Cinta Pertama Adinda
Adinda berjalan ke arahnya, ada angin segar yang mengibarkan rambut panjangnya ke be
lakang Adinda. Adinda juga menoleh ke belakang dan penampilannya langsung membuat Radi
. Baru pertama kali ini ada gadis yang sangat cantik dengan bola mata yang sangat indah. Banyak gadis-gadis cantik di sekolahnya yang mengejar-ngejar
ar mandi. Tapi tatapan Raditya kepada Adinda itu membuat Mahesa tak berniat sama sekali beranjak dari tempatnya berdiri kini. Dinda sangat bingung dengan sikap Mahe
Dinda, merangkulnya dan mencium pipi serta bibirnya. Ah, tubuh Raditya meremang meremang memikirkannya. Raditya pun segera berlalu ke dalam kamar mandi
brit gitu ke kamar mandi?" t
jadian," jawab Mahesa dingin dan
k sarapan? Atau sarapannya cuma minum ai
epan cermin dan membenarkan rambutnya dengan gel rambut agar terlihat tampan. Mahesa kembali menarik dirinya dan menatap Adinda yang m
as bareng. Siapa tahu kan kalau baju seragam gue gak m
sa kepada Adinda. Adinda memanyunkan bibirnya yang malah membuat Mahesa menelan ludahnya saking gemasnya dengan s
erada dan berjalan meninggalkan toilet menuju ke kel
alah satu kamar mandi. Raditya keluar kamar mandi dan Mahesa dapat mendengarnya memanggil-manggil nama Adinda dan ia tersenyum puas ka
di kuburan dengan seragam sekolah milik Adinda. Benar dugaanya, seragam Adinda itu adalah ukurannya. Setelah mengganti seragamnya dengan seragam Adinda, Mahesa segera b
ang mendekati Adinda yang duduk di belakang, semen
dinda dalam belajar. Semua murid di sekolah itu tahu kalau guru bahasa Indonesia l
ia itu menoleh ke arahnya dengan sedikit kaget. "Mau lewat,
itu dan Adinda mendongak kaget. Adinda bahkan menatap tak percaya ke arah guru bahasa Indonesia tersebut karena
mbat masuk kelas. Sang guru menoleh ke arah Adinda dan wajahnya berubah dari ketus menjadi biasa. "Tadi seragam saya terkena noda dan Mahesa memban
di depan. Beberapa siswa dan siswi yang mendengar hal tersebut langsung saling bertatap heran
guru bahasa Indonesianya. Mahesa memerhatikan teman-teman kelasnya dan ia bisa melihat beberapa siswa pria dar
al
Adinda langsung menoleh kaget dan heran kepadanya. Menatapnya den
?" tanya Dinda dengan
a dingin. Dinda menatap sebal ke arah
kan gue bisa prepare dandan cantik gitu
ik-cantiknya jadi gak usah kecent
dengan kuat, tak ingin tersulut emosi
am Dinda sebal dan pelan. Mahesa bisa mendengarnya da