Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Goresan hati Upiak

Goresan hati Upiak

nofriza rahma

5.0
Komentar
15
Penayangan
6
Bab

Hanzel di kagetkan dengan keadaan ia yang sama sekali tidak menggunakan sebenang kain, lebih buruknya lagi ada seorang gadis yang tengah menangis di ujung pintu, kelihatannya ia tidak bisa keluar dari dalam kamar hotel. Gadis itu terus menangis dan menyalahi Hanzel karena telah merebut keperawanannya, Hanzel pun yang tidak mau ambil pusing, ia memilih untuk menikahi gadis tersebut. Pernikahan pun berlangsung satu minggu setelahnya. Keluarga besar Hanzel yang menginginkan jika pernikahannya di umumkan di depan public dan di gelar dengan mewah, sekalipun Hanzel tidak mau, namun ia juga tidak ada alasan menolak keinginan keluarga besar Lorenzo, pemilik perusahaan raksasa yang menaungi banyak model cantik di dunia hiburan. ''Ingat, kamu bisa tinggal di rumah ini dengan nyaman asalkan jangan pernah campuri urusan saya, paham!'' bentak kasar Hanzel kepada Upiak.

Bab 1 Episode 1 Korban baru Hanzel.

Episode 1/ Korban baru Hanzel.

Hanzel Lorenzo anak bungsu dari keluarga konglomerat Lorenzo, merupakan Casanova terkenal di kalangan keluarga elite. Malam ini akan di adakan festival paling terbesar dalam sejarah untuk menyambut kemenangan keluarga Lorenzo yang sudah bertahan lebih dari 20 tahun sebagai keluarga berpengaruh di industry hiburan.

Bisnis keluarga lorenzo bergerak di bidang dunia model, banyak cabang agensi besar model yang bernaung di bawah keluarga lorenzo. Hanzel sendiri memang dikenal paling bisa mencari wanita cantik yang akan ia bawa untuk bekerja di bisnis keluarga mereka, cukup dengan pesona ketampanannya, semua wanita akan bergilir berganti terhipnotis dengan semua pesona yang dimiliki oleh Hanzel.

''Tuan Muda Hanzel, makan malamnya sudah siap. Semua menu sehat dan mahal sudah kami sediakan di atas meja,'' ucap ketua pelayan, sementara pelayan lainnya berbaris rapi menyambut Hanzel yang baru turun dari lantai 2.

Hanzel hanya memberikan anggukan, ia melangkah ke meja makan, disana memang sudah terlihat semua menu mewah yang berjajar. Hanzel memang tipe pria yang apapun harus di lakukan dengan sempurna, ia duduk sendirian sembari mencicipi hidangan yang tersaji.

.....

Setelah menghabiskan sarapan paginya, ia segera bergerak ke perumahan elite, tempat keluarga besar biasanya melakukan diskusi, hanya 20 menit dari rumah megah milik Hanzel. Ia segera turun dan semua pekerja di sana menyambut Hanzel bak raja, ia tetap melangkah dan ketika pintu besar itu terbuka, semua anggota keluarga sudah berkumpul, mereka hanya menunggu kedatangan Hanzel.

''Akhirnya yang di tunggu datang juga!'' ucap seorang pria yang duduk di tengah-tengah.

''Seperti biasa, bisnis ini tidak akan berjalan dengan baik, jika tidak ada saya. Saya tahu pengaruh ketampanan yang saya miliki sangat kuat hingga banyak membuat wanita di luaran sana langsung tertarik dalam sekejap mata,'' ujar Hanzel dengan sombong.

Bahkan dengan beraninya Hanzel meletakkan satu kakinya di atas meja, ia tersenyum sombong kepada semua anggota keluarga lainnya.

''Hanzel, tolong jaga sikap kamu!''

Ia pun segera menurunkan kakinya dan menghisap satu puntung rokok, rapat besar pun di mulai.

''Hanzel, seperti yang sudah kamu ketahui. Jika industry film sedang membutuhkan wanita penting untuk memainkan peran mereka, dan semua model yang ada di agensi yang menaungi kita tidak ada satupun yang dapat melirik sutradara film besar itu. Jadi ....'

''Hal yang mudah, kalian semua butuh berapa wanita? Saya bisa dapatkan dan akan pastikan mereka semua bekerja disini,'' sela Hanzel yang kembali menghisap rokoknya.

.....

Malam hari.

Pesta sedang berlangsung, Hanzel hanya duduk menikmati birnya, ia hanya melihat semua pengunjung di pesta tersebut sibuk menari bersama.

''Hanzel,'' sapa seorang pria yang duduk di depannya.

''Prince, kapan lo pulang dari Singapura? Dan bagaimana dengan perusahaan lo? Apakah kerja sama itu berhasil lo dapatkan?'' tanya Hanzel yang memberikan bir untuk Prince, teman lamanya.

''Biasa, tidak ada yang tidak bisa di lakukan oleh seorang Prince. Hanya dengan satu kedipan, anak dari pemilik perusahaan itu berhasil gue dapatkan, dan paginya gue beri ancaman jika pihak mereka tidak mau melakukan tanda tangan kerja, maka berita putri mereka akan tersebar ke jagat maya dan akan mempermalukan keluarga mereka sendiri,'' jawab Prince.

Hanzel hanya manggut-manggut mendengar ucapan Prince, mereka berdua menghabisi waktu dengan berbincang tentang bisnis masing-masing. Hingga sorot mata Hanzel menangkap seorang gadis yang bekerja di acara pesta keluarga mereka, dari segi dandanannya sangat berbeda dari kebanyakan gadis lain.

''Ada apa, Bro?'' tanya Prince yang menatap kemana arah tatapan mata Hanzel.

''Ohh, gadis itu. Lo tertarik kah dengan dia?'' ujar Prince yang terlihat menggoda.

Hanzel menyeringai dan berkata, ''Siapa? Gue tertarik dengan seorang pelayan? Sorry, model saja hanya modal gue tiduri tanpa memberikan komitmen apapun,''

'Siapa gadis itu? Sepertinya gue pernah melihatnya sebelum ini?' pikir Hanzel yang tatapan matanya tidak teralihkan kepada pelayan muda yang sibuk dengan pekerjaannya.

.....

Break.

Gelas pun jatuh dan berserakan begitu saja di lantai, Hanzel yang pakaiannya kotor pun menarik tangan pelayan tersebut.

''Hei, kalo kerja tuh yang becus! Lo bisa kerja apa enggak sih!'' murka Hanzel.

Gadis muda tersebut hanya menunduk dengan takut, Prince yang melihatnya pun berusaha menenangkan kemarahan Hanzel.

''Sudahlah, Bro. lagian harta lo itu bisa membeli jauh lebih banyak jas mahal ini, lepaskan saja dia.''

''Maafkan saya Tuan ... saya tidak sengaja,'' ucap gadis tersebut dengan gemetar ketakutan.

Hanzel memperhatikan gadis muda tersebut dari ujung kepala hingga ujung kaki, ia tersenyum menyeringai.

''Baiklah, saya akan memaafkan kamu. Tapi ... dengan satu syarat,'' bisik Hanzel yang membuat gadis tersebut menatap kepadanya dengan kening berkerut.

Plak.

Satu tamparan keras malah dilayangkan kepada pipi Hanzel, Prince pun tercengang dengan keberanian yang di miliki oleh gadis muda, ia hanya tersenyum sembari menyaksikan drama apa yang akan terjadi, ia kembali meneguk wine nya.

''Awhg, sakit!''

Gadis tersebut meringis kesakitan ketika pergelangan tangannya di tarik dengan kasar oleh Hanzel,

''Dasar gadis nakal, kamu mau bermain-main dengan saya, hah!'' kesal Hanzel.

Seumur hidupnya, baru kali ini ia di tampar oleh seorang gadis hanya karena mengajaknya menghabiskan malam bersama.

''Lepaskan saya, Tuan!'' mohon gadis itu dengan meringis kesakitan ketika pergelangan tangannya terasa semakin sakit.

Prince melangkah mendekat, ''Sudahlah, Hanzel. Dia hanya pelayan, lepaskan saja dia. Dan lo masih bisa mendapatkan gadis yang jauh lebih sempurna di bandingkan pelayan ini, lihatlah, semua bidadari cantik itu berjajar hanya untuk lo,''

Akan bujukan Prince, Hanzel pun melepaskan gadis tersebut, namun sebelum ia membebaskannya, Hanzel kembali berbisik, ''Awas saja kamu, akan saya buat hidup kamu menderita setelah ini!''

Namun ternyata, nyali gadis itu kuat untuk menghadapi Hanzel.

''Lakukan apapun, saya tidak peduli. Yang paling terpenting saya tidak akan memberikan hal yang paling berharga dalam hidup saya kepada Anda, Tuan!''

Hanzel pun murka namun Prince menahannya agar Hanzel tidak mengejar gadis tersebut.

''Sudahlah, Bro. banyak gadis cantik di luaran sana yang bisa lo gunakan untuk malam ini,'' ucap Prince.

''Bukan begitu, gue paling tidak suka jika di rendahkan begini, dan lo dengar sendiri apa ucapan si pelayan tidak tahu diri itu!'' kesal Hanzel.

Prince menatap curiga kepada Hanzel, temannya. Pasti ia sudah merencanakan hal besar untuk gadis pelayan tersebut.

''Hmm, dia mengatakan jika dia tidak akan memberikan hal berharga dalam dirinya untuk lo. Berarti itu tandanya dia masih ....''

Hanzel tersenyum menyeringai, ''Menarik, berarti dia masih perawan. Sudah sangat lama gue tidak mencicipi seorang perawan,''

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh nofriza rahma

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku