/0/24873/coverorgin.jpg?v=3bb5d9f52074eb9898689abd6ad7c196&imageMogr2/format/webp)
Kumala Bastian mendorong pintu hingga terbuka dan berjalan masuk ke dalam vila.
Hari ini merupakan hari ulang tahun pernikahannya dengan Nando Wahyudi dan dia sudah menyusun rencana untuk merayakannya.
"Nando? Apakah kamu sudah pulang?" panggilnya.
Kumala melihat sekeliling, tetapi tidak menemukan siapa pun di dalam rumah besar itu.
Wajahnya tampak bingung saat naik ke lantas atas dan disambut oleh suara erangan serta desahan dari arah kamar tidur utama.
Dia mendengar suara seorang wanita mengerang keras, seolah berusaha menahan kenikmatannya. "Hentikan, Nando. Ini tidak adil bagi Kumala ...."
Wajah Kumala berubah menjadi pucat saat mendengar erangan lembut dan emosinya semakin campur aduk ketika mengenali pemilik suara tersebut.
Suara itu milik Lisa Kurniawan.
Dia adalah mantan kekasih Nando. Kumala tidak pernah menyangka wanita itu akan kembali.
Namun, dia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa suaminya sedang berselingkuh di kamar mereka, di atas ranjang mereka!
"Apa yang kamu maksud dengan tidak adil? Pernikahan itu semata-mata demi keuntungan bersama. Kumala hanyalah istriku di atas kertas. Aku sama sekali tidak menyukainya. Aku bahkan tidak tertarik pada tubuhnya dan tidak pernah menyentuhnya sejak kami menikah."
"Tapi, aku merasa kasihan padanya! Kalian sudah menikah selama tiga tahun dan dia tidak bisa memenangkan hatimu," komentar Lisa.
Tubuh Kumala mulai gemetar. Perkataan itu menusuk hatinya seperti pisau tajam yang tidak terlihat.
Pernikahannya dengan Nando merupakan sebuah pernikahan bisnis, bukan atas dasar cinta.
Selama tiga tahun terakhir, Kumala telah mendedikasikan seluruh waktunya kepada suaminya. Dia mencuci pakaian, memasak dan berusaha sekuat tenaga untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik. Meski Kumala telah berusaha keras, Nando tidak pernah tidur bersamanya.
Kumala yakin bahwa dirinya tidak memenuhi harapan Nando dan gagal mendapat pengakuan dari pria itu. Namun, sekarang dia baru menyadari bahwa Nando tidak pernah peduli padanya.
Suara pasangan yang sedang berhubungan intim terdengar dari kamar itu dan membuat hati Kumala terasa sakit.
"Brak!"
Tiba-tiba, pintu kamar dibuka dari luar.
Dua orang di atas tempat tidur saling berpelukan dan Nando segera meraih selimut untuk menutupi dirinya dan Lisa. Ketika melihat Kumala, tubuhnya seolah membeku sesaat sebelum raut wajahnya berubah menjadi dingin.
Dia membentak dengan nada kesal, "Keluar kamu!"
Meski sedang tertangkap basah ketika sedang berzina, Nando masih bersikap arogan.
Rasa sakit yang tajam menusuk dada Kumala. Dia menatap wajah suaminya yang tidak menunjukkan rasa penyesalan, lalu bertanya dengan wajah tidak percaya, "Nando Wahyudi, kenapa kamu memperlakukan aku seperti ini?"
Lisa mencondongkan tubuh ke depan dan sengaja menarik selimut ke bawah untuk memperlihatkan bekas ciuman di bagian tulang selangkanya.
Dia mendesah pelan, lalu berkata, "Kumala, seharusnya kamu mengerti bahwa pria dewasa pasti memiliki kebutuhan fisik. Nando tidak mencintaimu, jadi dia tidak mau tidur denganmu. Dia sangat mencintaiku, sehingga hanya aku yang bisa memenuhi kebutuhannya. Aku yakin kamu dapat memaklumi situasi kami, bukan?"
Lisa tersenyum. Dia sengaja merayu Nando di hari ulang tahun pernikahan pasangan itu, karena ingin menyakiti hati Kumala.
Kumala mengepalkan tangan dengan erat dan matanya terlihat merah saat memelotot ke arah Lisa. "Apakah kamu merasa bangga karena berhasil menjadi wanita perusak rumah tangga?"
Mata Lisa berubah menjadi merah saat dia menjawab, "Kenapa kamu berkata seperti itu? Apakah aku akan putus dengan Nando kalau bukan karena orang tuamu mengancam keselamatan keluargaku? Kumala, cinta yang dipaksakan hanya akan membawa penderitaan. Jangan lupa, dalam hubungan apa pun, orang yang tidak dicintai merupakan perusak hubungan yang sesungguhnya."
/0/20477/coverorgin.jpg?v=d3d102ccc325c6271f5cb994e6419429&imageMogr2/format/webp)
/0/2941/coverorgin.jpg?v=a113f933c51b68be507cce6d077e3c5a&imageMogr2/format/webp)
/0/5053/coverorgin.jpg?v=10956731975730da070c19fa4f539b70&imageMogr2/format/webp)
/0/29606/coverorgin.jpg?v=43de8d7d2e394f3d3f370d1b2566c8f7&imageMogr2/format/webp)
/0/17149/coverorgin.jpg?v=9e8822e567909a5e504ab1ee583fe92b&imageMogr2/format/webp)
/0/5487/coverorgin.jpg?v=5f14fba69636ed885f8b73f7a02fe96c&imageMogr2/format/webp)
/0/4586/coverorgin.jpg?v=651c662242c05b47245fd41f214c5dc9&imageMogr2/format/webp)
/0/8922/coverorgin.jpg?v=122f60a4aa4007bf4763bc7735e28281&imageMogr2/format/webp)
/0/18873/coverorgin.jpg?v=b8baa94752614edd376b3e18297a1c9e&imageMogr2/format/webp)
/0/3334/coverorgin.jpg?v=6e6d8f37662ef09cd884581b5c644618&imageMogr2/format/webp)
/0/3872/coverorgin.jpg?v=e9a4e6acc2dfae4e5b73afa34ec542aa&imageMogr2/format/webp)
/0/6494/coverorgin.jpg?v=d70cbc9e0fbe54e08469c203f165324f&imageMogr2/format/webp)
/0/12755/coverorgin.jpg?v=135a08759123fe0a19a4ab0cfd36ba9f&imageMogr2/format/webp)
/0/15253/coverorgin.jpg?v=c790210f59dd4348ce7d1581af7affd7&imageMogr2/format/webp)
/0/21861/coverorgin.jpg?v=0f4e65363e281e89be22227c20075f20&imageMogr2/format/webp)
/0/27610/coverorgin.jpg?v=17f2e21dd63b76cc4d0bfc788cd8d79d&imageMogr2/format/webp)