Terjerat Pesona Dosen Tampan
nya yang tengah menyiapkan sarapan. Dia sudah siap berangkat ke tempat kerjanya hanya dengan dress
a, Clarice namanya. Clarice kemudian menarik kursi untuk putrinya
telat banget, jadi adek harus berangkat sekarang," keluh Agnes, sembar
Agnes menghela napas berat, pasti akan sulit membujuk ib
k bisa berkumpul karena anggota keluarga mere
es mencium pipi kiri dan kanan ibunya lalu melangkah kelua
e mana
ertanya dengan nada heran, menghampiri ayahnya dan mencium punggung tangannya. Sekalipun keluarga ini ka
jadwal p
alisnya sedikit naik saat melihat peruba
i berkata tidak, tetapi tidak mungkin. Sama saja dengan mem
berdehem, membuat gadis itu semakin gugup dan penasaran tentang apa yang ingin
aja mengajukan formulir cuti itu kemarin sore sebelum syuting i
a." Suara Gunawan berubah menjadi se
ayahnya tidak akan mengijinkan, terlebih lagi dia sudah
uar dari mulut Agnes. Menundukkan kep
sann
da jawaban da
gn
rena jika ayahnya sudah memanggil dengan nama dan bukan dengan pa
mendadak berubah menjadi orang
il cuti demi karir keartisan
tu keluar dari mulut ayahnya. Tidak penting katanya? Ck. Tahu ap
i tengah pembicaraan mereka, dia sengaja melakuka
s, Ma," tegas Gunawan, seakan t
i, P
bunya, dia sangat berterima kasih atas niat baik Clarice yang in
minta ijin dulu sama Papa. Tapi, adek ngelakuin ini
tu benar, 'kan?"
i bawah meja, menghembuskan napa
a selesai, adek akan menyelesaikan tang
kamu semakin banyak? Mau ambil cuti lagi? Ke
dikan kamu. Setelah itu, terserah kamu mau syuting sinetron stripping atau apapun itu," lanjutnya. Nada bi
eminta waktu s
uti, akan sulit untuk kembali, Agnes. Papa
ik yayasan universitas yang menjadi tem
one chance, ok
urna dengan perkataan Gunawan selanjutnya. "Terserah jika kamu masih tetap bersikeras d
skan untuk bertindak, maka tidak ada
*
in di
n dahi saat melihat sosok yang dia
ba
laki Agnes. Pria itu merentangkan kedua t
kekar milik abangnya. Memeluk dengan
ulan madu dan tidak kunjung pulang. Katanya sekalian
?" rengek Agnes, mengerat
ka kamu yang kusut gitu. Kenapa? Ada masalah?" Agnes melonggarkan pelukan, mendo
janggut?" tanya Agnes, sengaja mengalihkan pembicaraan. Dia
kemudian membalas, "Oh, ini. Ya gimana, kak
kedua sudut bibir Agnes otomatis t
emudian Agnes tersenyum lebar. "Wah, sela
abang!" Memang dasar Ammar punya ota
rang tanya t
b!" kesal gadis itu, memberonta
l cuti kuliah?" Spontan Agnes memund
Ammar lalu berkata, "Ab
i tempat. "Kalau tahu,
emberi jeda pada kalimatnya, "kalau k
tan Agnes menolehkan kepala. "A
an itu seperti kalimat retoris yang
orang yang bisa ban
neran ini. Dia dosen muda di kampus. Semua mahasiswa bimbingannya selalu dapat nilai A. Papa juga dekat sama dia.
cukup menar