Terjerat Cinta Kakak Ipar
Adipati saja, gimana? Mbak ridh
olah-olah men-cap Santi sebagai perempuan gak laku, sampe harus mengemis dinikahkan dengan suami kakaknya
sampai-sampai membuatnya terasa sesak. Ia bahkan tak segan melayangkan tat
ekali. Kanya masih saja memasang eks
k mengejek kamu, dek... e
n kakaknya sendiri. Secara terang-terangan ia mengusir Kanya, melupakan fakta kalau saat ini ia tin
ulut Kanya, lalu dengan berat hati, ia pun bangkit
*
u pada kepala ranjang, lalu menatap lurus ke d
ersihkan dirinya pun hanya sebentar melirik ke arah Kanya, sebelum kemudia
mudian tanpa kata ia ulurkan pada Kanya,
dalam mulutnya, lalu kemudian ia terima uluran segelas air put
Kanya untuk ia taruh ke atas nakas, lalu setelahnya ia pun mengambil posis
a sekali. Kalo mau nangis, boleh kok. Rasa sedih yang dipen
berat, sebelum kemudian ia kembali menatap
ar. Hatiku rasanya kosong. Pertama Abah, lalu sekarang Emak. Kehilangan kedua
tangannya dan mengusap bahu Kanya lalu menenangkannya, tapi ia mengurungkan niatnya itu. Pada akhirnya
masing-masing, sampai kemudian Kanya berhenti melamun dan menole
hkan keheningan yang seda
raya menolehkan wajahny
u Santi itu
yang baik. D
nya menyela ucapan Adipati, memb
mana maks
tu gimana? Aku minta pendapat kamu sebagai laki-laki dewasa
ya beberapa kali. Kentara sekali ka
i serba bisa. Kalo kamu emang keukeuh mau mencarikan Santi calon suami, mungkin aku bisa bantu cari dari temanku yang sudah ma
o Santi itu istri ideal w
gukan kepalanya, setuj
n kemudian terbi
ai sejak kapan kamu suka sama Santi?"
natap terkejut ke arah Kanya dengan kedua mata yang terbelalak sempurna, sementara
nya, makanya kamu ngomongnya jadi ngawur gini. Sekaran
uga tahu kalo rasa sayang itu bukan rasa sayang seorang kakak ke adiknya. Jadi, sejak kapan kamu punya perasa
ntuk beberapa saat. Ia merasa bimbang ket
bicara kayak gini? Kok
nti bahagia, bisa jadi pundak buat Santi bersandar kalo nanti aku gak ada. Sekarang dan kedepannya Santi cuma punya aku, kalo aku sampe
ke rumah orang tua kamu, tapi cukup sampe di situ aja. Dari awal aku nikah sama kamu, istri aku ya cuma kamu. Perasaanku sama Santi udah lama a
at , dan sangat ngerepotin kamu. Kamu pengen punya anak, kan, Mas? Menikahlah dengan Santi.
yang bisa jadi kandidat calon suami untuk Santi. Selagi kamu masih jadi istriku, aku gak akan
tkan dengan kondisi penyakitku yang paling parah, tapi kamu juga bakal dihadapkan skenario terburuk kalo kamu juga bakal k