Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Rental Woman

My Rental Woman

ViaVia27

5.0
Komentar
1.6K
Penayangan
16
Bab

Untuk memenuhi pengobatan ibunya, Alana mau tak mau menjadi istri sewaan seorang dokter muda, Bernando Thomas, tanpa terikat oleh pernikahan. Bernando telah terikat pernikahan dengan istri pertamanya, tetapi sayangnya istrinya telah tiada ketika di luar negeri dan orang tuanya sama sekali tidak mengetahui berita itu, karena istrinya meninggal begitu misterius. Hingga Thomas bertemu Alana, wanita yang berwajah mirip dengan Calista, mendiang istrinya. Thomas yang merupakan seorang dokter dan seorang duda itu pun langsung membantu pengobatan ibu Alana dengan syarat menjadi istri sewaannya. Lantas akankah Alana menyetujui hal tersebut?

Bab 1 Jadilah Istriku

"Saya akan membantu biaya pengobatan Ibumu. Tetapi dengan satu syarat," ujar laki-laki berjas putih nan rapi yang dipanggil dokter itu.

Sontak perkataan laki-laki yang berprofesi sebagai dokter tersebut menyentak Alana, wanita berusia 25 tahun-an. "Maksud, Dokter? Dokter mau membiayai pengobatan ibu saya?" tanya Alana memastikan.

Tak bisa dipungkiri dengan pernyataan laki-laki dengan nama Bernando Thomas tersebut sangat menyebabkan Alana tidak percaya. Karena siapa yang mau membiayai pengobatan ibunya? Tidak ada, bahkan dia pun tak sanggup. Terlebih lagi, ibunya yang sedang koma dan membutuhkan banyak dana.

"Ya, saya akan membantu kamu. Tetapi seperti yang saya katakan, saya memiliki satu syarat kepadamu," timpal Bernando Thomas mengulang perkataannya sesaat lalu.

"A-Apa syaratnya, Dok? A-Akan saya lakukan apa pun itu demi ibu saya," ujar Alana dengan penuh tergesa. Bagi Alana, keadaan ibunyalah yang terpenting, sehingga dia berniat melakukan apa pun.

Sejenak suasana di ruangan Bernando Thomas itu hening, bahkan laki-laki yang disapa "pak Dokter" itu pun juga tak menimpali sepatah kata dan hanya menatap lekat Alana, wanita muda begitu rupawan di hadapannya.

"Jadilah, istriku, Alana!" timpal Bernando Thomas setelah beberapa saat terdiam.

Sontak perkataan Bernando Thomas itu mengagetkan Alana, bahkan wanita itu diam membisu.

Sungguh Alana dilanda tanya besar dan ketidak percayaan. Karena bagaimanapun juga Bernando Thomas baginya adalah laki-laki mapan, tampan, dan sangat terpandang, jadi bagi Alana ketidakmungkinan bahkan suatu kemustahilan bahwa Betnando Thomas memintanya menjadi istri dari laki-laki blasteran Belanda itu.

Meskipun begitu, tak bisa dipungkiri ada setitik kebahagiaan di dada Alana. Bagaimana tidak? Siapa juga yang tidak suka jika menjadi istri dari laki-laki mapan dan tampan seperti Bernando Thomas?

"Pa-Pak Dokter sungguh-sungguh? Sa-Saya jadi istri Pak Dokter?" tanya Alana lagi memastikan apa yang dia dengar.

Bernando Thomas mengangguk sejenak. "Ya, saya sungguh-sungguh, Alana. Tetapi..." Bernando Thomas menggantung ucapannya sehingga menyebabkan Alana dilanda tanya.

"Tetapi apa, Pak?" tanya Alana penasaran.

"Kamu hanya sebagai istri sewaan saja," ujar Bernando Thomas yang menyebabkan Alana tersentak berkali-kali lipat dan runtuh setitik kebahagiaan di dalam dadanya sesaat lalu.

"Ma-Maksudnya, Pak?" tanya Alana dengan sedikit kecewa.

Bernando Thomas tak menimpali dengan segera. Laki-laki berstatus sebagai dokter di rumah sakit di Ibukota itu pun bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah jendela. Dia tatap lekat-lekat hiruk pikuk rumah sakit dari balik jendelanya, kemudian helaan napasnya begitu panjang seolah membuang segala resah dan gelisah.

"Aku sudah menikah dan istriku bernama Calista. Aku dan dia baru menikah beberapa bulan lalu dan kami liburan di Belanda. Tetapi, hal tak terduga terjadi. Calista meninggal dalam sebuah tragedi kebakaran yang ada di restoran ketika dia dan teman-temannya berkumpul di sana," jelas Bernando dan sejenak menjeda ucapannya dengan penuh sendu.

"A-Aku sangat terpukul dengan itu, aku kehilangan istriku, kehilangan wanita yang aku cintai. Tetapi hanya aku yang merasakan kesedihan itu, Alana Swastika. Karena aku tidak pernah menceritakan kematian Alana kepada siapa pun, termasuk keluargaku. Bahkan kedatanganku ke Indonesia pun, tidak ada yang tahu termasuk keluargaku," imbuh Bernando Thomas seraya menatap penuh sendu pada Alana yang tengah duduk berjarak beberapa langkah darinya.

"Aku tidak ingin meruntuhkan kebahagiaan keluargaku, Alana. Aku tidak ingin melihat mereka sedih karena kehilangan menantu yang mereka cintai," lanjut Bernando kemudian melangkah kembali ke tempat duduknya.

"Jadi, karena itulah, Alana. Aku ingin meembantumu dengan syarat seperti yang aku sebutkan tadi. Aku ingin kamu menjadi istriku hanya sebagai pura-pura saja selama aku di Indonesia. Jika suatu saat nanti aku kembali ke Belanda, kamu bisa bebas dengan kehidupanmu. Aku juga tidak akan mengikatmu dengan status suami-istri," ujar Bernando lagi dengan penuh mohon.

Alana terdiam, bahkan setelah mendengar dengan saksama apa yang diutarakan oleh laki-laki yang berprofesi sebagai dokter tersebut.

Alana tak bisa percaya, dia bahkan dirundung sendu dan gelisah atas apa yang akan dia katakan kepada Bernando Thomas.

Terlebih lagi satu hal yang Alana tak pernah duga, bahwa laki-laki tampan dan mapan yang kerap kali membantu ibunya berobat dulu sudah menikah, bahkan kepelikan sudah menimpa kehidupannya. Lantas akankah Alana membantunya?

"Kenapa harus saya, Pak Dokter? Maksud saya, saya dan mendiang istri Bapak pasti berbeda," ujar Alana bertanya-tanya.

Bernando Thomas menghela napasnya panjang, laki-laki itu lantas mengambil sesuatu dari lacinya, sebuah foto dirinya dengan Calista, istrinya.

"Lihatlah betapa miripnya kamu dengan Calista, istriku," ujar Bernando seraya memberikan sebuah foto kepada Alana.

Sontak saja Alana semakin dirundung ketidakpercayaan, bahkan Alana dibuat menganga. Bagaimana tidak? Alana menjumpali wanita yang sangat mirip dengannya, padahal dia tidak memiliki kembaran dari lahir. Alana melihat jelas, bahwa dirinya dan Calista adalah wanita yang mirip, tinggi semampai dan memiliki senyum serta wajah yang benar-benar sama. Yang membedakan hanyalah surai legam Calista yang bergelombang sedangkan Alan lurus, Calista juga memiliki tahi lalat di pelipisnya sedangkan Alana tidak.

Alana berkali-kali menggerayai wajahnya dan berusaha menyadarkan dirinya yang masih dirundung tidak percaya.

"Ba-Bagaimana bisa? A-Aku dan dia memiliki wajah yang sangat sama?" tanya Alana dengan rasa tidak percaya seraya menggerayai wajahnya dan surai legamnya yang lurus.

"Itulah yang membuatku tidak percaya juga, Alana. Tetapi inilah faktanya. Sejak aku bertemu denganmu di sini dan membantu pengobatan ibumu di sini, aku semakin tidak percaya bahwa kamu Alana. Karena aku pikir kamu adalah Calista, istriku. Aku pikir Calista masih hidup. Tetapi, setelah aku amati lagi, ternyata kamu berbeda dengan Calista. Hanya wajah saja yang membuatmu sama dengan Calista," jelas Bernando Thomas seraya menatap lekat Alana yang ada di hadapannya itu.

"Dan karena inilah, Alana. Aku ingin meminta bantuanmu. Jadilah istriku hanya ketika aku berada di Indonesia, apalagi aku tinggal dengan kedua orang tuaku. Aku tidak ingin mengecewakan mereka," ujar Bernando lagi mengutarakan keinginannya.

Alana semakin dibuat bingung dan memikirkan apa yang harus dia utarakan kepada Bernando. Terlebih lagi banyak hal yang tidak dia tahu tentang keluarga Bernando dan dia juga tak tahu perihal kebiasaan Calista. Jadi, bgaimana dia bisa menjadi Calista?

"Te-Tetapi bagaimana saya bisa melakukannya, Pak? Saya tidak tahu bagaimana menjadi Calista, menjadi istri Bapak," ujar Alana dengan penuh bingung.

Bernando menarik senyumnya dengan sangat manis dan teduh untuk sesaat. "Kamu jangan khawatir. Aku akan membantumu. Jadi, apakah kamu mau menyetujuinya, Alana? Kamu mau jadi istri sewaan saya?"

"Saya tidak punya pilihan lain, Pak. Saya membutuhkan uang untuk pengobatan ibu saya dan saya setuju dengan persyaratan Pak Dokter. Saya akan jadi istri Bapak," ujar Alana dengan mantap dan tanpa ragu lagi.

****

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku