DUDA MODAL DENGKUL
k Tamrin saat abangnya buru
h! Ce
, B
enuntaskan hasratnya yang sudah lebih dari dua tahun tertahankan.
ggunakan motor. Tinggal di kawasan kebun sawit tentu tidak semua jalan yang dilalui mulus. Namun,
di depan rumah wanita tua itu. Tampak lengang dengan pintu terbuka. Su
alaikum!
terdengar suara guyuran air dari sumur belakang rumah. Pria itu pun masuk, meski belum men
EEE
osok wanita tua dengan rambut yang hampir semuanya memutih tampak ten
n, Fathur menjadi semakin tidak tahan. Ia langsung menyergap tubuh wanita tua
SLUP
ya, permainan itu hanya sekejap mata sudah berakhir setelah cairan kental berwarna putih berhasil tumpah di d
t udah crit!" ejek Oma Neni
tanya Fathur sembari me
! Oma begini-begini
an mengapa rumahnya begitu sepi, tidak seperti beberapa tahun yang lalu. Rupanya sekarang di kota itu keberadaan anak jal
karena belum ada lampu jalan. Kampung Fathur memang agak sedikit tertinggal. Di sana masih ada
, Thur?" t
temen, Bu,"
sini. Kali mau
aku jadi orang kaya, hidup enak, ong
Bagaimana tidak? Baru datang yang entah dari mana tiba-tiba bilang tidak perlu kerja karen
umah mertuanya mengadakan acara tahlilan untuk mendoakan almarhum. Di antara t
gan orang-orang terhadap dirinya nanti. Menunggu acara selesai, putra bungsunya sudah merengek karena mengantuk. Arim
onakan almarhum suaminya yang masih duduk di kelas
kelihatannya galak," tolak gadis
, nanti kukasih uang bu
i, ya
jangan ada yang tahu," ujar Arimbi meminta
i putra bungsunya tidur nyenyak. Tak lama kemudian, pintu samping rumahnya diketok. Ia pun buru-buru membukanya.
kan uang pecahan lima ribu r
aikum, Bang
kepada Fathur. Tidak menunggu la
i?" balas Fathur yang balik tan
au bilang makasih un
itu tampaknya cukup terhibur dan sudah mulai melupakan mendiang suaminya. Keduanya berbalas pesan hingg
ke warung bakso. Ia masih malu-malu. Beralasan membeli bakso dan segel
in lah yang paling rajin membantu melayani di warung bakso. Sementara abangnya tid
ke sekeliling, tetapi tak nampak orang yang d
knya abangku, Kak. Pake
g?" Akhirnya, Arimbi memberanikan diri
Di dalam,"
ek di sudut warung. Sementara Tamrin membuat es teh manis, ia meraci
rimbi tadi. Saat ia ke dapur untuk mengambil es batu, pemuda
elangkah malas meninggalkan kasurny
pa Fathur. "Udah
Bang. Mak
sebuah kendaraan roda dua yang ditebak itu adalah milik wanita di hadapannya. Ia pun berandai-andai j
mau ke mana?"
Bang," ja
u mau lihat kebun s
eh,
liknya menuju kebun sawit yang luasnya berhektar-hektar.
i di sini, Bang
ya dua hektar saja. Kira-kira menurut kau,
minta pada ibunya. Fathur mulai membual agar Arimbi terkesan pada dirinya. Ia memanfaatkan s
n mudah masuk ke dalam tipu muslihat pria pengang
h bibinya," ujar Arimbi yang hendak bangkit meninggalkan pondok. Namun, tiba-ti
is banget. Bikin aku kan
bibir. Arimbi terpejam menikmati. Sementara tangan Fathur menyelusup ke dalam blouse ya
an, B
ak cinta sama ak
yang lihat. Pulang sa
rimbi harus benar-benar yakin terhadap dirinya,