Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Ketika Rasa Itu Hadir

Ketika Rasa Itu Hadir

Chanya

5.0
Komentar
58
Penayangan
5
Bab

Bagaimana jadinya jika menjalani kehidupan rumah tangga dengan pasangan yang tidak diharapkan? Jangankan bisa saling mencintai, saling kenal dan bertemu saja tidak pernah Sebelumnya. Begitu lah yang dialami oleh Sakinah Dan Dafri. Mereka terpaksa menikah atas desakan dan keinginan orang tua mereka Masing - masing. Katanya rasa cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu dan juga karena sering terbiasa bersama. Apakah itu berlaku bagi mereka berdua? Sedangkan sejak awal pernikahan mereka sepakat tidak akan serius menjalani pernikahan ini dan malahan salah satu dari mereka sudah memiliki kekasih yang sangat dicintainya. Sampai akhirnya, karena suatu hal pernikahan mereka terancam berakhir, Seharusnya mereka merasa senang karena ini adalah moment yang ditunggu - tunggu sejak dulu. Namun, kenyataan berkata lain.. Ketika mereka sama - sama menyadari bahwa rasa cinta itu hadir disaat pernikahan mereka diujung tanduk. Apakah yang terjadi? Dan bagaimana nasib pernikahan mereka?

Bab 1 SUAMI ASING SAKINAH

Suara Adzan Subuh berkumandang dengan begitu merdu sehingga membuat seorang wanita beparas cantik bernama Sakinah bangun dari tidurnya yang lelap.

Sesaat setelah Sakinah membuka matanya, Ia seakan tertegun. Pikirannya kembali membawanya mengingat akan kejadian malam tadi. Yah.. Malam tadi statusnya resmi berubah menjadi seorang istri.

Sakinah baru saja menikah dengan seorang laki - laki yang sama sekali tidak ia kenali, bahkan mereka hanya bertemu 2 kali. Pertama saat lelaki itu datang bersama kedua orang tuanya untuk melamar dirinya dan kedua adalah tadi malam, saat ijab kabul.

Malam tadi pula, untuk pertama kalinya Sakinah bertegur sapa dengan suami asingnya itu. Nama laki - laki yang sekilas mirip orang arab dan dengan hidungnya yang mancung itu adalah Aldafri.

"Hai, Maaf.. Siapa nama kamu tadi? Saya lupa," tanya Aldafri malam tadi ketika mereka berdua telah berada didalam kamar pengantin yang sudah dihias dengan seindah mungkin.

"Sakinah," jawab Sakinah dengan suara yang pelan. Dalam hati tak dipungkiri ia menggerutu juga, karena bisa - bisanya suami asingnya itu tidak ingat dengan namanya. Sedangkan Sakinah, sejak awal orang tuanya berencana untuk menjodohkannya dengan lelaki itu, semenjak itu pula nama Aldafri selalu menari - nari dibenaknya. Sakinah yang penasaran bagaimana rupa dan sifat calon suaminya itu nantiknya.

"Oh iya, Sakinah." ujarnya lalu berhenti sejenak untuk menarik nafas panjang.

"Sakinah, Aku tahu kamu sebenarnya juga tidak menginginkan pernikahan ini kan? Pernikahan ini seharusnya tidak pernah terjadi, bisa - bisanya dua orang yang tidak pernah kenal dan saling bertemu sebelumnya malah disatukan dengan ikatan pernikahan." ucapnya dengan tersenyum getir.

"Tapi, ya sudahlah.. Pernikahan ini sudah terlanjur terjadi. Kita jalani saja pernikahan ini sebagaimana mestinya, seperti yang orang tua kita inginkan. Namun, itu hanya berlaku didepan mereka saja. Lepas dari itu, kita jalani hidup masing - masing." lanjutnya lagi lalu mengarahkan pandangannya ke Sakinah, seolah meminta persetujuan wanita berparas manis itu.

"Iya, Iya Aldafri. Kamu benar.. Aku juga tidak menginginkan pernikahan ini. Kita sama - sama telah dipaksa oleh orang tua kita untuk menikah, dan aku sangat setuju dengan pendapat kamu itu." kata Sakinah yang langsung saja mengiyakan perkataan Aldafri.

"Okey, pernikahan ini hanya sementara. Sampai suatu saat nantik kita bisa menyakinkan kedua orang tua kita bahwa pernikahan yang terjalin tanpa cinta dan rasa kasih sayang sebelumnya, tidak akan berlangsung lama." tutur Dafri dengan yakin.

"Iya, kamu benar Aldafri." ujar Sakinah dengan mengangguk - anggukkan kepalanya.

"Panggil aku Dafri, atau Aal saja. Kalau Aldafri itu terlalu panjang untuk didengar. Oke?" kata Dafri yang meluruskan ucapan Chayra.

"Oke." jawab Sakinah lalu tersenyum tipis. Setelah itu, Dafri masuk kedalam kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Selang beberapa menit kemudian, Dafri keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian santainya. Ia kemudian duduk disofa yang ada didalam kamar sembari sibuk dengan ponsel yang kini ada di genggamannya. Tanpa mempedulikan aktifitas suami asingnya itu, Sakinahpun masuk kekamar mandi untuk mengganti pakaiannya juga.

"Kamu silahkan tidur diatas tempat tidur. Biar saya tidur disofa ini saja." kata Dafri setelah beberapa saat Sakinah keluar dari kamar mandi. Laki - laki itu sudah mengambil posisi dengan berbaring diatas sofa kecil tersebut.

"Tapi, ini kan kamar kamu. Dan ini juga tempat tidurnya kamu pastikan, jadi aku merasa gak enak menempatinya. Biar aku saja yang tidur disofa." kata Sakinah.

"Gak apa Sakinah, kamu tidur saja diatas sana." tegas Dafri dan kemudian membalikkan badannya. Dan tak berapa lama kemudian, terdengar suara dengkuran pelan dari sana. Dan sudah dapat dipastikan, lelaki berwajah arab itu kini telah tidur dengan lelapnya.

Itulah kejadian malam tadi yang kembali Sakinah ingat saat ia terbangun subuh ini. Dengan mata yang masih mengantuk, Sakinah mencoba membawa tubuhnya untuk duduk. Adzan sudah berlalu lebih kurang 10 menit, dan dia harus memaksakan tubuhnya untuk segera menunaikan sholat subuh.

Secara tak sengaja mata Sakinah memandang ke arah sofa tempat suami asingnya itu tidur tadi malam. Tapi, ia sama sekali tidak mendapati Dafri ada disana? Dimanakah lelaki itu? Apakah dikamar mandi? Lantas Sakinah langsung saja berjalan ke kamar mandi. Ia ketuk pintu itu, namun tidak ada jawaban karena ternyata memang tidak ada siapapun didalam sana.

Lalu kini pandangan Sakinah malah jatuh pada sebuah kertas putih yang ada diatas meja rias. Sakinah langsung saja mengambil kertas tersebut. Di kertas itu ternyata ada sebuah tulisan tangan yang sangat rapi. Sakinah lalu membacanya dengan perlahan - lahan.

"Saya kerumah sakit, ada operasi mendadak yang harus saya lakukan malam ini juga."

💟💟💟💟

Sakinah menuruni anak tangga dengan perlahan - lahan, setelah berada dibawah ia melihat seorang ibu setengah baya yang sudah sibuk berkutat di dapur. Sakinah mengenali ibu itu sebagai ART di rumah keluarga Dafri, namanya Bu Asih.

"Assalamu'alikum, buk Asih.." sapa Sakinah dengan ramah. Mendengar sapaan dari Sakinah, membuat Bik Asih yang sedang memasak langsung saja menoleh kebelakang dan mendapati Sakinah yang sudah tersenyum manis dibelakangnya.

"Wa'alaikumussalam, Nona Sakinah. MasyaAllah, sudah rapi dan cantik aja ni non." puji Bik Asih dengan sumringah.

"Iya, Makasih Bik. Bik lagi masak apa? Biar Sakinah bantuin." tawar Sakinah.

"Aduuhh.. Jangan Non, nantik gak enak dilihatin Nyonya sama Tuan, masak menantu dirumah ini dibiarkan main didapur" tolak bik Asih dengan halus dan Sakinahpun hanya bisa memakluminya dan kemudian duduk di kursi makan.

"Bik, Yang lain pada belum bangun atau gimana ya bik? Kok kelihatan sepi ya," celetuk Sakinah dengan melihat sekeliling rumah besar itu yang terlihat sangat sepi.

"Mereka ada kok Non, palingan masih dikamar. Sebentar lagi Tuan dan Nyonya Argantara keluar kok Non. Kalau Adiknya Den Aal biasanya agak siangan baru bangun, dan Den Aal sendiri tadi malam bibik lihat keluar kan? Sepertinya ada operasi mendadak, sudah biasa seperti itu den Aal mah." jelas bik Asih namun masih tetap melanjutkan kegiatannya didapur.

Sakinah hanya manggut - manggut mendengar penjelasan dari Bik Asih tersebut, dan memang seperti itulah profesi suami asingnya itu. Setahu Sakinah dari orang tuanya kalau Dafri adalah seorang Dokter spesialis kandungan di sebuah rumah sakit ternama didaerah tersebut. Sedangkan Sakinah sendiri saat ini belum bekerja sama sekali, dia lulusan salah satu Stikes dengan jurusan Farmasi. Sebelumnya Sakinah sempat bekerja juga sebagai salah satu honorer di salah satu Puskesmas, namun hanya berjalan beberapa bulan dan kemudian berhenti karena sesuatu hal.

Sakinah kini terlihat sibuk menyelami dunia maya dari benda pipih miliknya, dan tidak berapa lama kemudian ia merasakan ada sebuah tangan yang merangkulnya dari belakang. Mata Sakinah langsung terbelalak kaget.

"Hai, Sayang.. Sudah bangun ya?" sapa sebuah suara yang ia kenal, dan suara itu milik suami asingnya...

💟💟💟💟

Bersambung...

.

.

.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku