FAMILIAR PLACES
oleh kakak dan keponakannya itu membuat Gemi benar-benar merasa sebatang kara. Tatapannya tak sengaja menemukan sebuah kursi di dekat pekar
pekarangan rumah Byan. Nuansa putih sepertinya tema dari rumah itu. Byan mendekor rumahnya dengan inda
ya seraya memandangi pantai. Gemi tak menyangka, jika di lihat dari tempatnya duduk,
u Byan belum pulang bekerja. Ia sangat ingin duduk di kursi kayu itu dan memandang
ng berubah jingga. Suara ombak, juga pohon-pohon kelapa yang tenang, rasa rindu
hu
uar dari rumahnya. Gemi pun beranjak da
ku merasa di sini sangat indah untuk
persilahkan Gemi untuk
uk duduk di kursi ini, juga masuk ke ha
, dan memilih untuk
sebentar lagi mataharinya akan t
akhirnya duduk sesuai perintah Byan. Dengan canggung ia duduk d
cok denganmu, seperti
nggung berduaan dengan pria tampan itu.
wajah Gemi yang polos. "Mau teh ha
terima
g mendadak pendiam itu. Padahal sebelumnya, dengan jelas ia selalu melihat ekspresi judes ketik
SMA, aku datang bersam
ng tegas, bibirnya mungil dan merah seperti stroberi. Gadis cantik dan menarik yang ia temui di pesisi
*
cukup akrab dengan Byan. Ia terlihat tengah m
jar membuat kue coke
jari kami memasak. Dia bilang, kalau
n itu memiliki banyak luka di hidupnya. D
aimana kalau kamu membuat beberapa cami
remeh, lalu m
l kue-kue buatanku,"
ngat lezat. Tiada tandingann
toko di perkampungan. Malam yang dingin itu, tak begitu terasa untuk keduanya. Lantaran Byan ma
Byan seraya menunju
Kemudian mengangguk.
cangkan jaketnya, menerobos dinginnya angin malam. Sedang, Gemi tengah menikmati s
bisa berolahraga lagi nanti, sekarang nik
. Aku tidak mau kehilangan karismak
pun memukul punggung By
s itu. Byan melihat seekor kucing kecil di pojokan ruang tamu, dan sebuah foto keluarga yang terpajang dengan bi
nga yang bisa tumbuh di d
tanya By
Gemi tersenyum seraya menghirup
ng menular padanya. Ia praktis m
bisa aku ban
k saja. Kamu akan me
pan Gemi benar. Ahlinya adalah me
ernah merasakan perasaan seperti itu sebelumnya. Sejak pertama melihat ekspresi judes Gemi, dan pandangan curiga saat ia berhasil menangkap ular, ia merasa Gemi ada
an pertamamu saat m
arkirkan mobilnya di samping rumahnya. Dan di setiap mala
kainya, ups!" seru Gemi,
matanya berbinar. Namun, j
anya memint
seperti ...." Lidah Gemi tertahan, matanya
Gemi, dan menahannya. "Aku m
, mendengar pengakuan By
alah... Aku menyukaimu, sanga
a meja. Ia meraih wajah mungil gadisnya itu, lalu mendekatkan hidungnya.
i, tenggorokannya bergerak naik turun s
elumat bibir perempuan itu. Sedang Gemi, terlihat merem
kedua tangannya memeluk tubuh perempu
sam