Cinta Pertama Adinda
umah. Kekesalan Dinda ia bawa sampai ke dalam rumahnya. Dinda mendekat ke ara
engan kesal sekali, beberapa saudaranya melihat ke
ek sembari menghentikan
awab dengan sangat manta
kut?" tanya sang nenek yang langsung disamb
saudara nenek kandungnya keturunan ayahnya itu meletakkan hasil m
el. Rupanya aja gak kayak kita-kita kok jadi-jadinya kamu kesel?
enghembuskannya seraya menyandarkan dirinya ke
na perhatian ke Dinda. Dinda menoleh dan menatap tantenya dengan tatapa
dian yang ngeselin bang
bercinya, ntar jatuh cinta lo!" imbuhnya lagi yang langsung dapat teguran sang mama dengan mata yang mendelik ke arahnya. Prisa langsung
erin!" kata Ha
ran dengan kisah Adinda, ia akhirnya memilih untuk mend
ja dan gak bertanggung jawab," keluh Dinda kesal. Se
ikutan geram mendengarnya. Hana bahkan bangkit b
a, berabe donk!" Prisa masih bisa bercanda yang membuat Dinda mengetuk pelan kepala Prisa dengan gulungan koran yang hanya 4 lemba
newen kali," ja
g sayang dan jatuh cinta, " Prisa kembali berkomentar yang membuat Dinda menepuk kor
u kamu lagi?" tanya Hana penuh perhatian pada Dinda. Ia sudah me
sekolahnya. "Dinda pamit pulang, assalammualaikum," kata Dinda seraya mencium punggung tangan neneknya dan orang-orang di rumah itu satu p
Keduanya terkadang terdengar seperti bertengkar kalau sudah bicara apalagi berdebat satu sama lain, bahkan disela-sela obrolan mereka juga umpatan k
" kata Hana penuh perhatian k
pada Hana. Hana tersenyum mendengarnya. Dinda kemudian mengayunkan langkah kakinya keluar r
kamarnya. Di sana ia seperti melihat roll film yang memutar hari pertamanya di sekolah. Tiba-tiba
ia sudah berkacak pinggang di ambang pintu sembari menyandarkan tubuhnya. Adinda kaget bukan main dengan kehadiran Pr
ok resek binti nyebelin? Ihh, gak
jawab Prisa seraya berlari pergi dari kamar Dinda setelah Dinda m
sambil malu-malu. Tapi, ketika ia teringat ucapan Prisa tadi, buru-buru ia melemparkan baju Mahesa ke lanta. Dinda pun segera beranjak dari kamarnya dan menuju kamar mandi. Sampai di kamar mandi ia melihat ada ember dan juga sabun cuci yang tergeletak begitu saja di sana. Ia memandang barang-barang itu dengan perasaan aneh. Lalu buru-buru ia kelua
berkibar. Entah bagaimana awalnya, tapi otak Dinda membawa Dinda membayangkan Mahesa yang hanya memakai kaos dala
ung membuat Dinda kaget bukan main. Ia melihat sang ayah
pus