Mantan Gay Kaum Pelangi
n, Nak. Sedangkan Ningsih anaknya Pak Kades. Kam
ga, kupikir emak
mi emak kemudian bergegas pergi. Rumah Pak Kades tida
dian muncul seorang wanita berkebaya biru. Wajahnya ha
alaikum,
Namun Bu Kades ma
pa y
awab, Ningsih mengh
Bu!" sahut Ningsih. Lalu kulihat ekspresi B
u Kades. Kemudian Bu Kades keluar dari pi
h baik-baik ya, suguhi teman
ades hingga ia berjalan keluar dari teras rumahnya
k,
rumah senyaman itu. Sangat jauh dengan rumah ibuku. Terang saja, keluarga Ningsih memang berasal dari kota. Aku me
kerut langkahku ter
nya di k
gangguk dan
. Ay
aja. Saat aku masuk, aku melihat dinding kamar Ningsih dicat warna merah muda, di dalamnya terdapat satu tempat tidur, satu lemari, sebuah meja dan tv. Aku
repot-repo
." Ningsih menepuk banta
p hanya berdua-duaan saja bersama Ningsih di dalam kamar. Segera kuenyahkan p
amu masih gak ngert
kata Ningsih. Dia menunjukkan
oal hitungan. Ningsih termasuk lambat memahami, tetapi karena aku terbiasa mengajari Wiwit, dengan sabar aku sanggup mengikuti alu
Leo. Aku lumayan
ngkin setelah mengemas buku-bukuku aku akan pulang. Namun sebelum
erut, "Kena
irnya. "Sssst, kamu tahu ini, gak?" tanyanya, dan Nin
k oleh seorang pria dari belakang, sebuah kapal besar seperti feri ber
ut lagi, Tita
ulang, kita non
u belum pernah menonton
tiap kali terkena cahaya terang. Ningsih kemudian memasukkan benda itu ke dalam benda hitam berbentuk persegi panjang. Aku belum per
aku nonton film ini. Mumpung ayah da
tang kisah seorang pria miskin bernama Jack yang tidak sengaja masuk menjadi penumpang di sebuah kapal laut super besar yang dibangga-banggakan oleh Inggris untuk mengarungi lautan Atlantik menuju Amerika Serikat. Di dalam f
i pakaiannya di depan Jack untuk dilukis. Melihat itu, kedua mataku membelalak, aku menelan ludah, resah, tetapi rasa penasaran akan film itu
ku dilapisi keringat. Aku melihat dengan jelas sepasang manusia yang saling jatuh cinta bergumul di dalam tempat yang sempit. Aku se
i organ reproduksi yang
a kamar Ningsih terasa panas. Lalu saat aku hendak menggeser posisiku, tanganku dan
ingsih, aku merasakan jantungku berdegup k
o..
ggumam. Darahku berdesir
a kamu... sudah
t mendekatiku. Menghambur pelan-pelan ke arahku, mendekatkan wajahnya ke wajahku. Anehnya, aku enggan menghindari Ningsih. Kubiarkan
n hal yang hanya dilakukan oleh orang dewasa. Seperti J