icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mati Rasa

Bab 6 Kesepakatan

Jumlah Kata:1225    |    Dirilis Pada: 17/07/2022

k sopan, tapi aku pengen punya nomor yang kamu

i-laki itu pilih tatap mata coklat terang milik Lona yang berhasil

tau nam

tak nyaman. Jari-jemarinya bertaut erat di bawah meja. Kuku ibu jari tangan kanann

is yang tiba-tiba Lona lontark

t alihkan fokus Aanand ataupun Lona untuk saling tatap. Kedua

u tau identitas k

ga. Bukannya apa, ia rasakan ketakutan sebelumnya. Kepalanya penuh den

n tatapan nyalang. Namun, justru balik ditatap dengan penuh senyuman.

u Aalona Xiomara. P

tak ingin, ada laki-laki lain yang panggil nama Lona, selain Hava. Dia pegang kalima

nah menyebut nama saya sebelumnya, akan lebih

pelan, lalu ulurkan tangan kanan ke arah depan, sepe

an. Kamu bisa pan

tung di udara tanpa kepastian. Hanya Aanand yang tetap tatap mata Lona, sed

ada detik waktu ya

n Lona berhasil tangkap pergerakan itu dengan genggam tela

Salam kenal,"

ia bawa matanya untuk tatap meja seberang, berusaha hilangka

jadi lebih

selalu mint

tomatis kembali menghadap ke arah laki-laki itu. Panggilan baru yang

nggil dirinya dengan sebutan Mar

i belah bibir Lona, dahinya menge

pernyataan yang Aanand ucap, buat Lona kehilangan fokus karena tangkap mat

Kamu bahkan tidak melakukan kes

itik oleh benda tak kasat mata ketika deng

na ulangi maafn

mm

sakan kikuk tak berkesudahan. Apalagi, ia bisa dapati raut

ulangi di hadapan laki-laki ya

soal tadi. Ja

udahi perbincangan kedua

ustru pilih untuk dorong punggungnya ke belak

a, hingga buatnya hampir saja hilang kesabaran. Tapi, L

anjur memakai nomor ini untuk

yang ia kenali sebagai Mara. Dan ketika ia dapati duka dan luka menyapa dari ma

a. Saya bisa kasih

yapa Aanand, buat senyum kecil me

di, kamu mau jual nomor

uasi di sekitarnya. Aanand yang masih tempelkan punggung

ngan satu

Aanand lontarkan jelas jadi penghubun

ara

h tak lagi bersandar pada kursi lalu

nomor kamu dan kamu juga

sangat tenang, tak peduli dengan L

u. Karena jelas, niat awal Lona hanya ingin punyai nomor

pakai untuk menjalin korelasi dengan kolega saya. Meski saya sudah berganti ke nomor baru, sa

edang berusaha mendekatinya, jelas ditampik

leh saya minta nomor itu seka

berada di atas meja, merogoh saku jas dan

u bisa pa

ngkap maksud Aanand yang ingin berikan nomor itu cuma-cuma. Dan Lona

ak p

melakukan sesuatu untuk mendapatkannya. Dan yang

ng Aanand simpulkan usai perk

lakukan cukup usaha untuk memberi nomor kamu kepada saya

kolega kamu dan bilang bahwa itu kamu dengan nomor barumu, jelas sangat menyebalkan. Apalagi sepertinya, kamu baru berganti

epat sasaran. Laki-laki itu juga mengerti, kenapa Lona hentikan k

us bayar nomor

. Tidak lebih d

ya tiba-tiba ingat pesan yang sempat Lona kirimkan pada nomor

. Hanya ucapan terimakasih dari Lona usai bayar kartu pe

ona hingga punggung sempit itu menghilang, tinggalkan jejak tak kasat ma

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Phile2 Bab 2 Kenangan3 Bab 3 Tentang Hava4 Bab 4 Pesan Darinya5 Bab 5 Bertemu6 Bab 6 Kesepakatan7 Bab 7 Mulai Dari Awal8 Bab 8 Johan & Aanand9 Bab 9 Duka10 Bab 10 Tidak Masalah Untuk Tidak Baik-Baik Saja11 Bab 11 Langit12 Bab 12 Bintang dan Malam13 Bab 13 Tentang Angan14 Bab 14 Bagaimana Jika Keadaannya Berbeda15 Bab 15 Berteman16 Bab 16 Tentang Banyak Hal17 Bab 17 Pesawat18 Bab 18 Lona dan Traumanya19 Bab 19 Perbandingannya Adalah Diri Sendiri20 Bab 20 Bertemu21 Bab 21 Berkenalan22 Bab 22 Patner Kerja23 Bab 23 Tentang Luka Keduanya24 Bab 24 Tentang Langit dan Kenangan25 Bab 25 Tentang Cahaya26 Bab 26 Banyak Hal Baik di Dunia27 Bab 27 Lembar Baru28 Bab 28 Tentang Sosok Papa29 Bab 29 Mungkin Nggak Buat Memulai Hubungan Lagi 30 Bab 30 Hidup Yang Berjalan Seperti Bajingan31 Bab 31 Tentang Manusia Yang Banyak Mau32 Bab 32 Puncak Yang Kedua Kalinya33 Bab 33 Tentang Kita 34 Bab 34 Orang Pertama35 Bab 35 Beginilah Seorang Sahabat36 Bab 36 Alat Bukti37 Bab 37 Harusnya Kamu Selamatkan Dirimu Sendiri Lebih Dulu38 Bab 38 Tentang Aanand dan Masa Lalu39 Bab 39 Klien Baru40 Bab 40 Keras Kepala41 Bab 41 Kejujuran42 Bab 42 Sebuah Izin43 Bab 43 Mencari Jalan Keluar44 Bab 44 Debar Yang Berbeda45 Bab 45 Petuah Sahabat46 Bab 46 Mau Raih Bintang Bareng, Ngga 47 Bab 47 Tawa Tulus48 Bab 48 Mau atau Enggak 49 Bab 49 Night Drive50 Bab 50 How's your day, Nand 51 Bab 51 Hanya Isi Kepala52 Bab 52 Chit - Chat53 Bab 53 Cerita54 Bab 54 Sadarkan Diri55 Bab 55 Pegangan Mulu, Mau Nyeberang Kah 56 Bab 56 Bercerita57 Bab 57 Geng 'Mesin Bagus'58 Bab 58 Truth or Dare59 Bab 59 Menyisir Pantai60 Bab 60 Mantan 61 Bab 61 Kangen Hava62 Bab 62 Ketemu Hava63 Bab 63 Sirkuit Kesukaan Aanand64 Bab 64 Taruhan Cewek 65 Bab 65 Hampir Kalah66 Bab 66 Makin Dibuat Jatuh Cinta67 Bab 67 Melepas Beban Berat68 Bab 68 Dekap Hangat69 Bab 69 Memancing Perkara70 Bab 70 Kencan Sambil Kerja71 Bab 71 Tentang Cahaya dan Sosok Berharga72 Bab 72 Klub Malam73 Bab 73 Drunk Text74 Bab 74 Malu ada sih- dikit75 Bab 75 Ketika Duka dan Suka Datang Beriringan76 Bab 76 Bertemu; Salah Waktu77 Bab 77 Kita ... temenan 78 Bab 78 Ketika Ego Kalah79 Bab 79 Dipaksa Dewasa80 Bab 80 Dunia Suka Sekali Bercanda81 Bab 81 Keluarga Kecil82 Bab 82 Panti Asuhan83 Bab 83 Sedikit Lagi84 Bab 84 Kemarahan 'Mesin Bagus'85 Bab 85 Strategi86 Bab 86 D-day87 Bab 87 One by One88 Bab 88 Dendam89 Bab 89 Kencan, Lagi90 Bab 90 Mall91 Bab 91 Time Zone92 Bab 92 Planetarium93 Bab 93 Gumpalan Awan94 Bab 94 Rumah Aanand95 Bab 95 Menghabiskan Malam Bersama96 Bab 96 Tentang Hari Itu97 Bab 97 Hava98 Bab 98 Pamit99 Bab 99 Friend Time100 Bab 100 Main Air Pantai