Terjerat Cinta Kakak Ipar
enjadi penyebabnya, tapi apakah sebelumnya pasien sempat terjatuh dengan kepala yang terbentur?"
bersikeras tak ingin saya masuk ke dalam untuk memastikannya. Dia
ingga yang anda lihat saat itu istri anda hanya jatuh terduduk. Itu yang jadi fatal. Jatuh dengan cedera kepala dan langsung bangun dari posisi jatuh itu sendiri, membuat pendarahan jadi parah. Hasil CT S
ng terasa perih juga tak rela. Kemudian, dengan langkah gontai, Adipati berjalan masuk ke ruangan ICU di mana Kanya terl
sendiri kan kalo kita udah saling komitmen untuk jadi teman? Meski kita tak saling cinta, rumah tangga kita baik-baik aja karena kita begitu leluasa berkomunikasi sebagai teman. Tapi, Kanya... kamu gak akan nyerah, kan? Kamu uda
itu. Sebutir air mata sempat menetes dari u
kamu sayang sama beliau, tapi jangan sampe kamu mau pergi nyusul Emak. Kalo kamu masih bisa sembuh, tolong berjuang untuk sembuh."
seulas senyum yang terlukis di bibirnya. Padahal perempuan itu sedang tak dalam
ah ngajak jalan-jalan kalo kami tahu kondisi kamu lagi gak baik-baik aja? Seharusnya tadi kita ke rumah sakit dan-" Adipati tak bisa melanjutkan kalimatnya ketika
berlari ke meja perawat untuk meminta pertolongan. Perawat memeng
a keluarga pasien," ujar dokter itu sebelu
nya. Ia meminta kedua orang tuanya datang ke
*
ng tua Adipati data
kandung Adipati. Sementara Adipat
g ditangani dokter karena kondisinya gak b
uk mengusap punggung Adipati. Sementara Santi justru merangsek masuk ke dalam ruangan intensif di m
g terus melangkah masuk dengan
penangan terbaik mereka. Berusaha sekuat tenaga agar bu
Kanya, tapi dokter menatap ke arah Adipati dan mengangguk
ertuju pada selang infus yang sudah dicabut. Sementara bunyi nyaring da
abut infusnya. Pasien sudah semakin memburuk, apa ba
memanggil kakaknya itu, sebelum kemudian kembali
kembali, dokter. Tolong perjuan
i dan sedikit condong pada Kanya untuk melakukan resustansi rjp pada dada Kanya. Sang dokter terus menekan dada kanya dengan ritme stabil, berusaha memperba
awat yang membantunya, seraraya
ursi dan menghadap pada Adipati dan juga Sant
an garis lurus yang menjadi tanda mutlak kematian. Dengan sendu, dokter itu
ati tetap ditangan Tuhan. Pasien atas nama ibu Kanya Dimitri dinyatakan meninggal dunia hari i
itu memeluk tubuh kakaknya lalu menangis sejadi-jadinya, sementara Adipati han
an pamit undur diri dan membiarkan juga memberika
ALAN SAMA SANTI. AYO MBAK BANGUUUUN... BANGUN, MBAK. KITA PERGI JALAN-JALAN KAYAK YANG MBAK MAU. SANTI BAKAL TEMENIN
ri Santi itu menggema, membuat Adipati dan ora
ernyawa itu lalu membubuhkan kecupan ringan di keningnya yang dingin dan mulai pu
a terus berderai. "Kamu akhirnya nyerah, hm? Gak apa-apa sayang... kalo memang skehilangam seseorang yang sudah ia jadikan teman hidupnya selama ini. Beg
i buruk. Santi berharap kalau