Mati Rasa
h berpura-pura utuh. Lona bahkan melewati minggu-minggu itu tanpa rasa ingin tahu. D
ona acuhkan begitu saja. Seolah-olah kalimat mereka hanya menggantung di udara tanpa sampai pada dirinya
Tidak, t
nya kini justru bertumpu pada tanah di samping makam yang nisannya bertuliskan
ngan hanya berupa tangan? Kemana yang lainnya? Diawetkan? Atau justru akan dijadikan paja
h gambaran dari masa depan. Tapi ternyata, itu cuma bagian dari
alinya. Membelai paras rupawan yang biasanya selalu penuh tawa dan cium keningya. Setidaknya itu y
erbentuk utuh. Jari-jemarinya bahkan hanya tersisa tiga. Meski ada cincin denga
u jatuh tergeletak lalu memasangkannya pa
saja,
g berusaha Lona tampik nyatanya justru be
bisa Lona temui raganya lagi. Matanya bahkan sudah sangat k
a merasa hilang hingga tak tau lagi
asakan dadanya seperti terhimpit besi tak kasat mata ketika matanya tangkap banyak
ergi meninggalkan pemakaman dan disusul oleh Bundanya dan kedua orang
nga kuning yang bermekaran. Sama sekali tak ada cahay
oleh telinganya. Lona menoleh, menatap sang bund
yedihkan
kan. Sang bunda mendekapnya erat, memberinya kalimat-ka
Perih yang rekat di hati, sama sekali tak membuat Lona jerih. Dirinya bahka
eran Hav
atnya. Dan bisa apa sang bunda, selain hanya ter
Hava terdengar, buat Lona mau tak mau lepa
h dulu ya, nak? Mama ma
ehidupannya. Dia baru ingat, bukankah setelah ini, ia tak lagi bi
sebutan Mama ya, nak?" Dan pik
anya makin dijepit; perih dan sakit. Bagaimana mungkin, Lona bisa
na rasa tidak akan pern
a dituntun, dia menurut dan ikut. Tak tahu apa yang aka
jamkan mata. Hindari cahaya yang masuk d
ti, tapi setiap kali matanya tangkap cahaya, dia
, kita mas
n, Lona singkirkan ragu
tak ada lagi yang menyambut kedata
ok nggak ngomon
ini masuk, gimana
amu lewatin hari ini, ada yang
ona, Lona cu
Masa Mama
ni, berat banget, masa sama Pak
nnya bagaimana Hava selalu sambut dirinya. Memanggil na
usapan lembut dikepalanya dan ucapkan kata-kata sayang untuk men
menginjakkan kaki di tempat yang menarik kembali ingatannya tentang H
ya? Lona belum siap bu
Mama selain mengan
ia duduki bersama Hava tiap kali ia berada di sini. Terselip
isampingnya, dengan raga utuh y
Dan harus bercerita pada siapa? Siapa yang akan men
ali, dia tak bisa lagi, berdiri dengan ka
mat itu menarik kembali
Mama dan beralih pada benda pip
sel lam
. Ini untuk Aalona Xiomara dan Mama cuma pengen ngasih itu ke k
menerima dan mengg
angat sakit, kenap