Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mendung Ke Cerah
5.0
Komentar
35
Penayangan
5
Bab

Rani kehilangan sosok 2 orang kesayangannya dari masa lalunya, ia sedih tapi ia tetap menjalani kesehariannya seperti kebanyakan orang. Tanpa ia tau ia berada dalam lingkup dari salah seorang masa lalunya. Kisah kehidupan Rani yang dulu hambar kini terasa nikmat, satu persatu orang dari masa lalunya telah kembali. Ikuti kisahnya di sini ...

Bab 1 Pusing

"Raniiiii! Udah siang, gak kerja?" teriakan seorang wanita paruh baya menggema dengan indah setiap paginya.

Bukan tanpa alasan Tika-mama Rani seperti itu, hampir setiap hari rutinitas itu harus dilaksanakan dengan baik dan benar. Jika tidak seperti itu, maka Rani akan terus tidur di balik selimut Doraemonnya.

Ceklek (Pintu kamar Rani di buka)...

"Yah, ampun. Ini anak benar-benar, yah! Udah kita teriak sampe rahang sakit tetap aja gak bangun!"

Tika mendekati tempat tidur Rani dan tentu saja anak gadis yang ke dua itu masih setia dibalik selimut kesayangannya.

Tika membuka paksa selimut Doraemon itu, "Rani! Eh, Rani! Yah, Tuhan!" kesal tak kunjung bangun, Tika menuju kembali ke dapur dan beberapa menit kemudia ia kembali dengan keadaan telapak tangan di genggam erat.

"Maafin aku Tuhan," ucap Tika yang langsung menaruh sesuatu digenggamannya ke arah bibir sang anak.

Rani yang merasa agak lain di bibirnya segera melelet layaknya ular, "Hmmm ..." ia menggeliat dengan sempurna, bahkan kini tangannya mengelap sesuatu dibibirnya yang terasa asin dan asem itu.

"Ish, ini anak bukannya bangun malah menggeliat doang!" ucap Tika dan karena kesabarannya sudah habis, ia langsung mencubit bagian paha Rani dengan sedikit keras.

"Aaaah! Aduh!" Rani segera bangun dari tidur cantiknya tanpa harus meregengkan otot-ototnya, lalu ia duduk sambil mengelus pahanya yang terasa panas.

"Bangun juga kamu, cepetan bangun habis itu mandi. Sudah jam berapa ini coba!" ujar Tika dan langsung menunjuk ke arah jam.

"Wtf! Mama kok gak bangunin aku cepat-cepat, sih. Udah kesiangan aku ini. Aaaa!" Rani segera bangun dari tempat tidurnya yang nyaman, lalu ia segera menuju kamar mandi dan segera menyelesaikan aktifitasnya.

"Dih, kita sudah bangunin sampe mulut berbusa. Boro-boro bangun, susah kalau punya anak semuanya serba benar!" gerutu Tika dan langsung membereskan kasur Rani yang berantakan, setelah beres ia segera keluar menuju meja makan.

"Pagi, ma. Dari kamar Rani?" Luis-kakak Rani yang pertama, menyapa sang mama yang wajahnya terlihat jengkel.

"Benar-benar yah adik kamu itu, Luis! Masa setiap hari harus di bangunin terus sih? Padahal sudah besar kayak begitu, ditambah dia kan sudah kerja di perusahaan ternam. Bukannya berubah malah bikin ulah!" Tika segera duduk di samping sang anak untuk sarapan.

Selang sepuluh menit kemudian, saat Tika dan Luis sedang asyik mengobrol. Rani datang dengan tergesa-gesa, lalu mendekati meja makan dan mengambil sepotong roti tawar. Tidak lupa ia olesi roti tawar tersebut dengan selai coklat kesukaannya. Selesai urusan roti, ia meminum susu milik Luis hingga tandas.

"Buset, itu kan susu gue, dek!" Luis kesal melihat gelagat Rani.

"Dikit doang, kak. Lagian itu masih banyak di teko. Sudah yah, aku jalan duluan!" Tika menjauh dan menuju halaman depan.

Sementara Luis masih jengkel, "Dikit apaan? Minum sampe habis begini!" Luis menuangkan kembali susu yang berada di teko ke gelasnya.

"Sabar, mama juga kesel sama Rani. Itu anak benar-benar ngikutin jejak Almarhum papanya. Heran, padahal anak cewek." Tika geleng-geleng di buatnya karna sikap Rani yang persis Almarhum Randi-suaminya sekaligus papanya Rani.

"Hmmm," Luis segera menghabiskan sarapan nasi goreng favoritnya bersama sang mama.

...

Kendaraan roda dua yang di naiki Rani melaju dengan cukup kencang di jalan raya, ia bahkan sudah beberapa kali menerobos lampu merah. Hingga beberapa kali pun ia hampir menabrak pejalan kaki karena sangking terburu-burunya.

"Telaaaat! Aaah!" teriaknya dalam hati, dengan wajah cemas yang sangat terlihat, ia menuju tempat kerjanya yang baru 7 hari ini bekerja.

Pov Rani ...

Ah, sial. Sudah 1 minggu ini kerja telat terus. Mati aku kalau sampai bos Citra tau, mati aku.

Aku bisa bernapas sedikit lega kala aku sudah berada di parkiran kantor, tanpa banyak drama dari motorku ini. Segera aku parkirkan Nani-motorku di tempat parkir khusus parkiran karyawan.

Perusahan TRA GROUP yang begerak di bidang periklanan dan juga bergerak di bidang pemasaran. Entah itu namanya, yang jelas aku sangat menyukai dan bangga karena bisa bekerja di perusahaan ternama di ibukota ini.

Gaji disini pun tidak main-main loh.

Aku yang bekerja sebagai cleaning service pun di gaji dengan 5 juta perbulan, itu semua belum termasuk uang tip dari karyawan yang meminta tolong dan dari kepala divisi sebagai bonus.

Pernah aku di suruh memfoto copy sebuah file dan aku di upahi 50rb sekali jalan. Pokoknya, aku bangga banget bisa bekerja di sini.

Tapi, karena kebiasaan burukku, akhirnya selama 1 minggu ini aku selalu datang telat.

BERSAMBUNG

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Cahaya Rembulan

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku