Terjerat Pesona Dosen Tampan
ng ngikutin gue tadi?
ikiran buruk sekarang. Tanpa bersuara, Agnes kemudian mengambil
tidak bisa dengan jelas melihat wajahnya k
dan tidak panik supaya otaknya bisa memikirk
nes berteriak, seakan mengirimkan sinyal darurat pada abangny
ahlawan yang selalu datang setiap dibutu
ak Agnes kembali berpikir keras, mencari alasan supaya dia bisa men
balik dengan harapan. Tubuhnya tidak bisa berbohong bahwa saat i
makin berjalan mendekati Agnes, spon
sama saya? Saya buk
!" Agnes berteri
nya terlihat dari jarak mereka yang semakin dekat. Agnes sudah tidak bisa
ngan pegan
g sebelah tangannya, kemudian pria itu
an Agnes dengan kekuatan lebih besar, hingg
cekalan tangannya pada lengan gadis itu, teta
lam hati, terus meronta dan berharap bahwa m
Salah Agnes sendiri memilih jalan itu untuk menghindari macet, jadinya seka
tuk membuka pintu mobil. Mendorong tubuh Agnes untuk masuk ke dalam mobilnya, tetapi sekuat tenaga g
nuju mobil miliknya di seberang. Namun saat tangan gadis itu akan menc
l
nampar kera
udah tanpa perlawanan, Jangan harap! Agnes tidak selemah itu. Sekuat tenaga Agnes terus memberontak mesk
ncoba berteriak, meski tidak ada yang akan mendengarn
mau! Tolong, j
ak
ya terhempas jatuh di atas aspal jalanan yang kasar. Tangis gadis itu s
k dikenal, membuat tubuh Agnes gemetaran. Jika pria itu berniat
esum yang seperti ingin menyetubuhi dirinya. Agnes merasa nger
g to
akan menerima telepati darinya kemudian datang seperti pahlawan. Menyelama
mungkin berdarah karena tamparan. Badannya juga terasa sak
arang hanya menyebut nama ayahnya, abangnya dan juga Ali yang selalu
ong Agn
gg
HH
Agnes terlepas. Perlahan tubuhnya luruh ke jalanan, kakinya terasa le
memukuli pria asing yang ingin menculiknya tad
ya. Bagaimana jika pria itu juga komplotannya yang se
dia punya menuju mobil. Hingga saat tangannya mencapai gagang mobil, pundaknya kembali d
ong! Pergi, jangan g
dua tangan di atas kepala, Agnes meringkuk, menenggelamkar-samar Agnes mendengar
bola mata hazel yang sangat indah. Kemudian, Agnes tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat wajah p
Pak
tangannya yang terangkat untuk memega
cang. Bukan karena takut, tetapi karena lega. Dia pik
di bahu Agnes. Setelah itu, Kevin berdiri dari posisi jongkoknya kemudian melepa
ap bekas air mata di sana. "Sudah ya, nggak papa
l menghiburnya. Lalu, tidak tahu keberanian dari mana, tubuh Agnes meringsa
tangan Kevin melingkari tubuhnya, meme
es bergerak lebih cepat dari biasanya. Apalagi saat Agnes merasaka
Tuh
nya. Padahal Agnes juga baru mengenal Kevin kemarin, bertemu juga baru kali ketiga itu, tetapi ada ke
jauhkan diri, berdehem dengan canggung. Agnes mengalihkan
saat melihat keruta
m – mar
yang bicar
kan ponsel miliknya pada Kevin. Pria itu lalu men
na Kevin mengambil jarak yang cukup jauh darinya. Namun, sesekali dia menoleh dan memberikan
ma, Agnes tertarik untuk m