WINGLESS ANGEL
lesai, Helsa dituntun Adryan untuk kembali ke kamar pengantin tepatnya di hotel yang sudah mereka booking unt
keperluan acara yang masih melekat pada tubuhnya oleh beberapa orang dari butik ya
at segar selepas berendam sebentar. Helsa dari kursi meja rias mencuri pandang pria tersebut, degup jantungnya berpacu dengan ce
nita hamil tersebut. Helsa masih sibuk menghapus make over
ujarnya, kemudian
elum benar-benar masuk ke kamar mandi. "Mas udah siapin air h
i hadapan istrinya. Helsa terpaku sebentar pada pijakannya, m
*
piyama coklatnya. Perasaan canggung masih ada. Helsa melihat Adryan yang sibuk merapihkan bantal dan juga seli
. Ia menghampiri suaminya dan duduk pada sofa ya
i panjang Helsa. "Sekalipun kamu nggak lagi ha
anjutkan perkataannya tatkala Adryan mengecup
inya disana. Pandangan wanita hamil itu tidak lepas dari manik coklat suaminya. Tidak
bil mengusap perut buncit Helsa, lalu ia menge
elupuk matanya. Helsa mengu
ik sama Helsa?
a kepada Helsa. Runtuh sudah air
ndiri tahu konsekuensinya?" Helsa menat
an bayi ini pilihan Mas, Sayang,
Menangis tergugu dalam pembaringannya
as? Setiap kali Helsa melihat keluarga Mas Adryan,
yah, dan juga Mas Jefri. Helsa
kang. Tangannya mengusap lembut perut Helsa. Kehangatan ia dapati dari sana. Adrya
jika harus kembali ke masa lalu, Mas a
nya, meskipun Adryan tahu ada sebagian dari Akmal yang dibawah oleh Helsa. Janin itu⸺iya, segumpal daging bernyawa itu adalah darah daging Akmal. Tapi, Adryan sudah meyakinkan d
anya sama Hels
sela
erat jemari suaminya. "
*
bali tertidur. Hanya bedanya, mereka tidur dalam keadaan Adryan yang duduk sambil memeluk Helsa.
ganti menyanggah lengan istrinya agar bisa merenggangkan yang sebelah kanan. Tatapannya
i, Sayang,"
m kamar bersamanya. Namun beberapa detik kemudian, baru
n, kamu tidurnya nyenya
posisi duduknya, kemudian Adry
iang keluarga. Lalu setelahnya, mereka akan pulang ke apartemen milik Adryan. Empat
e kamar atau kita langsun
tau nggak adalah kuliah har
a Desember kemarin adalah salah satu mahasiswa kedokteran spesialis He
rumah sakit. Dan hari ini minggu, k
beranjak dari hadapan Adryan. Ia m
" seru Adry
sahut
andi bar
sa mendelik dengan wajah yang meron
istri di malam pertama, dan sekarang Adryan m
melihat perubahan raut wajah Helsa. Ist
-beres disini." Helsa mengiyakan perkat
ung kecil yang perlahan tengge
semenjak pertama kali melihat mata sayu wanita itu, ada perasaan sayang
*
aru itu berjalan memasuki rumah bercorak Belanda, dengan tangan yang saling menggenggam. Se
. Wanita itu banyak tersenyum ketika putra bungsu
" tanya Bunda. Matanya men
n sih!" de
nyum canggu
gu Ayah dan Mas Jefri, Bunda ingin kamu mencoba
buat kue?"
beri pujian," pungkas Bunda, lalu
panggil Bunda
lebih dahulu. Mencicipi resep
if gitu, Helsa nggak nyaman," ujar pria
ng ada di Jakarta. Jefri dan Adryan jarak usianya hanya terpaut tiga tahun. Pria itu belum me
" ketus Adryan. Helsa tersenyum mal
bunda Marimar. Lalu Bunda beralih menatap putra sulu
ia mengingat saat hari pernikahan kemarin Jefri menggan
wab bunda, "V
angannya Jefri,"
mu ada aja yang kalian debatin," sergah Bund
utan?" Wanita paru baya itu nampak me
ur tubuhnya mulai melebar akibat kehamilannya itu. Astaga, mau baga
ggak kok," ti
utan sayang," s
ang hamil,"
kali Helsa sedang takut. Bunda Marimar tidak mengetahui kehamilan
ponakan. Terus gue bawah ke kampus, buat modusin mah
u. Soalnya sesat kalau anak gue b
ma ini, wanita itu memang menginginkan kehadiran anak perempuan di