icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mati Rasa

Bab 2 Kenangan

Jumlah Kata:1084    |    Dirilis Pada: 17/07/2022

h berpura-pura utuh. Lona bahkan melewati minggu-minggu itu tanpa rasa ingin tahu. D

ona acuhkan begitu saja. Seolah-olah kalimat mereka hanya menggantung di udara tanpa sampai pada dirinya

Tidak, t

nya kini justru bertumpu pada tanah di samping makam yang nisannya bertuliskan

ngan hanya berupa tangan? Kemana yang lainnya? Diawetkan? Atau justru akan dijadikan paja

h gambaran dari masa depan. Tapi ternyata, itu cuma bagian dari

alinya. Membelai paras rupawan yang biasanya selalu penuh tawa dan cium keningya. Setidaknya itu y

erbentuk utuh. Jari-jemarinya bahkan hanya tersisa tiga. Meski ada cincin denga

u jatuh tergeletak lalu memasangkannya pa

saja,

g berusaha Lona tampik nyatanya justru be

bisa Lona temui raganya lagi. Matanya bahkan sudah sangat k

a merasa hilang hingga tak tau lagi

asakan dadanya seperti terhimpit besi tak kasat mata ketika matanya tangkap banyak

ergi meninggalkan pemakaman dan disusul oleh Bundanya dan kedua orang

nga kuning yang bermekaran. Sama sekali tak ada cahay

oleh telinganya. Lona menoleh, menatap sang bund

yedihkan

kan. Sang bunda mendekapnya erat, memberinya kalimat-ka

Perih yang rekat di hati, sama sekali tak membuat Lona jerih. Dirinya bahka

eran Hav

atnya. Dan bisa apa sang bunda, selain hanya ter

Hava terdengar, buat Lona mau tak mau lepa

h dulu ya, nak? Mama ma

ehidupannya. Dia baru ingat, bukankah setelah ini, ia tak lagi bi

sebutan Mama ya, nak?" Dan pik

anya makin dijepit; perih dan sakit. Bagaimana mungkin, Lona bisa

na rasa tidak akan pern

a dituntun, dia menurut dan ikut. Tak tahu apa yang aka

jamkan mata. Hindari cahaya yang masuk d

ti, tapi setiap kali matanya tangkap cahaya, dia

, kita mas

n, Lona singkirkan ragu

tak ada lagi yang menyambut kedata

ok nggak ngomon

ini masuk, gimana

amu lewatin hari ini, ada yang

ona, Lona cu

Masa Mama

ni, berat banget, masa sama Pak

nnya bagaimana Hava selalu sambut dirinya. Memanggil na

usapan lembut dikepalanya dan ucapkan kata-kata sayang untuk men

menginjakkan kaki di tempat yang menarik kembali ingatannya tentang H

ya? Lona belum siap bu

Mama selain mengan

ia duduki bersama Hava tiap kali ia berada di sini. Terselip

isampingnya, dengan raga utuh y

Dan harus bercerita pada siapa? Siapa yang akan men

ali, dia tak bisa lagi, berdiri dengan ka

mat itu menarik kembali

Mama dan beralih pada benda pip

sel lam

. Ini untuk Aalona Xiomara dan Mama cuma pengen ngasih itu ke k

menerima dan mengg

angat sakit, kenap

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Phile2 Bab 2 Kenangan3 Bab 3 Tentang Hava4 Bab 4 Pesan Darinya5 Bab 5 Bertemu6 Bab 6 Kesepakatan7 Bab 7 Mulai Dari Awal8 Bab 8 Johan & Aanand9 Bab 9 Duka10 Bab 10 Tidak Masalah Untuk Tidak Baik-Baik Saja11 Bab 11 Langit12 Bab 12 Bintang dan Malam13 Bab 13 Tentang Angan14 Bab 14 Bagaimana Jika Keadaannya Berbeda15 Bab 15 Berteman16 Bab 16 Tentang Banyak Hal17 Bab 17 Pesawat18 Bab 18 Lona dan Traumanya19 Bab 19 Perbandingannya Adalah Diri Sendiri20 Bab 20 Bertemu21 Bab 21 Berkenalan22 Bab 22 Patner Kerja23 Bab 23 Tentang Luka Keduanya24 Bab 24 Tentang Langit dan Kenangan25 Bab 25 Tentang Cahaya26 Bab 26 Banyak Hal Baik di Dunia27 Bab 27 Lembar Baru28 Bab 28 Tentang Sosok Papa29 Bab 29 Mungkin Nggak Buat Memulai Hubungan Lagi 30 Bab 30 Hidup Yang Berjalan Seperti Bajingan31 Bab 31 Tentang Manusia Yang Banyak Mau32 Bab 32 Puncak Yang Kedua Kalinya33 Bab 33 Tentang Kita 34 Bab 34 Orang Pertama35 Bab 35 Beginilah Seorang Sahabat36 Bab 36 Alat Bukti37 Bab 37 Harusnya Kamu Selamatkan Dirimu Sendiri Lebih Dulu38 Bab 38 Tentang Aanand dan Masa Lalu39 Bab 39 Klien Baru40 Bab 40 Keras Kepala41 Bab 41 Kejujuran42 Bab 42 Sebuah Izin43 Bab 43 Mencari Jalan Keluar44 Bab 44 Debar Yang Berbeda45 Bab 45 Petuah Sahabat46 Bab 46 Mau Raih Bintang Bareng, Ngga 47 Bab 47 Tawa Tulus48 Bab 48 Mau atau Enggak 49 Bab 49 Night Drive50 Bab 50 How's your day, Nand 51 Bab 51 Hanya Isi Kepala52 Bab 52 Chit - Chat53 Bab 53 Cerita54 Bab 54 Sadarkan Diri55 Bab 55 Pegangan Mulu, Mau Nyeberang Kah 56 Bab 56 Bercerita57 Bab 57 Geng 'Mesin Bagus'58 Bab 58 Truth or Dare59 Bab 59 Menyisir Pantai60 Bab 60 Mantan 61 Bab 61 Kangen Hava62 Bab 62 Ketemu Hava63 Bab 63 Sirkuit Kesukaan Aanand64 Bab 64 Taruhan Cewek 65 Bab 65 Hampir Kalah66 Bab 66 Makin Dibuat Jatuh Cinta67 Bab 67 Melepas Beban Berat68 Bab 68 Dekap Hangat69 Bab 69 Memancing Perkara70 Bab 70 Kencan Sambil Kerja71 Bab 71 Tentang Cahaya dan Sosok Berharga72 Bab 72 Klub Malam73 Bab 73 Drunk Text74 Bab 74 Malu ada sih- dikit75 Bab 75 Ketika Duka dan Suka Datang Beriringan76 Bab 76 Bertemu; Salah Waktu77 Bab 77 Kita ... temenan 78 Bab 78 Ketika Ego Kalah79 Bab 79 Dipaksa Dewasa80 Bab 80 Dunia Suka Sekali Bercanda81 Bab 81 Keluarga Kecil82 Bab 82 Panti Asuhan83 Bab 83 Sedikit Lagi84 Bab 84 Kemarahan 'Mesin Bagus'85 Bab 85 Strategi86 Bab 86 D-day87 Bab 87 One by One88 Bab 88 Dendam89 Bab 89 Kencan, Lagi90 Bab 90 Mall91 Bab 91 Time Zone92 Bab 92 Planetarium93 Bab 93 Gumpalan Awan94 Bab 94 Rumah Aanand95 Bab 95 Menghabiskan Malam Bersama96 Bab 96 Tentang Hari Itu97 Bab 97 Hava98 Bab 98 Pamit99 Bab 99 Friend Time100 Bab 100 Main Air Pantai