Terjerat Cinta Kakak Ipar
eraya membantu menyiapkan masakan Santi yang kemudian ia tar
jenak dengan debar jantung yang menggila. Samp
wab Santi
kan secara terang-terangan oleh Santi pun hanya bisa mengh
atannya, jadi dia mulai bicara yang enggak-enggak. Tolong jangan
i. Dia janji mau sembuh, dan akupun u
tak menyangka kalau keinginan tak masuk da
ermintaan mbak kami, tapi setelahnya kamu lebih baik pura-pura tak pernah
anji, xan janji
ang diperbolehkan jika menikahi adik sendiri ketika istri masih hidup dan tak bercerai. Jadi, mas harap kam
*
a dengan perasaan tak karuan itu pun menarik napas dalam-dala
dadak panik karena tak menem
n sedikit berteriak. Namun, bukannya merasa lega, Adipati justru kia
saja, tapi Kanya tak menjawabnya. Di waktu yang hampir bersamaan, suara berisik dari benda jatuh dari dal
duk di lantai kamar mandi dengan kondisi pakaian yang ba
ngecek tiap inci tubuh istrinya itu, memast
pati agar berhenti menggeledah tiap inci tubuhnya. "Aku ha
ng terus terlihat kosong dan hampa karena berhenti b
minta tolong sama aku kalo kamu emang butuh pergi ke kamar mandi, jangan nekad pergi s
gulas senyum hangat tanpa
isa mandi sendiri. Kamu boleh keluar mas d
*
eja
enyeka sudut bibir istrinya itu dengan tisu jika ada air sup yang menetes keluar. Ia begitu
ama Santi," ujar Kanya setelah me
r Adipati seraya mengulurkan segelas air putih dan mengarahkan sedotann
"Sekarang aku mau minta sesuatu sama kamu dan Santi, terutama sama kamu, Mas. Tolong ajak aku jalan-jalan di taman belakang, tapi aku mau dige
ipati aja, ya? Biar ngobrolnya lebih leluasa," sahut Sant
ras kepala, jelas tak sekalip
tolong temenin mbak jalan-jalan. Mbak janji setelah ini mbak gak
bak mau jalan-jalan? Ayo kita jalan-jalan." Santi berjingkat berdiri dari duduknya dan sesegera mungkin mendekati Kanya untuk meraih kedua tangan kakaknya itu dan menggengg
mengarahkan tangan Kanya untuk memeluk leher Adipati sehingga pria itu bisa segera menggendong Kanya dan
k yang cukup jauh, agar bisa melihat dari kejauhan dan memb
u tanam udah mekar belum, Mas? Terakhir
mekaran. Kamu bisa
k-baik saja, walau sejurus kemudian sudut hatinya terasa seperti dicubit. Ia tak suka ketika kakaknya itu meminta dirinya untuk menikahi Adipati, tapi segala perasaan buruk itu seger
jar Santi cerita seraya mengarahkan setangk
setangkai bunga itu, memcoba membayangkan bentuk dari bunga itu dengan bermodalkan t
amelia punya mbak udah mekar juga,
anya pelan, walau tahu K
ku bakal peti
membuat kanya tersenyum bahagia dan begitu nyaman memeluk leher dan menyandakan kepala pada bahu suaminya itu. Sementa
uasinya ketika bekerja dan menceritakan hal-hal lucu yang dilakukan rekan-rekan ker
uat Santi terpana sekaligus senang karena Adipati menepat
ihat tak lagi merespon. Perempuan itu hanya memeluk leher Adipati dan tetap menyandarkan kepalanya,
ketika terbelalak sempurna dan berlari tungg
ung dan hampir jatuh dari gendongan Adipati, jika saja Adipati tak segera
da leher Adipati, dan ketika Santi mengh