Suamiku Ternyata Miliader

Suamiku Ternyata Miliader

Nendah_M

5.0
Komentar
4.2K
Penayangan
23
Bab

Menikah Paksa dengan orang yang tidak di cintai, membuat Diana sedih, apalagi dia di jodohkan dengan pria miskin, yang jauh dari kriterianya. Padahal tanpa dia tahu suaminya Darel adalah seorang miliader, dia sengaja menyamar untuk mencari istri yang tidak matre. Seperti apa kehidupan rumah tangga mereka?

Bab 1 Darel Murka

Plak!

Suara tamparan keras menggelegar mengisi seluruh ruangan, yang menjadikan atap langit sebagai saksi bisu, bagaimana seorang ayah kasar kepada anaknya hanya karena seorang wanita.

"Sudah Papah tegaskan sama kamu, jangan pernah merayu istri saya, walau itu hanya menatap matanya sekalipun!" ucap sang ayah-Gionino, murka. Matanya memerah dengan rahang mengetat, menampilkan kedua sisi yang menahan kepalan tangan.

Sang anak yang memang tidak punya kesalahan, sama sekali tidak ingin menundukkan kepala, untuk pria yang sangat dihormatinya itu.

"Yang merayu istri Papah siapa, hah? Aku sama sekali gak tertarik sama cewek modelan dia," lawan dia tak kalah menggelora dengan gigi gemulutuk menahan emosi.

Sementara diantara mereka berdua, seorang gadis ralat seorang istri mudaSedang sesenggukan, menampilkan kepura-puraan yang membuat Gionino semakin naik pitam pada anaknya.

"Gak usah banyak mengelak, istri Papah sendiri yang bilang kalau kamu terus merayu dia, saat saya tidak ada di rumah."

Sungguh sang anak tidak habis pikir, kenapa dengan mudah ayahnya mempercayai wanita licik, yang menjelma sebagai ibu tirinya itu.

"Papah percaya sama omongan wanita ini, tanpa ingin mencari bukti yang sebenarnya?" tunjuk sang anak, sambil menatap Gionino remeh.

"Ya, karena yang istri saya katakan semuanya benar, tidak mungkin dia bisa membohongi saya," jawab Gionino kukuh.

"Aku sama sekali tidak pernah menyangkal, bahwa Papah lebih percaya sama manusia berbisa kayak dia, daripada darah daging papah sendiri."

"Cukup! Kamu jangan menyebut Raisya manusia berbisa, ya! Sekali lagi kamu mengatai istri saya, maka semua hak warismu di keluarga ini akan Papah coret, bahkan jika perlu Papah berikan pada ibu tirimu ini," bentak Gionino semakin naik darah, bahkan tak segan-segan dia mengancam anaknya dengan dalih yang sangat penting.

Sang anak mendengus, sambil menggeleng parau. "Terserah! Aku tidak peduli dengan harta Papah, Papah kasih saja semuanya sama dia, bahkan jika perlu ambil seluruhnya sampai dia mati dan dibawa ke kuburannya."

"Berani-beraninya kamu ...." Hampir saja Gionino memukul anaknya kembali, Raisya sang ibu tiri langsung mencegahnya.

"Mas sudah hentikan jangan menampar dia lagi, kasihan anakmu Mas," sergahnya terisak-isak yang sudah direncanakan.

"Ta-tapi dia sudah menghinamu."

"Gapapa mungkin ini sudah takdirku, mendapat perlakuan buruk dari anakku sendiri," dalihnya lagi bikin sang anak ingin muntah darah melihatnya.

"Ck. Sungguh wanita cerdik. Bisa-bisanya kamu besikap baik di depan Papah, tapi di belakangnya malah menggodaku. Sudahlah aku muak rasanya melihat sandiwara licikmu," hardiknya sambil melangkah begitu saja, meninggalkan pasangan yang usianya sangat terpaut jauh.

"Darel mau kemana kamu, hah? Papah belum selesai bicara," teriak Gionino merasa direndahkan.

Seorang pria berwibawa yang bernama Darel itu, sama sekali tidak ingin menggubris ucapan ayahnya dan lebih memilih pergi bersama dengan ego yang memuncak.

"Dia pikir siapa, sampai ngancam aku dengan harta warisan segala?" sungut Darel sambil memukul kemudi mobil.

"Oh, mungkin dia lupa kalau hartaku sebenarnya masih banyak dari warisan mamah dan nenek, yang tidak akan pernah miskin sampai tujuh turunan," dengusnya lagi, kali ini tangannya tergerak untuk menjalankan mobilnya menuju rumah kekasih.

"Sudah aku putuskan untuk segera melamar Alesia agar cepat menikah, jadi dengan begitu aku yakin, manusia cerdik seperti Raisya pasti tidak akan bisa menggodaku lagi," raung Darel, terbelenggu akan sikap kesal kepada ibu tirinya yang sudah bermuka dua.

***

Sementara itu di sebuah vila seorang anak muda-mudi sedang bercinta, merenggang kenikmatan dunia.

"Ah, sayang jangan gigit leherku." Seorang gadis yang bernama Alesia, meracau tidak karuan saat lawan jenisnya, begitu ganas mempermainkan kesukaannya.

"Tapi kamu sangat menikmatinya, 'kan?" tanya Romeo tersenyum insten.

"Hu'uh, jadikan yang pertama ini sangat indah sayang, aku sudah muak rasanya menunggu jamahan dari Darel yang so alim itu," desisnya sambil memegang rambut Romeo.

"Tentu sayang aku juga sangat menginginkan ini, Dania sama sekali tidak ingin disentuh olehku."

Dilain waktu, Darel yang kini sedang memegang kotak cincin, merasa tidak sabar ingin segera menemui Alesia.

Semuanya sangat indah, sampai secara tiba-tiba dia merasa ada yang menabrak tubuhnya dari belakang.

"Arghhh," ringis Darel, seraya melihat langsung orang yang melakukannya.

Cewek?

"Aaa ... tidak! Ragaku sudah menyentuh orang tidak di kenal, bisa jadi dia miskin'kan, auto harus aku semprot pakai parfum."

Bukannya minta maaf, si cewek yang tak lain adalah Dania, malah menyemprotkan seluruh awaknya, beserta dengan Darel. Untungnya pria itu memakai masker jadi tidak harus terbatuk-batuk, akibat parfumnya yang sangat meledak.

"Sombong banget nih cewek," pikir Darel sambil menatap Dania cengo.

"Kamu jangan melihatku insten kayak gitu, ya! Udah tahu aku cantik! Jadi kamu jangan tergoda melihat kesempurnaanku," kelakar Dania sangat angkuh, merasa risih atas pandangan orang di depannya.

Darel menghela nafas sambil mengalihkan pandangannya. "Udah angkuh, percaya diri banget lagi. Tapi sudahlah lebih baik aku segera pergi, daripada harus menggubris cewek aneh ini," batinnya sambil melangkah begitu saja, meninggalkan Dania yang langsung melotot.

"Eh, dasar so cool, sombong, songong dan belagu, jangan so gak tertarik gitu, deh!" teriak Dania nyerocos tapi mengikuti langkah Darel juga, karena ingat tujuan awalnya yang ingin mencari kekasih hati.

"Dia ngapain mengikutiku sampai ke sini?" oceh Darel, setelah sampai di depan vila Alesia.

Dania yang sedari tadi merasa aneh dengan tempatnya berpijak, langsung menatap sekeliling, hingga pandangannya beradu dengan Darel.

"Ngapain anda mengikuti saya sampai sini?" Mau tak mau, Darel tanyakan saja langsung keganjalannya.

Dania terbeliak, mendapat tuduhan Darel. "Kamu jangan ge'er, ya! Aku tidak pernah mengikutimu, bahkan dari tadi aku heran kenapa kamu berjalan ke arah yang sama, dengan yang ingin aku tuju," sanggah Dania nyolot.

Malu. Itulah yang dirasakan Darel, tapi tak mau menampiknya. "Mu-mungkin anda salah arah, karena jalan sini hanya kekasihku yang menempatinya."

"Apa ini belum jelas untuk menunjukkan kalau aku salah tempat?" tanya Dania sambil memperlihatkan sebuah foto.

Darel memperhatikan gambarnya seksama, lalu terheran-heran karena gambar di depannya sungguh menunjukkan vila milik keluarga Alesia.

"Sebenarnya ada urusan apa sampai anda ingin mencari keberadaan vila ini?" Darel penasaran.

"Aku ingin mencari kekasihku Romeo, dia katanya sudah tinggal di daerah ini selama seminggu."

Hah? Dahi Darel mengkerut merasa bingung atas keterangan Dania barusan, kenapa kekasih cewek di hadapannya dan Alesia bisa tinggal satu atap, apa mungkin mereka mempunyai ikatan saudara?

Tak mau berfikir lama, Darel tidak menghiraukan Dania kembali, lalu seraya mengetuk pintu.

"Ah, sayang plis pelan-pelan." Baru saja tangan Darel terangkat, dia tidak sengaja mendengar racauan laknat Alesia dari dalam.

"Oh, baby kamu akan terkapar lemah di bawahku." Tak sampai disitu Darel juga mendengar suara bariton pria.

"Aku janji sayang setelah ini akan aku lepaskan Darel tidak berguna itu."

"Benarkah baby, lalu kenapa selama ini kamu mempertahankan dia?"

"I-itu semua karena aku suka akan hartanya, ya harta yang sangat melimpah."

Deg! Jantung Darel seketika berdetak lebih kencang karena menahan emosi, matanya memerah sangat retan sekali akan dirinya yang sangat pemarah, ritme irama nafasnyapun sampai terdengar oleh Dania.

"Kenapa kamu malah diam saja dan tidak mengetuk pintunya?" tanya Dania heran yang dari tadi tidak mendengar apa-apa, karena posisinya jauh dari pintu.

Brak!

Tak disangka, Darel seketika mendobrak pintunya sekaligus, hingga membuat dua insan yang sedang bercinta di dalam sana, langsung melirik ke arahnya. Panik.

"Dustin," gumam Alesia terbeliak. Ya, nama tersebut adalah panggilan khusus Alesia untuk Darel.

Dania juga yang sempat terlonjak atas perlakuan Darel, langsung melihat ke arah mereka, lalu terkulai lemas akibat melihat kekasihnya, yang tega sudah berhubungan terlarang bersama wanita lain.

"Romeo," pekiknya menutup mulut, diiringi air mata yang turun begitu saja.

"Wanita hina, silahkan kamu tulis berapa nominal yang kamu butuhkan, maka aku akan mengirimnya hari ini juga," hardik Darel geram, rasa cinta yang dibelenggunya selama ini berubah menjadi benci.

Hanya sekejap bertahan di situ, selepasnya Darel menjauh kembali, karena sudah tidak kuat melihat wajah Alesia sebagai kekasih terburuknya itu.

Asa yang awalnya ingin merajut kasih ke jenjang serius, kini hanya tinggal nama bersama hati yang terluka.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Juliana
5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku