WINGLESS ANGEL
n engkau dengan Helsa Septian binti Almarhum Yuda Andrean dengan Mas kawin berupa
ptian binti Almarhum Yuda Andrean dengan
saksi
genap saksi per
mbasahi pipinya. Pria itu menoleh padanya, karena akan mencium kening sebagai s
*
terlalu banyak memuntahkan cairan bening. Keadaan tubuhnya melemah, wajahnya
ayang. Mama takut kamu tipes,"
hat, nanti juga baikan," sergahnya, lalu
berangkat?
a berusia kepala empat yang kini disibukkan oleh perusahaan peninggalan mend
lebih penting sekarang," ujar He
engusap surai hitam
ya Mbak Ana," ujar Helsa de
kalau kamu Masih kayak g
in pucat. Ia memeluk Renata penuh cinta k
ari kamar putrinya. Sebelum benar-benar pergi, wani
ekali bisa melihat Mamanya kembali tersenyum setelah kepergian Papanya beber
bidang properti. Kesibukan orang tuanya membuat Helsa selalu sendiri. Hal itu yang menyebabkan gadis k
epatnya man
ahpahaman membuat pemuda tersebut berpaling darinya. Video tak senonoh yang merekam kekasihnya tidur bersama gadis lain membuat keh
leh minta
pa
Helsa seja
sud
sin semuanya bersama Akmal. Helsa mencintai Akmal, ta
s dengan uc
al kalau nanti semuan
inggu yang lalu bersama seorang pria yang selalu berada sa
pernah kegugu
menyadari bahwa janin itu tidak pernah hilang. Bagaimana bisa dia memberi kesempatan kep
ung harus mengadu pada siapa, sedangkan Renata belum mengetahui kehamilannya. Helsa terlalu takut untuk memberitahu kenyataan pa
*
malam sudah terjadi pada pukul 19.00 WIB. Sudah hampir 30 menit Renata berkutat dengan laptop di ruang kerja suaminya, yang kini
a.
paskan kacamata, kemudian dengan pandangan teduh dan renta
is dengan meloloskan kalimat maaf dari mulutnya. Melihat itu, Renata pikir saat ini Helsa
pa, S
nik mata putrinya. Renata melihat pelupuk ma
tangan wanita yang selalu ia bangkang ucapannya.
alu melawan orang tuanya? Apa bahasa yang tepat unt
gerti apa yang kamu
lah," cicitnya tanpa mau
Kenapa mau berhenti sekolah? Empat
i, Ma. Helsa takut, Ma." Tangis itu semakin meradan
gadis itu menggenggam erat
e
ali lebih cepat. Sama halnya dengan Renata, kini Helsa bukan hanya air
elsa memberanikan diri untuk mengakui kehamilannya pada Renata.
keberanian untuk memberikan alat test pack pada Renata. Runtuh pertahanannya, Renata membuang benda putih bergaris dua
n perasaan Renata bahwa putrinya akan mendapatkan Masalah yang besar. Dan sekarang
dan dengan tidak punya perasaan Helsa membuka p
elsa?" Isak tangis terdengar dari dalam ruang
mana bisa dia melepaskan putrinya keluar dari r
*
res. Nggak usah mikir hal yang memperlambat kesehatannya. Biar cepat pulang
g rawat jalan sampai yang rawat nginap. Tapi, dokter dengan mar
ena sedang dalam pengambilan spesialis Hematologi dan Onkologi. Spesialis yang memfokuskan diri pada komponen darah da
ker darah. Namanya Denta. Gadis kecil itu menjadi pasien keduanya setelah bertugas. Pasien pertamanya adalah gadis berusi
" tanya anak itu dengan t
simpul. "Belum. K
rnya kecepatan," ujar
" imbuh ibuny
eumuran, Denta mau nikah sama dokter," celetuk Denta.
seperti ini. Dokter muda itu teringat akan Helsa. Gadis it
in kesini? Bukannya pa
anteng? Makasih. Kam
ihat Akma
ya dari kemarin deh, di
ngap
pinjam hand
? Saya nggak punya konta
elsa nanya Akmal, dokter
ulsa saya. N
in.
pucat Helsa yang hampir tidak pernah senyum saat itu. Bergelayut
bergetar," kata D
ih tersebut dari dalam saku jas. Dahinya men
permis
amit Adryan kepada mereka, lal
setelah menekan tombol h
isa satu orang lagi, setelah itu
a untuk mengontrol satu pasien lagi. Namun, pikirannya melayang jauh,
*
an amanah suami saya," ujar Renata dengan ser
leMas. "Helsa berubah pikiran, Bu? Saya pah
panas walaupun ada dua Ac di ruangan tersebut. Pertemuan itu terjadi di pe
segera menemui Renata disini. Ia sendiri penas
g kondisinya saat
embuskan dengan sangat kasar. "Adryan, He
AR
but membuka jalan untuknya, tapi sekarang jalan itu seolah ditutup kembali. Adryan bingung harus menanggapi a
ngatakan hal ini kepa
. Mendinag Papa Helsa pasti memahami jika kamu menolak amanah da
Kanada setelah urusanny
k paham apa yang dimaks
urusin amanah Papa, tapi keadaannya berubah, Ma. Nggak mungki
kan sekolahnya di Kanada. Saya nggak tahu apa yang terjadi pad
Malam dimana, Helsa mengakui kehamila
u dia. Boleh, Bu
ya di Puncak. Kamu bisa tem
" imbuh Renata mengakhiri p
*
ata sayu seorang perempuan kini berdiri pada balkon. Tak henti-hentinya
mberi pengakuan atas kehamilannya, Helsa tidak memberi peluang kepada siapapun untuk menemuinya. Kecu
a sudah menutup rapat harapannya kepada dokter Adryan. Dia bertekad unt
u ningga
ra pendengaran. Derap langkah kaki itu semakin dekat. Dengan cepat Helsa me
ini?" Ia langsung menodo
ak bakal kemana,
. Sama seperti Helsa, Adryan dibuat
alu ia menoleh pada Helsa, memandang wajah gadis itu. "Sama s
gi. Helsa mau Mas pergi dari sini,"
mping sekali lagi. "Mas u
Nggak ada gunanya lagi," ketus Helsa deng
gadis itu. "Kalau kemarin-kemarin kamu yang minta sam
sa menatap
mbuh bar
njut Adryan sembari mengu
imam buat Helsa, d
skan tangan Adryan. "Nggak!" tolak Helsa, "Masih ba
h dikasihani. Hel
erbeda. Matanya digenangi cairan bening yang
ekat. "Kamu pilihan Mas. Ini bukan soal rasa kasihan, Mas tulus sama kamu. Sejak aw
-lagi Helsa menjau
Karena dia bukan mil
lu memaksakan perasaannya. Helsa yakin itu hanya p
ri awal. Tinggalkan semua yang
ini bukan hanya Mas dan Helsa, tapi juga menyatukan dua keluarga yang berbeda. A
Mas," tutur Adryan menco
tusannya yang sangat bahaya. Apa yang akan ia katakana kepada
e, mar
erat satu karat berada di hadapannya. Pria itu tidak m
kesempatan yang sama seperti minggu kemarin." Adrya
uk lirih, Adryan tahu He
tanya Adrya
u menikah deng
n itu pada jari manis wanita yang sudah resmi menjadi calon ist
you," uc
nya kepada wanita itu, mendekap kembali Helsa dalam pelukannya. Perasaan kece