Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kekasih Onlineku, Ternyata Sahabat Suamiku.

Kekasih Onlineku, Ternyata Sahabat Suamiku.

RIAAL

5.0
Komentar
167
Penayangan
4
Bab

Liana yang merasa jenuh dengan pernikahannya yang terasa hambar. Pernikahan yang berlangsung sudah hampir 2 tahun, namun keduanya masih belum di karuniai momongan. Hal itu membuat Liana semakin jenuh. Untuk mengisi waktu luangnya, dia pun bermain di sosmed. Sampai akhirnya dia berkenalan dengan seorang pria di sana. Setelah berbalas komentar, keduanya pun bertukar. Omer ponsel. Sampai akhirnya keduanya menjadi lebih dekat. Bagaimana nasional rumah tangga Liana?

Bab 1 Kekecewaan Liana.(POV Liana)

"Sayang,aku berangkat dulu ya," kata suamiku sambil mengecup keningku.

Aku hanya menganggukkan kepala tanda menyetujuinya kemudian aku melanjutkan mengunyah roti bakar yang ada di tangan, menu sarapan yang paling praktis.

Sepeninggal Mas Damar, jariku kembali berselancar di layar gawai. Tiba-tiba ada notifikasi pesan masuk. Aku tersenyum,dan entah kenapa hatiku menghangat kembali.

"Pagi sayang,sudah berangkat kah pangerannya?"

Begitu isi pesannya. Aku membaca dan membalas pesan tersebut sembari tersenyum.

"Sudah. Tapi aku ingin pangeran ku adalah kamu."

"Kalau itu sudah tentu."

Balasnya.

Dia adalah Satrio, dia adalah salah satu sahabat Damar. Namun, kini menjadi pria nomer dua yang aku cintai setelah Mas Damar.

Mas Damar, dia adalah seorang suami yang tanggung jawab, ia selalu mencukupi segala kebutuhanku. Hanya saja ia sangat gila kerja. Selain ia seorang dokter spesialis kulit, ia juga membuka salon kecantikan. Tentulah dari segi keuangan aku takkan pernah merasa kekurangan. Sebagai bayarannya, Mas Damar tak pernah memiliki waktu luang untuk di habiskan bersamaku. Ia selalu sibuk dengan kerjanya.

Biasanya selepas Mas Damar pergi kerja, aku selalu melakukan panggilan Video dengan Satrio. Satrio juga seorang dokter, ia pun sudah memiliki seorang istri.

Istrinya sangat cantik. Wajar saja karena istrinya seorang model papan atas. Aku dan Satrio memiliki banyak kesamaan. Kami sama-sama kurang diperhatikan oleh pasangan. Sehingga kami saling mencurahkan perhatian satu sama lain. Dan kini kami menjadi sangat dekat.

Bahkan kami memiliki sebuah komitmen. Ketika pasangan dari masing-masing ada di rumah, maka tak boleh saling menghubungi. Dan ketika pasangan telah pergi barulah dunia milik kita berdua. Seperti pemuda yang sedang di mabuk asmara.

Mas Damar dan Satrio bekerja pada klinik yang sama, yaitu di klinik sehati miliknya. Dan beberapa kali ia datang kerumah. Awalnya kami biasa-biasa saja. Namun entah setan apa yang memulainya, Satrio sering mengirimkan chat-chat yang berisi perhatian.

Dan aku pun membuka jalan, maka terjadilah perselingkuhan ini. Sampai saat ini pun, kalau Satrio sedang berada di rumah kami tak pernah menunjukan gelagat yang mencurigakan. Bahkan Damar pun sangat percaya terhadap Satrio.

Kemudian gawaiku berdering,panggilan Video dari Satrio. Aku bergegas mengangkatnya dan tersenyum manis padanya.

"Halo...." Aku tersenyum.

"Halo... Pagi ini sebelum suamimu datang ke klinik, aku ingin memandangku terlebih dahulu." Satrio mulai merayu.

"Kamu sudah di klinik?"tanyaku.

"Sudah. Bahkan sudah tiba 10 menit yang lalu. Sengaja berangkat pagi," katanya sembari merapikan rambut bagian depan dan tersenyum manis padaku.

"Kenapa?"tanyaku.

"Biar aku bisa memandang kekasihku, sepeninggal suaminya bekerja.aku sudah kangen," katanya.

"Bagaimana dengan Clarisa? Kamu tak merindukannya?"godaku dengan mengingatkan akan istrinya.

"Ketika aku berangkat,ia masih tertidur. Dan ketika aku akan tidur dia belum pulang. Jadi apa yang aku rindukan?" Tanya Satrio dengan memasang wajah memelas.

"Kasihan kamu,sayang," kataku sambil tersenyum.

"Itu tau. kamu sendiri?"tanyanya.

"Semalem Damar pulang lebih awal kan? Dia tidak ke salon, tapi ya tetap saja dia tidur lebih awal. Katanya nggak enak badan," kataku sambil manyun.

"Kasihan, sayangku dianggurin suaminya," ledeknya.

Aku Pun tersenyum.

"Makan siang mau Aku masakin apa?"tanyaku.

"Apapun. Asal makan siangnya bersama kamu, Sayang," katanya.

"Oke. Hari ini kita akan makan siang bersama," kataku dengan tersenyum nakal.

"Lalu bagaimana dengan Damar?"tanya Damar dengan wajah serius.

"Sudah. Aku mau masak dan mau mandi sampai ketemu di klinik," kataku sambil melambaikan tangan.

"Tunggu..." Damar tersenyum.

"Apa?"tanyaku

"Hati-hati. "Katanya dengan penuh perhatian.

Aku Pun tersenyum, dan kemudian panggilan Video terputus.

Aku bergegas menuju dapur. Aku membuka lemari es dan mengecek persediaan makanan. Sepertinya aku akan membuatkan Damar sambel goreng kesukaannya.

Sedangkan untuk Satrio aku akan memasak chicken teriyaki. Aku memasak dengan perasaan bahagia. Bahagia karena aku akan bertemu dengan kedua orang yang aku sayangi.

Satrio yang selalu memberiku kasih sayang dan perhatian, sedangkan Damar selalu mencukupi semua kebutuhanku.

Sebenarnya Satrio sering ingin membelanjakan aku berbagai macam pernak-pernik khas wanita, namun aku menolaknya.

Aku hanya ingin menyimpan hubungan ini rapat-rapat. Dan aku hanya ingin menikmati hubungan ini tanpa ada jejak. Selain jejak digital tentunya.

Pukul sepuluh,aku sudah selesai memasak.

Kemudian aku bergegas menuju kamar,aku mandi dan memilih baju. Aku merasakan bingung saat memilih baju. Seperti anak gadis yang ingin berkencan saja.

Tak lama kemudian aku memutuskan mengenakan rok span hitam seperti lutut, yang dipadukan dengan kaos merah bermotif payet di bagian dada membentuk wajah seorang wanita sedang tersenyum dengan rambut tergerainya.

Mungkin sebagian memandang ini norak, hanya saja aku memang selalu nyeleneh dalam berpakaian. Setelah ujung kaos aku masukan kedalam rok, kemudian aku menyisir rambut yang sedang basah karena aku memang sengaja membasahinya agar aku terlihat lebih segar.

Setelah dirasa cukup, kemudian aku berjalan menuju meja makan. Aku duduk sejenak dan memainkan gawaiku.

Aku memesan aplikasi ojek online untuk mengantarkan makan siang Satrio tak berapa lama datanglah ojek online tersebut dan membawa makan siang Satrio, sedangkan aku bersiap mengemudikan mobilku menuju klinik sehati milik suamiku, Damar.

Setelah menempuh perjalanan kira-kira 15 menit, sampailah aku di klinik sehati. Tampak Abang ojolnya sedang keluar dari parkiran. Aku Pun tersenyum, mungkin Satrio sudah menerima bekal makan siang masakanku. Saat aku tengah keluar dari mobil, gawaiku berderit. Rupanya ada panggilan Vidio dari Satrio. Aku Pun tersenyum.

"Ada apa? Sudah nggak sabar?"tanyaku.

"Kamu dimana? Emang mau ke klinik?"tanyanya.

"Aku sudah di parkiran. Ini mau ke ruangan Mas Damar. Nanti kita makan bersama di kantin. Ok," kataku.

"Dasar. Kamu itu nakal ya," celoteh Satrio.

"Pacar siapa?"tanyaku sembari tersenyum.

"Pacarku."katanya." Sudah. Nanti lagi. dah," timpalnya sembari melambaikan tangan.

Panggilan Video terputus. Aku keluar dari mobil dengan perasaan bahagia. Sampai-sampai sepanjang jalan memasuki klinik aku tersenyum sendiri. Seperti orang gila, iya aku gila karena cinta dengan kekasih gelapnya.

Saat aku memasuki koridor klinik, dan tampak di luar ruangan Mas Damar tampak lengang seperti tak ada pasien. Kemudian aku memasuki ruangannya. Tampak asisten Mas Damar sedang sibuk mengatur jadwal dengan para pasien.

"Mbak, Mas Damarnya kemana? Apa hari ini ke salon?"tanyaku.

"Maaf Bu. Hari ini Pak Damar libur di klinik maupun di salon," katanya.

"Kenapa? lalu kemana?"tanyaku heran.

"Tadi pagi saat sampai di klinik. Pak Damar dapat telpon dari Bandung. Beliau pun pergi ke Bandung pagi tadi. Sepertinya ada yang darurat di sana buk," terang sang perawat.

"Baik Mbak. Terima kasih," kataku. "kok dia nggak ngabarin aku ya?"gumamku.

"Maaf Bu. Tadi Pak Damar berpesan agar saya mengabari ibu. Namun karena banyaknya pekerjaan jadi saya lupa,"terangnya.

"Baiklah. Terima kasih," kataku.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh RIAAL

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku