Mati Rasa
apa yang ada di
anggil Aanand dengan sapaan seorang teman. Tak ada lagi lagak forma
teman lama. Menggoda teman laki-lakinya yang kini menatapn
pa
tar dari belah bibir Aanand. Laki-laki itu kembali memegangi
lo sam
nand biarkan pertanyaan itu menggantung dan lebih pilih membuk
aki itu berjalan mendekat ke arah Aanand dengan raut t
Kerjanya bagus, good attitu
risik banget." Kalimat itu terlontar dan
anak-anak?"
9 anggota itu. 'Mesin Bagus' tertera jelas sebagai n
dua puluh lima tahun, tapi mereka masih cukup seri
eng balap mobil yang tak pern
and berujar sembari terus
antangin balapan haha." Johan sahuti informasi
pan di dalam grub 'Mesin Bagus' dan abaikan keadaan sekitar. Tan
ah saya bo
an suara keras, Johan baru te
kemejanya dan mendudukkan di
kepalanya masuk, buat kedua laki-laki yang bersikap kaku di dalam
Tawa menguar dari mulut laki-laki itu. Dia berjalan sembari pegangi
h busettt," uj
uka berkas-berkas di mejanya. Sedangkan, Aa
melangkah ke arah sofa, temp
tanyanya usai berhasil mendu
agai jawaban. Dia terlalu fokus dengan sesuatu di ponselnya. M
sa bertanya dengan rasa ingin
nya Johan, menimbrun
tau, orang
suara cukup keras yang berhasil membuat Aanand dan Hesa menatap
setelahnya, Hesa dan Johan justru menatap Aanand
tanya yang kedua temannya berikan lalu berjalan pelan ke arah pintu dan pe
ruangan Johan, justru tersenyum simpul, t
lift. Ia lirik jam tangannya sebentar da
lantai 1. Tapi, keheningan itu tak berlangsung lama, karena sesampainya di lant
nama ka
juga sedikit terkejut ketika tau, Aanand adalah satu-satunya orang yang berada di lift itu. T
ang bersama dengan udara sekitar. Ia tak memberi jawaban t
laki-laki itu tak bisa dap
harus kasih tau saya identitas kamu yang sebenarnya. Karena s
hanya itu yang keluar
uka. Perempuan itu segera keluar dari lift dan tingga
sedang berusaha menaha
*
terus menoleh ke sana kemari, mencari laki-la
dua teman lainnya adalah pekerjaannya. Laki-laki itu merupakan seorang DJ di salah
bertanya pada Arga
enimpali. Laki-laki itu sudah terlalu ha
n mulu dari tadi." Arga jawab perta
bentar lagi, biasanya j
imited gue anjing! Ga rela lah gue ngasih
yang sudah ada di arena sedari tadi. Sedangkan, Johan dan
dengan santainya tanpa pedulikan Arga yang terlihat
ing
belumnya, tentu merasa bingung. Dia hanya tatap laki-laki
nap
etan mula
inya ke arena, sapa lawan mainnya lalu masuk
raut ramah yang kadang tersemat di sana. Di