icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ketika Hujan Turun

Bab 7 Telepon dari Kakek

Jumlah Kata:1711    |    Dirilis Pada: 03/08/2022

HUJAN

elepon d

kmu. La piye iku, mosok cuma ongkos

a ambunya. Terus Yoga makan apa? Nanti kelapa

cep itu membuat Ira

Cecep barusan. Bagaimana tidak, Cecep berpikir bahwa Yoga tidak diberi makan nasi oleh orang tuanya. Padahal itu bukan makan melainkan uang jajan. Sangu di sini maksudnya uang j

tina uang jajan dalam bahasa Jawa bukan nasi

rtina uang jajan menurut bahasa Jawa. Kudu belajar bahasa Jawa ki

asa Jawa kan yang paling banyak di gunakan sekarang. Lihat saja, lagu- lagu sekarang banyak yang berbahasa Jawa. Kayak lagunya Denny

uy! Boleh kan aku cokot lagi tekwannya. Boleh kan?

leh. Apa yang enggak buat kamu ,Ce

e," kata Ira kembali

bahkan kecap dan saus ke dalamnya. Tampaknya Cecep menikmati sekali sampai – sampai ia menambah tekwan untuk yang kedua

ya tersenyum melihat tingkah Cecep. Begitu juga

Cecep yang saat itu sedang menyendokkan tekwan ke mulutnya. Ia sedikit heran dengan Cec

enti. Ia menjawab perkataan Santi walaupun dala

Santi. Enggak usah nyindir

ukan nyindir,"ujar Santi berusaha membela dirinya. Ia

il menghabiskan sisa tekwan di mangkuknya. Cecep pun meraih teko yang berada di depanny

gelesnya, Santi. Bila

ama kamu, Cep. Habisnya kamu makannya

ia makan banyak tapi setidaknya dirinya jangan di hina seperti ini. Jujur ia tersinggung dengan p

berusaha menengahi. Mereka berd

alah paham saja. Mungkin maksud Santi itu baik, dia hanya

pat tersinggung gitu atuh

t tersulut beberapa saat. Seperti api yang membakar kayu, Ira seperti

nggak baik loh sesama teman salin

maafin aja," ujar Maya yang jug

n berkata," Yang bersalah se

p, kalau aku ada salah kata ke kamu. Maafin aku ya," ucap Santi d

uluran tangan dari Santi. Melihat hal itu Ira dan May

egini kan enak dilihatnya," uc

ereka puas dengan hasil karya yang mereka buat. Mereka optimis akan mendapat nilai yang bagus besok di sekolah. Se

as kotor itu. Sehabis ini ia akan mandi dan sholat ashar terlebih dahulu sebelum membantu ibunya memasak di dapur. Meskipun anak tunggal, Ira tidak dimanja oleh ibunya. Sebaliknya, ia amat mandiri dan ja

ur tadi. Ryan yang tidur siang tiba- tiba terbangun oleh nada dering telepon di ponse

idurnya. Ia menatap layar ponsel itu. Tampak nama kakekny

i kakek Hartono menelepon

ng yang ingin di sampaikan kak

mengenali suara itu karena ia sendiri tahu kakeknya menderita asma dan terkadang penyakit kakeknya itu sering kambuh. Ryan tampak cemas, kalau- k

. Ini kakek, kamu lagi apa?"

Ryan baru bangun

ek tidak mengganggu kamu

ganggu. Kakek menelepon Ryan ada apa

rmu di sana Ryan." Kakek ber

abarnya di Bandung? Betah kamu ting

nya? Penyakit Kakek tidak kambuh lagi kan?" tanya Ryan dengan

baik saja di sini Ryan. Ta

di sesuatu pada Kakek soalnya Kakek tadi sempat terb

akek sudah tua Ryan, jika esok Kakek tiada mungkin itu tidak apa- apa. Memang sudah waktunya mungkin. Tapi kamu, kamu masih muda Ryan. Masih punya harapan untuk masa depan. Kamu tidak usah sedih dengan kondisimu yang mengidap pen

menderita penyakit ini meninggal, tak terkecuali dengan dirinya juga kelak. Namun demikian ia tetap optimis menjalani hari- harinya. Baginya melewati semua ini sangat sulit. Bayangan kemati

san Kakek. Terima kasih Kakek sudah pedu

adapan Kakeknya itu. Namun tetap saja Ryan meloloskan butiran itu. Kini tanpa terasa air matanya jatuh perlahan. Melewati rahangnya yang sedikit t

un menyemangati dirinya sendiri. Aku tidak boleh cengeng seperti

ah satu- satunya cucu laki- laki di keluarga besar ini. Kakek sangat say

nanti Ryan akan main ke Yogya, atau mungkin Kakek yang akan ke s

Mungkin suatu saat nanti Ka

ajakmu ke kebun jagung milik kita, memetik jagung lalu memanggangnya di dekat pondok. Sepe

k tampak bersemangat sekali. Mungkin dengan cara inilah ia d

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kenangan Saat Hujan2 Bab 2 Suasana di Sekolah3 Bab 3 Guru Muda yang Memesona4 Bab 4 Teman dari Kampung5 Bab 5 Dua Sejoli6 Bab 6 Lima Sahabat7 Bab 7 Telepon dari Kakek8 Bab 8 Pembahasan di Kelas9 Bab 9 Sebuah Rahasia10 Bab 10 Tumbang11 Bab 11 Sepucuk Surat Izin12 Bab 12 Membesuk Ryan13 Bab 13 Menyembunyikan Kebenaran14 Bab 14 Lekas Sembuh Ryan15 Bab 15 Cerita Untuk Ryan16 Bab 16 Kembali Ke Sekolah17 Bab 17 Kejutan yang Gagal18 Bab 18 Hobi yang Menyenamgkan19 Bab 19 Berlatih Bersama Sahabat20 Bab 20 Kedatangan Kakek Dari Yogya21 Bab 21 Sesuatu yang Tak Terduga22 Bab 22 Ayah, Kakek di Mana 23 Bab 23 Perjalanan Menuju Rumah24 Bab 24 Sekantong Oleh - oleh dari Yogya25 Bab 25 Prank Untuk Ryan26 Bab 26 Melepas Rindu27 Bab 27 Percakapan di Meja Makan28 Bab 28 Coklat Untuk Kekasih29 Bab 29 Persiapan Tim Elang Biru Sebelum Pertandingan30 Bab 30 Menuju Gedung Olahraga31 Bab 31 Kemenangan Ryan dan Tim Elang Biru32 Bab 32 Kembali Tumbang33 Bab 33 Ke Rumah Sakit34 Bab 34 Pertolongan Untuk Ryan35 Bab 35 Operasi Untuk Ryan36 Bab 36 Setelah Operasi 37 Bab 37 Sesaat Sebelum Kritis38 Bab 38 Napas Terakhir 39 Bab 39 Dibawa Pulang40 Bab 40 Firasat Seorang Wanita41 Bab 41 Berita Duka42 Bab 42 Senin Kelabu43 Bab 43 Melepas Ryan Untuk yang Terakhir Kalinya44 Bab 44 Doa Untuk Ryan45 Bab 45 Ira yang Down46 Bab 46 Pergi ke Rumah Sahabat47 Bab 47 Sahabat Sejati48 Bab 48 Curahan Hati Ira49 Bab 49 Memberikan Solusi50 Bab 50 Kembali Bangkit51 Bab 51 Keceriaan Bersama Sahabat52 Bab 52 Warung Bakso Favorit53 Bab 53 Syukuran Kecil di Rumah Ira54 Bab 54 Persiapan Sebelum Ujian Nasional55 Bab 55 Mengikuti Ujian Nasional56 Bab 56 Hari yang Mendebarkan57 Bab 57 Obrolan Seputar Ujian58 Bab 58 Masa Penenangan59 Bab 59 Rencana Setelah Kelulusan