Cinta Pertama Adinda
a terlihat kesal dan muram. Mahesa kemudian menatap satu per satu temen kelasnya dengan tajam, membuat mere
sebelah Mahesa. Dinda tak peduli dengan kemarahan Mahesa yang sudah terli
arang kenapa lo duduk sih?
ang buat ambil seragam lo," kata Dinda seraya mengeluarkan novel dari dalam tasnya dan sudah siap membaca
mutuskan untuk pergi dari kelasnya dan keluar dengan menente
sebelumnya. Dinda menoleh ke arah Helen dan ia mengangkat bahunya. "Ihh, aneh deh lo!" kata Helen heran. Helen
rgian Mahesa. Sedikit merasa bersalah karena telah menggoda Mahesa dengan parfum ya
ta Helen yang membuat mata D
" tanya Dind
awa tas sekolahnya!" ja
tempatnya duduk dan segera menyusul Mahesa setelah Helen be
nemukan keberadaan Mahesa sama sekali, Mahesa sungguh tak terlihat oleh kedua matanya. Rasa cemas hinggap begitu
adu kesakitan tapi ia kemudian langsung saja diam kala bau parfum melati yang sangat menyengat itu menusuk hidungnya. Din
o pergi ter
balas menatapnya dengan senyum sinis. Pe
ningnya dengan heran, tapi akhirnya ia menuruti saja permin
tanya Adinda
k kelas sudah berbunyi. Mendengar permintaan Mahe
an-pelan ke arah Adinda yang mundur pelan-pelan juga sembari menatap Mahesa takut-takut. "Hes, gue
rjalan mendekat. Seketika itu pula Dinda hampir menjerit takut, untung
dan meminta Mahesa dengan isyarat matanya untuk melepaskan tangannya dari mulut
na jauh! Gak usah mikir mesum gitu!
esum ke lo! Otak lo aja yang udah me
a gue lepasin baju gu
ru di koperasi siswa tapi gak ada yang ukuran kayak gue, adanya yan
meneliti dengan seksama baju seragam itu dan mendelik melih
h dibawah
lo
ini XL, ukuran gue,
ue?" tanya Dinda heran. Ma
palagi lo pake seragam gede ka
n gue, gerah! Apalagi sekolah bawaannya
gue mau lo tukar baju lo dengan sera
awab Dind
Dinda sampai menatap heran ke arahny
selama sebulan keliling malang!" kata Dinda sedikit angkuh. Ia mencuri-curi pandang dengan tang
inya ya lo harus tanggung jawab, Din," kata
, gue bawa bajun
Mahesa. Dinda menghela napas berat, ia sama sekali tak habis pikir dengan Mahesa yang punya
ng sudah manyun. "Ya sudah siniin baju seragamnya,"
g ia beli kepada Adinda dan Adinda menerimanya lalu ia berlal
menoleh ke arah kelasnya, guru kesenian belum mas
hat Dinda keluar dari kamar mandi tersebut dengan baju seragam yang pas di tubuhnya. Di
jadi deg-