Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cintaku bukanlah sebuah kebohongan

Cintaku bukanlah sebuah kebohongan

lucy_k2t3h1w25

5.0
Komentar
64
Penayangan
4
Bab

Seorang Siswi manis yang selalu mengharapkan kisah asmara dalam kehidupannya, mulai membuka mata lebar-lebar setelah melihat sekelompok siswa menyambut para murid baru dengan musisi mereka. Naungan nadanya begitu lembut dan pas, siswi itu tak tahan dan segera menyatakan perasaanya. Namun, ia ditolak. Tak berhenti dari situ, Agne terus berusaha membuat lelaki tampan miliknya jatuh hati padanya sampai benar-benar dia melihat dirinya bisa jadi ruang di hati lelaki itu.

Bab 1 Dia... Jantungku berdebar

Kala itu, suasana riuh memecah keheningan seorang siswi. Dari luar, tampak banyak anak-anak berkumpul menjadi satu di dalam ruangan, entah apa yang mereka lihat. Gadis itu terdiam sejenak, tak merasa tertarik. Ia kembali berjalan, menyusuri area jalan setapak sekolah barunya. Brugh- seseorang menabrak dirinya, ia menoleh seakan tak Terima namun tak bisa apa apa. Gadis culun seperti dirinya, tak pernah menang melawan orang yang lebih besar. Pikir perempuan remaja itu.

"Ayo cepat cepat!"

"Nanti kita terlambat lihat konser nya!"

"Ah aku gak sabar juga nih lihat kan Avando!"

"Kak Marcell juga dong, ayo."

Kata siswi asing itu menggeret-geret tangan teman nya. Dari depan, perempuan muram yang tersenggol tadi melirik mencoba mengikuti apa yang mereka bicarakan. "Siapa ya?" Lirihnya, serasa dipaksa untuk terus jalan. Penasaran bercampur aduk menjadi satu, kini siswi itu terbelalak tak menyangka. "Kenapa aku kembali ke sini lagi?" Tanya siswi itu, siapa sangka ia kembali ke ruang panggung Aula yang selama dalam berjalan keliling kesana-kemari hanya mendapati pembicaraan murid-murid tentang klub musik.

"Apa menariknya memang?" Tanya siswi itu dalam hati, ia menimang-nimang sedikit. Tak berkutik, terus berada di depan pintu gerbang ruang aula. "Semenjak ku yakini~aku selalu menginginkan, jalan dimana bisa ada dirimu... Owhhh~"

"Lagu ini?" Gumam nya memikirkan nada enak yang mengalun sampai ke luar Aula. 'Disini mengawali, disini juga ku kembali' Ucapnya tak bersuara, masuk ke dalam, melihat keramaian murid-murid terutama dipenuhi para siswi-siswi memenuhi auditorium. "Terimakasih~ Tuhan... Sudah engkau berikan jalan yang Sebenar-benarnya-emm~"

Di ikuti oleh seluruh murid disini, "tanpa dirimu lah yang jauh~ku menantikan mu..."

"Lagi sayang!"

"Terimakasih ku!!! Pada mu yang selalu ada untuk diriku~ ku yakin ini adalah jalan takdir ku, untuk dirimu dan aku..."

Para siswi tertawa campur bahagia mendengar lagu yang sudah tak asing bagi mereka dinyanyikan oleh sekelompok band siswa disana yang saling kompak. Lagu yang mereka bawakan selalu campur aduk, bila sedih juga bisa galau, bila harus semangat penonton juga harus cukup ikut senang. Semua ini mereka nikmati juga sebagai asupan siang ini telah melihat kelima anggota di depan sana sangat sangat lah tampan nan rupawan.

"AVANDO!!! AKU MENCINTAIMU!!!"

"Hah? Kok kamu duluan! Ck!"

"MARCELLL AKU SAYANG KAMU!!!! I LOPE YOU!!!!" Sela teman sebelahnya, tak kalah dari itu dia lebih keras lagi sorakan nya. "GAK! BAGIKU TAK BISA DI BELAH HANYA UNTUK MU TERUTAMA, ABANG ALVANDO!!! LIRIK KESINI DONG!!!"

"Njir- keras banget sih!"

Perempuan dengan wajah muram dari awal masuk sekolah itu jadi sedikit terhibur dengan berbagai kerandoman murid murid disini. Di samping, depan dan belakang tak ada bedanya. Teriakan demi teriakan mengguncang isi gendang telinga perempuan itu.

"Baik sayang, ini lagu terakhir..."

"Yah.... Kok udah mau selesai?" Geger salah satu dari beberapa siswi, mulai ricuh sendiri. Segera ketua band disana menghentikan keramaian yang sedetik langsung merajarela ini. "Maaf ya teman-teman, ini adalah lagu terakhir yang akan dibawakan vokalis kedua kita. Dan mungkin, kita tidak akan bertemu dengan dia lagi." Ungkap si ketua Band, Marcell rambutnya pirang kribo. Pandangan Marcell menatap ke arah salah satu anggotanya seorang vokalis dan juga gitaris.

"Ada yang ingin disampaikan Gan? Sebelum kamu memundurkan diri?"

Siswa yang mendapatkan perhatian dari seluruh murid-murid itu hanya menunduk kebawah, tak menampak kan wajahnya. Jadi tak banyak murid tahu tentang wajah asing di depan mereka semua itu, yang tak terkira kalah rupawan nya saat siswa yang ditunjuk sebagai anggota akan logout dari band, mengangkat kepala ke atas.

"HUAAAAA!!! ITU! DIA TAMPAN BANGET!!!"

"KENAPA DIA GAK DI TENGAH SIH??? KALAU KAMU DI TENGAH BANG MUNGKIN KITA BAKAL NOTICE KAMU!!!"

"SUMPEH! APA INI LAGU TERAKHIR DIA DISINI? HUHUHU GAK RELA..."

"GILA, GILA... KENAPA AKU GAK SADAR ADA SISWA ITU YA!"

Dengungan Mic menghentikan mereka semua, salah satu siswi manis berambut panjang berani menyerempet-nyerempet agar bisa maju ke depan melihat lebih jelas, wajah anggota yang akan keluar dari band ini. Dari depan, bisa dilihat jelas wajah nampaknya seperti sosok dewa Yunani, terpahat sempurna, hidung mancung halus, mata tajam bagai elang, bibirnya tipis. Semua itu benar-benar ciri-ciri manusia sempurna di mata siapapun.

"Tenang sayang... Band kita akan terus selamanya, tetap koq. Kita juga bakal konser lagi nanti buat nyambut kalian. Tapi..."

"GAK MUNGKIN LAH!" teriak seorang siswi tak terima dengan keadaan yang sebenarnya, tak ingin ditinggalkan sosok yang baru mereka kenal di hari pertama mereka sekolah sudah mengundurkan diri. "Alasan nya apa dulu ini! Kenapa dia harus keluar?!" Lanjut siswi itu membuat Marcell ikut berpikir, "mungkin kamu bisa menanyakan langsung padanya?" Goda Marcell, seketika membuat siswi yang bertanya tanpa malu mengkeraskan suaranya itu jadi menutup pipi sendiri.

"Ah gak usah deh, gak jadi..." Lirihnya malu-malu, langsung di cemong banyak murid di sekitarnya.

"Judul ini Summer and Winter" Kata siswa itu, tak memandang siapapun ke depan. Pandangannya terus kebawah, seolah tak ingin ditatap atau dia yang tak ingin menatap.

Marcell menepuk tangan dua kali, "jadi... Lagu terakhir kita Summer and Winter ya sayang, dimohon untuk tetap mendengarkan suara indahnya... Ini adalah kesempatan terakhir." Ucapan Marcell membuat seluruh orang jadi ikut menangis, seakan tahu-tahu saja perasaan si ketua yang kehilangan satu anggotanya yang pasti sangat berharga ini.

"Disana... Aku melihat mu~"

"Dari kejauhan~ kau terlihat menunggu sesuatu..."

"Di sana... Ku melihat... Hanya melihat... "

Perempuan itu mendongak, melihat suara emas milik siswa itu lebih jelas melewati gendang telinganya. "You are not mine-but why does it have to be this painful?"

"Pada malam hujan, I will continue to look after you..."

"Winter... Oh hujan... Kapan engkau memunculkan sinar mu... Yang pasti, akan datang. Mengayungi kepala ku."

"Lagu apa ini?"

"Belum kenal?"

"Gak, tapi asik. Nyanyian nya bagus, pas lagi."

"Apa dia buat lagu ini sendiri ya?"

"Enak banget sumpah kalau di dengar..."

"Eh-eh lihat tuh perempuan..."

"Kayaknya dia hapal lagunya deh."

Ia tak menghiraukan banyak nya siswi yang mulai melihat kearahnya. Antara tidak sadar atau sengaja, yang pasti dia sedang terlena sendiri sekarang mendengarkan lagu favoritnya di nyanyikan.

Para siswi mulai melihat ke arah siswi manis itu, mereka tak mengira akan ada seorang perempuan berwajah manis, berambut cokelat panjang berada di samping mereka. Menyanyikan, dan mengikuti lagu yang dinyanyikan siswa di depan sana.

'Aku takut aku tak bisa berubah...'

'Aku takut tak pernah bisa menjadi apa yang ku inginkan...'

'Diriku, tak pernah berpikir jernih tentang siapapun di sisiku. Namun, suara yang terus ku ikuti hingga hampir selesai ini. Perlahan membuka mataku...'

'Aku hampir bagian akhir nya-"

"Yang ku tahu hanyalah, kisah mu dan dia....~"

"Kumohon... Kumohon~ jangan tinggalkan aku..."

Prok-Prok-Prok-Prok-

"BRAVO!!"

'Ah... Perasaan apa ini... Kenapa jantung ku terus berdebar kencang? Seolah ada yang terus mengetuk pintu hatiku untuk ingin dibuka.'

Ia mendongak kembali ke atas, setelah mengikuti alunan lagu yang dibawakan cowok itu. Kedua pipi perempuan itu keduanya memerah akan apa yang ia lihat setelah ini, lelaki itu menyisir rambut nya ke belakang. Membuat para siswi berteriak tak jelas, tentu tak lebih sama dengan nya yang kini mulai tersipu akan pemandangan yang sangat dekat dengan nya itu.

'Siapa namamu...' lirih nya, menutupi kedua pipi kanan kirinya menggunakan kedua telapak tangannya yang basah sendiri.

"Terimakasih Josp, sudah membawakan serta ikut dalam acara penyambutan murid baru kita yang tercinta ini..."

"Mana salam kalian untuk Josp? Mana??"

Semua menjawab ucapan Marcell, "JOSP!! I LOPE YOU JANGAN PERGI DULU YA!!!" Seru mereka semua, entah kenapa bisa sama dan kompak. Josp, cowok itu menunduk memegang erat gitarnya. Di satu sisi, perempuan manis itu terus melihat ke arah Josp tanpa memperhatikan apa yang Marcell si ketua Band sampaikan.

'Josp... Apa aku kenal dia disuatu tempat?' gumamnya, sedikit melongo terus melihat wajah serta punggung Josp yang sudah keluar dari panggung.

"ADEK! ADEK! SIAPA YANG MAU JOIN KLUB KITA!!! 3 KALI SEMINGGU KEGIATAN, TENTU BAKAL DIPANDU JUGA SAMA KAK AVANDO..."

"AKU!"

"AKU!

"AKU!"

"AKU KAK!!!!"

Dalam hati, kedua mata kembang remaja perempuan itu sedikit berkaca-kaca. Seakan konser terakhir untuk kak Josp benar-benar adalah hari terakhir dan yakin tak kan bisa bertemu lelaki itu lagi.

Bab 1-End

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku