icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mati Rasa

Bab 9 Duka

Jumlah Kata:1291    |    Dirilis Pada: 17/07/2022

ak

orang-orang yang berkumpul di arena. Raut wajah tegang terlihat dari tiap-tiap w

finish. Laki-laki itu segera melepas seatbelt nya, membuka pintu mob

jin

langkahnya sudah berada di d

pint

dalam mobil itu sama sekali tak bergerak, sekedar untuk tang

n yang sedang mengetuk

il, sebabkan kaca itu pecah hanya dengan tangan kosong miliknya. Jari-je

elakang mobil. Dengan secepat kilat, Aanand seret pengemudi mobil itu tanpa hir

erhasil tarik Reno, lawan mainnya yan

nd an

berhasil selamatkan nyawa seseora

ah serapahi Aanand dengan mata melotot

i depan muka Aanand. Nafasnya memburu putus-putus, ker

ara terlihat marah dan juga kh

cukup tenang, meski tak sepenuhnya berhasil sem

yang keluar dari belah bibir Aanand untuk tanggapi

k Arga yang ia pakai untuk balapan tadi. Tapi, itu tak berlangsung lama, karena Hesa tiba-tiba merangk

Ngapain lo lari ke sana dengan tangan kosong di

e sama Johan tadi waktu lo t

ing. Harusnya lo p

ntung lo bisa nyelametin nyaw

ang mati gi

n menyumpah serapahi Aanand. Laki-laki itu terus menerus mengumpat pada Aa

sa bahwa Aanand adalah laki-laki

a hapal dengan sikap pemarah milih Hesa. Sekali ia coba untuk menye

pertama yang keluar dari belah bibir Aana

n goblog

and dapatkan umpatan

aki-laki itu berusaha menolak dan bersikeras untuk menyetir sendiri hingga sam

ke kursi kemudi, memasang seatbelt dan

adi lo tolol banget." Hesa mulai pembi

mpaui lelah untuk sekedar tanggapi pernyataan Hesa. Ia lebih memilih

.. Drr

nya, kesadarannya kembali ditarik o

+62xxx

mulai ker

an Mara. Hanya itu, tapi mampu buat kedua sudut

suka sama

telinganya tangkap pertanyaan yan

nd hanya tanggapi

bari memarkirkan mobil Arga di base

sini ye? Ma

an anggukan. Lagipula ia butuh pembantu untuk ambi

*

sabun l

o kok nggak ada

S lo mana

aluran TV lo ke

a adalah Hesa bukan Johan. Bukannya membantu Aanand

r

yang keluar dari mulut busuk Hesa. Telinganya terasa mau pecah karena hanya me

yang berada disakunya. Ia buka kembali pesan yang dikirimkan Mara padanya. Jari-jem

ang unik dan mudah dii

r yang sebelumnya adalah nomor miliknya. Pesan yang berisi kalimat-kali

khir ini penuhi isi kepalanya. Tapi, Aanand jelas tau jika pesan-

ti ke

yatanya hidup dan injakkan kaki di dunia ini. Aanand jelas sangat ingat

ya, seolah-olah mengatakan jika ia tak la

itu dapatkan, pasti dengan jelas akan ia katakan. Tapi, tidak, nyatanya laki-laki itu

erasa begitu tipis batasnya, Aana

itu berharga dalam hidupnya, Aanand s

Lona ataupun Mara itu tak bisa disamakan. Kadar kuatnya ber

i sekarat di hadapan Mara. Kehilangan yang menurut Aanand

sama-sama pernah merasa kehilangan, Aanand tak dapat selami s

luka yang berhasil buat

a yang berhasil buat Lona m

eperti Aanand dan Mara. Banyaknya hal baik di dunia, hanya akan tampak se

a banyak hal baik di dunia, ketika mereka rasakan sepa

ang-orang katakan. Baik seperti apa yang

aik kecuali mereka berhasil per

n seluruh resah yang tiba-tiba mendobrak masuk dalam pikirannya yang tenang. Dan dengan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Phile2 Bab 2 Kenangan3 Bab 3 Tentang Hava4 Bab 4 Pesan Darinya5 Bab 5 Bertemu6 Bab 6 Kesepakatan7 Bab 7 Mulai Dari Awal8 Bab 8 Johan & Aanand9 Bab 9 Duka10 Bab 10 Tidak Masalah Untuk Tidak Baik-Baik Saja11 Bab 11 Langit12 Bab 12 Bintang dan Malam13 Bab 13 Tentang Angan14 Bab 14 Bagaimana Jika Keadaannya Berbeda15 Bab 15 Berteman16 Bab 16 Tentang Banyak Hal17 Bab 17 Pesawat18 Bab 18 Lona dan Traumanya19 Bab 19 Perbandingannya Adalah Diri Sendiri20 Bab 20 Bertemu21 Bab 21 Berkenalan22 Bab 22 Patner Kerja23 Bab 23 Tentang Luka Keduanya24 Bab 24 Tentang Langit dan Kenangan25 Bab 25 Tentang Cahaya26 Bab 26 Banyak Hal Baik di Dunia27 Bab 27 Lembar Baru28 Bab 28 Tentang Sosok Papa29 Bab 29 Mungkin Nggak Buat Memulai Hubungan Lagi 30 Bab 30 Hidup Yang Berjalan Seperti Bajingan31 Bab 31 Tentang Manusia Yang Banyak Mau32 Bab 32 Puncak Yang Kedua Kalinya33 Bab 33 Tentang Kita 34 Bab 34 Orang Pertama35 Bab 35 Beginilah Seorang Sahabat36 Bab 36 Alat Bukti37 Bab 37 Harusnya Kamu Selamatkan Dirimu Sendiri Lebih Dulu38 Bab 38 Tentang Aanand dan Masa Lalu39 Bab 39 Klien Baru40 Bab 40 Keras Kepala41 Bab 41 Kejujuran42 Bab 42 Sebuah Izin43 Bab 43 Mencari Jalan Keluar44 Bab 44 Debar Yang Berbeda45 Bab 45 Petuah Sahabat46 Bab 46 Mau Raih Bintang Bareng, Ngga 47 Bab 47 Tawa Tulus48 Bab 48 Mau atau Enggak 49 Bab 49 Night Drive50 Bab 50 How's your day, Nand 51 Bab 51 Hanya Isi Kepala52 Bab 52 Chit - Chat53 Bab 53 Cerita54 Bab 54 Sadarkan Diri55 Bab 55 Pegangan Mulu, Mau Nyeberang Kah 56 Bab 56 Bercerita57 Bab 57 Geng 'Mesin Bagus'58 Bab 58 Truth or Dare59 Bab 59 Menyisir Pantai60 Bab 60 Mantan 61 Bab 61 Kangen Hava62 Bab 62 Ketemu Hava63 Bab 63 Sirkuit Kesukaan Aanand64 Bab 64 Taruhan Cewek 65 Bab 65 Hampir Kalah66 Bab 66 Makin Dibuat Jatuh Cinta67 Bab 67 Melepas Beban Berat68 Bab 68 Dekap Hangat69 Bab 69 Memancing Perkara70 Bab 70 Kencan Sambil Kerja71 Bab 71 Tentang Cahaya dan Sosok Berharga72 Bab 72 Klub Malam73 Bab 73 Drunk Text74 Bab 74 Malu ada sih- dikit75 Bab 75 Ketika Duka dan Suka Datang Beriringan76 Bab 76 Bertemu; Salah Waktu77 Bab 77 Kita ... temenan 78 Bab 78 Ketika Ego Kalah79 Bab 79 Dipaksa Dewasa80 Bab 80 Dunia Suka Sekali Bercanda81 Bab 81 Keluarga Kecil82 Bab 82 Panti Asuhan83 Bab 83 Sedikit Lagi84 Bab 84 Kemarahan 'Mesin Bagus'85 Bab 85 Strategi86 Bab 86 D-day87 Bab 87 One by One88 Bab 88 Dendam89 Bab 89 Kencan, Lagi90 Bab 90 Mall91 Bab 91 Time Zone92 Bab 92 Planetarium93 Bab 93 Gumpalan Awan94 Bab 94 Rumah Aanand95 Bab 95 Menghabiskan Malam Bersama96 Bab 96 Tentang Hari Itu97 Bab 97 Hava98 Bab 98 Pamit99 Bab 99 Friend Time100 Bab 100 Main Air Pantai