Azahra hanya bisa pasrah ketika suami yang baru ia nikahi beberapa Minggu lalu, di bawa oleh polisi.
Azahra terkejut saat melihat warga berkerumun di depan rumah-nya. "Ada apa ini?" Tutur Azahra penuh tanya.
Para warga menyingkir dari depan pintu memberi Azahra jalan untuk masuk kedalam rumah.
"Tidak di sangka ya, Bu. Dafa yang kalem, rajin shalat ternyata seorang pembunuh," tutur seorang perempuan yang tengah melihat kedalam rumah Azahra, dimana didalam rumah itu ada Danish atau yang mereka kenal Dafa, serta beberapa polisi tengah berbincang dengan dengan Dandi ayah dari Azahra.
"Mas, Dafa ...." Azahra memanggil Dafa. Ia melihat tangan Dafa sudah di borgol. Azahra berjalan mendekati Dafa, kantong kresek berisi makanan ia jatuhkan. "Mas ... Apa semua ini? Katakan kalau semua ini hanya salah paham."
Dafa menundukkan kepalanya, Ia malu kepada Azahra atas perbuatannya. "Za, ini lah aku," ucap Dafa singkat.
Bak mendengar petir di siang bolong, Azahra tidak menyangka sama sekali, laki-laki yang ia kenal baik ternyata seorang pembunuh. "Ti-tidak, Mas ini tidak benar 'kan? Aku sedang bermimpi 'kan, Mas?" Azahra menepuk-nepuk pipinya. Ia berharap ini hanya mimpi.
"Zahra, sayang, kendalikan diri kamu, Nak." Aminah memeluk Azahra.
"Tidak, Bu. Ini hanya mimpi, Iya 'kan, Bu? Zahra mimpi kan, Bu?" Azahra menangis di pelukan sang Ibu
"Pak, apa saya boleh minta waktu sebentar, saya ingin bicara dengan istri saya," pinta Dafa kepada polisi.
"Tidak perlu kamu bicara dengan anak saya, bawa saja dia pergi dari sini, saya tidak sudi lagi melihatnya," ujar Dandi ia sangat kecewa dengan menantu nya tersebut.
"Hiks! Hiks! Tidak semua ini tidak nyata, semua ini salah paham kan, Mas? hiks ...." Azahra menangis ia melepaskan diri dari pelukan Aminah, lalu berjalan mendekati Dafa.
Azahra mersa pusing saat hendak meraih tangan Dafa. "Mas, aku-"
Brukk!
Bab 1 TERKEJUT
15/11/2023