"Kamu mau pergi kemana Catlyn?" Tanya nya pada seorang wanita yang baru saja keluar dari rumah itu

Wanita cantik berpakaian cukup glamour, "pertanyaan sampah, mau apalagi kalau bukan jalan-jalan dan belanja di mall. Aku butuhkan refreshing, aku muak di rumah lusuh seperti ini"

"Kamu baru saja belanja kemarin dan hari ini mau belanja lagi? Tolong berhemat Catlyn, lihat kondisi ekonomi kita"

"Kamu seorang istri seharusnya melayani saya sebagai suami kamu. Tadi saya meminta padamu untuk membuatkan saya kopi, lalu mana?"

"Buat sendiri, aku bukan pembantu kamu. Aku sudah muak hidup seperti ini, tidak ada kemajuan dasar bodoh!!"

"Aku akan pergi, aku muak melihat wajah miskin kamu itu, Liam"

"Catlyn!" Pekiknya mencegah sang istri yang melangkah meninggalkan rumah. Pekikan nya hanya sia-sia karena istrinya benar-benar pergi

Liam Shankara, seorang laki-laki tampan dengan tubuh jangkung dan ideal di mata semua perempuan

Sayangnya laki-laki itu tak menjadi incaran perempuan-perempuan di luar sana karena kondisinya. Wajahnya memang tampan tapi ia tidak ada apa-apa nya karena kehidupannya yang jauh dari kata mewah dan serba pas-pasan

Jangankan perempuan lain, istrinya sendiri dan mertuanya pun mencaci dan menghina nya setiap hari..

. . . .

Siang harinya..

Jam yang menempel di dinding menunjukkan pukul satu siang. Liam baru saja berehat setelah sedari tadi pagi ia berkutat di kebun kecil miliknya

Kebun kecil berisi beberapa sayuran dan buah-buahan yang terletak tepat di belakang rumah kecilnya. Ya seperti itulah kegiatannya setiap hari, berkebun jika ada hasil maka ia akan menjualnya jika tidak ada atau hanya sedikit ia konsumsi untuk dirinya sendiri..

Laki-laki itu tengah duduk wajahnya tak menampakkan lelah walaupun keringat membasahi nya. Ia menggunakan topi untuk mengipasi bagian lehernya yang berkeringat itu

"Catlyn.. Saya tidak menyesal menikahi kamu walaupun kamu terlalu buta akan harta.."

"Saya harap setelah semua ini terjadi di kedepannya kamu tidak akan menyesal" Gumamnya dengan tersenyum tipis dan geleng-geleng kepala

Ia memilih untuk masuk kedalam rumah hendak bersih-bersih. Tapi belum sempat masuk ke dalam kamar mandi terdengar suara ketukan pintu dari depan, membuatnya memutuskan untuk melangkah menuju pintu depan

Ia membuka pintu, dan menampakkan sosok wanita paruh baya berdiri tepat di depan pintu. "Oh? Silahkan masuk Ma" Ucapnya mempersilahkan sang Mama mertua

"Tidak tidak.. Saya kesini hanya ingin menjemput Catlyn, dimana anak saya?" Tanya wanita paruh baya, orang tua Catlyn yang bernama Risa

"Catlyn tidak dirumah" Kata Liam

"Tidak dirumah bagaimana? Kamu kan suaminya" Tanya Risa, sang mertua

"Apa hubungannya dengan saya sebagai suaminya? Catlyn pergi sendiri, dia keukeuh pergi keluar padahal saya sudah melarangnya untuk keluar. Ya sudah terserah dia, saya sudah menahannya tapi sia-sia karena Catlyn keukeuh pergi. Catlyn tidak ada apakah anda ingin masuk?" Sahut Liam baik-baik

"Makanya jadi laki-laki itu yang kaya! Jaman sekarang laki-laki hidup serba pas-pasan seperti ini. Bagaimana perempuan mau betah! Sejujurnya saya menyesal menyetujui kamu menikah dengan Catlyn tapi ah sudahlah" Ujar Risa

"Mau masuk atau tidak?" Tanya Liam

"Tidak, saya sudah rapi. Rencana saya kesini adalah untuk mengajak Catlyn pergi arisan. Tapi dia tidak ada ya sudah lah, saya juga tidak minat sama sekali masuk ke dalam"

Liam hanya mengedikkan bahunya acuh, menatap punggung wanita paruh baya itu yang berjalan menjauh dari rumahnya

Kemudian ia memilih untuk kembali masuk ke dalam rumah..

. . . .

Malam harinya..

"Catlyn"

"Catlyn!"

"Apasih!?" Sahut Catlyn dengan nada membentak

Liam diam menatap wanita di depannya dengan tatapan marah. Bagaimana tidak marah, istrinya itu pergi dari tadi pagi dan baru saja pulang di jam sembilan malam

"Sehari saja saya minta kamu untuk tetap dirumah" Ujar Liam

"Jangan harap!! Kamu meminta aku untuk seharian dirumah kumuh seperti ini? Jangan harap Liam!"

"Setidaknya jangan pergi pagi dan pulang malam seperti ini! Kamu seorang istri apa bagus tingkahmu sebagai seorang istri seperti itu?" Ujar Liam dengan suara tegas

"Kenapa tidak, aku hanya butuh hiburan. Lama-lama aku muak melihat wajah kamu dan rumah ini" Sahut Catlyn

"Buatkan aku minuman, aku haus" Pintanya

"Lulusan universitas terbaik seperti ini?" Tanya Liam

"Ya kelihatannya bagaimana, buatkan aku minuman! Jus mangga, aku akan mandi" Sahut Catlyn

Liam hanya menatap punggung sang istri yang melangkah menjauh dari ruang tamu. Kemudian ia melangkah menuju dapur untuk membuatkan istrinya jus, sesuai permintaannya tadi..

Satu jam kemudian..

Terlihat Catlyn keluar dari kamar dengan kondisi tubuh yang terlihat lebih segar. "Liam, mana jus yang aku minta?" Tanya nya pada sang suami yang duduk di kursi meja makan

Liam menunjuk matanya kemudian menunjuk meja makan di depannya. "Apa gelasnya kurang besar sehingga kamu tidak melihat nya?" Tanya nya, sembari menunjuk segelas jus di atas meja

Catlyn acuh, wanita itu mengambil segelas jus dan meneguk nya tapi belum sempat masuk tenggorokan ia malah menyemburkan jus yang belum sempat tertelan itu

prakh!

Bunyi gelas pecah terdengar nyaring memenuhi ruang makan dekat dapur itu. "Gila! Jus apa itu Liam!" Pekik Catlyn

"Jus mangga sesuai permintaan kamu" Sahut Liam

"Rasanya aneh! Kurang ajar, jangan banyak bertingkah kamu Liam. Laki-laki miskin tidak tau diri seperti kamu seharusnya hidup sebatang kara tanpa pendamping!"

"Aku muak! Membuat jus mangga saja rasanya aneh! Dasar tidak tau diri" Penik Catlyn penuh amarah

Liam tak menjawab laki-laki itu hanya diam dengan mata yang terus menatap lawan bicaranya itu..

Se perdetik kemudian ia bangkit dari duduknya dan langsung mencekal kedua tangan istrinya cukup kuat. Mendorongnya ke tembok

"Berengsek! Mau apa kamu!?" Pekik Catlyn bertanya

"Saya? Kamu kan istri saya, saya hanya ingin meminta hak saya. Kamu selalu menolak saya Catlyn"

"Bagaimana aku tidak menolak! Aku tidak mau hamil dan memiliki anak dari laki-laki miskin seperti kamu. Jadilah kaya dulu baru kamu boleh menggauli ku semaumu"

Liam berdecih kecil, "saya suami kamu, kamu sebagai seorang istri-

"STOP!! AKU TIDAK AKAN MAU BERHUBUNGAN BADAN DENGANMU LIAM!" Sela Catlyn memekik kuat

"Sadar diri!!"

"Saya sebagai seorang laki-laki butuh nafkah batin dari kamu. Kamu istri saya Catlyn" Ujar Liam

"Aku tidak mau!! Cari wanita lain yang mau berhubungan badan dengan laki-laki miskin seperti kamu. Berpuas-puaslah dengan mereka, aku tidak akan sudi berhubungan dengan kamu!"

"Kalau saja dulu aku tidak mabuk aku tidak akan kehilangan keperawanan aku di laki-laki miskin seperti kamu!!"

"Dasar brengsek" Umpat Catlyn

Seakan merasa puas mencaci suaminya, ia kembali melangkah menuju kamar dan langsung menguncinya dari dalam..

Seperti itulah kesehariannya, keduanya bersatu karena pernikahan terpaksa. Pernikahan yang terpaksa ada karena mereka berhubungan badan di luar pernikahan. Dengan kondisi Catlyn yang saat itu tengah mabuk

Orang tua Catlyn sendiri tidak mau jika Catlyn sampai hamil. Jadi mau tidak mau mereka menikahkan Catlyn dengan Liam. Tapi ternyata Catlyn tidak hamil setelah berbulan-bulan berlalu kejadian itu

Sisanya hanya ada penyesalan di keluarga Catlyn karena memiliki menantu miskin..

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh rztaa_

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku