icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mantan Gay Kaum Pelangi

Bab 9 Curhat

Jumlah Kata:1000    |    Dirilis Pada: 23/10/2022

inggapi rasa bersalah. Meski aku sangat menyukai Ningsih, tetapi aku masih teringat kejadian di dalam kamar itu. Aku sadar bahwa perbuatan yan

boleh buat. Ningsih terlalu indah untuk kutolak. Parasnya dan suara lemb

ak dewasa. Wajar saja jika aku bisa terpikat dengan Ningsih. Naluriku sebagai lelaki mulai tumbuh. L

rpustakaan, di sela-sela setiap jam istirahat, kami pun akan melakukannya. Kami berdua akan saling beradu pandang, kami berdua akan saling berpegangan tangan, dan

cinta

, "Sama. Aku

ini dinilai keterlaluan. Namun kami cenderung masa bodoh. Kami bahkan tak pernah menduga akan bisa berl

mi adalah hal yang wajar.

Jack dan Rose, ya?" t

Kulihat Ningsih sedang membe

an kita gak berakhir s

tkan dahi. Ah, aku tak tahu bag

abis, sih. Memangnya mereka

ian Jack harus mati. Nyesel

, y

ka gak bis

. Lalu tak lama kemudian terdengar bel masuk berbunyi

a dan Ningsih. Bayangan Ningsih selalu berhasil menembus jaringan otakku. Da

sukanya padaku di kamar itu, kami telah sepakat akan selalu pergi dan pulang sekolah bersama-sama. Dengan sepedaku, akulah yang akan mengayuh, sementara Ningsih dibonc

n mengerjakan tugas. Padahal sebenarnya kami memang hanya ingin menghabiskan waktu berdua. Namun menurut ibunya Ningsih, hubungan kami ini ternyata membawa dampak yang possitif

u hampir tidak ada yang menurun di dalam rapot. Aku berusaha keras mempertahankan prestasiku di ke

gan Pak Kades. Ningsih pernah bercerita bahwa ayahnya seseorang yang sangat sibuk. Hampir tak pernah ad

gsih memberi tahuku satu rahasia tentang kedua orang tuanya, bahwa sudah lama sekali ibu da

tak banyak hal yang bisa mereka bicarakan di meja makan. Semuanya terasa sangat canggung, dan hambar. Sampai sekarang Ningsih masih tak mengerti kenapa ayah dan ibunya jarang sekali berbincang-bincang hangat seperti para orang tua kebanyakan. K

lalu akrab. Hampir Setiap hari Ningsih hanya ditemani oleh seorang pembantu,

a kamu, aku seneng

ng bahwa ternyata ia me

au ada kamu, aku j

" Ningsih menyahut. Ia menya

telah mendengar kisahnya perasaan sayangku kian bertambah pada gadis itu. Karena ternyata, aku dan Ningsih adalah sama. Kami sama-sama kesepian, kami s

i yatim piatu,

ih beruntung dari aku,"

, y

pukuli bapak pake kayu. Se

ayu? Ko

h, bapakku

aku menuturkannya, Ningsih melihatku dengan tatapan iba. Dia

mu. Sini a

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka