/0/20791/coverorgin.jpg?v=e65667aa7d62f9ca14b86f6ae32ad138&imageMogr2/format/webp)
“Lebih baik kau datang padaku lebih cepat, Amelia.”
Dari dalam mobilnya, Damian memperhatikannya dengan tatapan mata yang memburu. Ini sudah tiga bulan lamanya bagi Damian memperhatikan wanita berambut panjang bernama Amilia.
Pertemuan mereka adalah sebuah ketidaksengajaan, dan tampaknya hanya Damian saja yang mengingatnya dengan baik. Dia selalu mengawasi wanita yang telah berhasil membuatnya tertarik.
Bahkan kartu identitasnya masih ada pada Damian, tersimpan rapi di dompetnya. Damian adalah orang yang sibuk, sangat sibuk sekali hingga dia tidak bisa beristirahat dan juga tidak semua orang bisa menemuinya. Tapi, dia selalu meluangkan waktunya agar bisa memperhatikan Amelia. Rambut Amelia yang panjang bergerak di belakang punggungnya, dan Amelia terlihat manis sekali bahkan ketika dia sedang melamun di jalanan.
Damian yang merupakan seorang CEO Teknologi itu tahu jadwal Amelia, ketika pertama kali dia memperhatikan Amelia, dia tahu kalau Amelia adalah wanita yang tidak waspada. Mereka bertemu saat Damian sedang terburu-buru untuk mengurusi masalah di perusahaannya, baru saja dia keluar dari pesawat dan dikawal oleh para bodyguardnya, dia malah menabrak seorang wanita dan tubuh mereka berdua terjatuh.
Amelia menatapnya dengan tatapan yang membingungkan, dia terlihat tidak marah, dan juga terlihat tidak kesakitan, hanya kosong yang membuat Damian merasa begitu aneh.
Damian mengabaikan Amelia, dia masuk ke dalam mobilnya dan pergi untuk mengurusi masalah perusahaan yang sangat genting. Bahkan dia belum tidur sejak dua hari lalu.
“Tuan Damian, kenapa Anda membawa tas kecil wanita?” Pertanyaan dari sopirnya yang membukakan pintu untuk Damian ketika mereka sampai itu membuat Damian sadar kalau sejak tadi dia memegang tas seorang wanita.
Damian menekuk wajahnya, dia melihat ke arah tong sampah dan berjalan ke sana. Membuang benda yang tidak penting adalah yang terbaik.
Namun, ketika dia ada di dekat tempat sampah, Damian ragu untuk membuang tas di tangannya itu. Apalagi dia mengingat jelas ekspresi dari Amelia, akhirnya Damian membawa tas itu ke dalam ruangannya dan begitulah cerita dia mengetahui nama Amelia.
Bayangan Amelia yang selalu membekas diingatannya membuat Damian tidak tenang. Dia adalah pria yang hebat, banyak wanita yang memohon agar bisa bersamanya dan Damian mengabaikan mereka.
Wanita itu menyusahkan, mereka akan merengek meminta perhatian darinya dan baginya itu merepotkan.
“Dia tidak menggunakan jaket lagi.”
Damian mengeluh dari dalam mobilnya, melihat Amelia yang sering kali pulang malam tanpa menggunakan jaket. Padahal udara sedang dingin, itu bisa menyakiti Amelia. Dari kejauhan Damian bisa melihat tubuh kurus Amelia sedang gemetar, untungnya dia telah tiba di depan rumahnya.
Rumah itu berukuran kecil, hanya memiliki lebar tiga meter dan dihimpit dengan banyak bangunan di sekitarnya, kalau dijual pasti memiliki nilai yang tinggi. Bangunan yang ada di sekeliling rumah Amelia dan rumah Amelia sangat berbeda.
Damian menyentuh bibirnya, dia memperhatikan Amelia hingga Amelia masuk ke dalam rumahnya.
“Kau begitu mencintainya hingga seperti ini?”
Damian lagi-lagi mengeluh dengan sorot mata yang selalu ke arah rumah Amelia.
Melihat lampu dihidupkan, dan bayangan Amelia dari jendela. Dia melakukannya setiap hari, ada rasa yang aneh di dalam dirinya jika dia tidak bisa memperhatikan Amelia yang pulang dari tempatnya bekerja hingga ke rumah.
Amelia bekerja sebagai seorang karyawan toko buku terbesar di kota Bintang, dia terlihat begitu giat bekerja dan selalu terlihat sedih.
Alasan kesedihan Amelia karena dia gagal menikah, pria yang mendekatinya hanya menginginkan rumah yang dimiliki Amelia. Rumah itu adalah warisan dari kedua orang tua Amelia yang telah tiada. Pria yang dikencani Amelia selama dua tahun malah berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, lalu Amelia tahu motif sebenarnya, hanya ingin uang hasil rumah yang dijual.
Hubungan mereka berakhir, namun luka yang tertoreh di jantung Amelia sangatlah dalam.
Damian mengetahui semua itu setelah dia mencari tahu tentang kehidupan Amelia. Rasa penasarannya sekarang telah berubah menjadi obsesi yang begitu besar.
Dia ingin menarik Amelia agar di dekatnya, semakin lama Damian mengamati Amelia, dia tahu kalau dia tidak bisa membiarkan Amelia seperti ini.
/0/7971/coverorgin.jpg?v=dca440106a4673dbd2ad510e2059881b&imageMogr2/format/webp)
/0/24396/coverorgin.jpg?v=d69290ab29cc24b3b345234c814c5d3d&imageMogr2/format/webp)
/0/14151/coverorgin.jpg?v=4e824bc6d47cb1f003fcf40586c93ee3&imageMogr2/format/webp)
/0/15751/coverorgin.jpg?v=1bdf86b5ee5478fbb236687f80b2d534&imageMogr2/format/webp)
/0/17282/coverorgin.jpg?v=a34e9b4d14493b1290fca4ee43eafa69&imageMogr2/format/webp)
/0/12472/coverorgin.jpg?v=20250122183243&imageMogr2/format/webp)
/0/15327/coverorgin.jpg?v=027a1fcecb93017dd1d87345850b5037&imageMogr2/format/webp)
/0/20434/coverorgin.jpg?v=3349f46a85b181fc79c776f6d3a9e78c&imageMogr2/format/webp)
/0/13436/coverorgin.jpg?v=91683f13085b241fe4523a1ab5bd1648&imageMogr2/format/webp)
/0/28779/coverorgin.jpg?v=a8474d94571f667da671c85db7b388ce&imageMogr2/format/webp)
/0/17164/coverorgin.jpg?v=5399f2d9a3016cf695306f21f6d38fe9&imageMogr2/format/webp)
/0/16547/coverorgin.jpg?v=4af839c0b4f28409dca0f3ab0a705866&imageMogr2/format/webp)
/0/3425/coverorgin.jpg?v=931db14174065e64c293c717cd29590a&imageMogr2/format/webp)
/0/19139/coverorgin.jpg?v=1ed13e1d4e43a9e8bf857b90d37b476e&imageMogr2/format/webp)
/0/29640/coverorgin.jpg?v=04a85618c17bd8334be9470f43906970&imageMogr2/format/webp)
/0/18693/coverorgin.jpg?v=b47fb6091ccd5dc83be6d07ed6a1f4d1&imageMogr2/format/webp)
/0/17527/coverorgin.jpg?v=f897dc8b13f78dfe01fceeb0f359ac4c&imageMogr2/format/webp)
/0/16546/coverorgin.jpg?v=4f27093d09fa5e7d187b392e532878a9&imageMogr2/format/webp)