Mati Rasa
pa ia sadari foto itu sudah berganti dengan foto laki-laki yang tidak ia kenali. Ia buka ruang obr
(+628xx
Tapi, bisa gue beli ngga
ornya.Kalau nggak keberatan bo
h sebel
ku bernama Aanand Milan. Terkesan lancang dan tidak tau diri, karena bukannya meminta
arena yang paling dia utamakan sekarang adalah simpan apapun yang berkaitan dengan Hava. Setidakn
.. Drr
reflek dari kepala Lona. Dia tengok layar ponselnya yang menyala
nd M
makin terasa suram. Dengan gerak pelan, Lona ambil ponselnya lalu buk
l lahi
(+628xx
, h
erlu minta ma
aja? Saya rasa akan lebih mudah membicarakannya d
melalui chat seperti sekarang, akan ada
satu kata terlewat begitu saja. Awalnya, ia merasa ragu, tap
apa kata untuk buat janji temu dengan laki-la
(+628xx
O
sekitar jam 7 malam, jika kamu tidak k
atnya, ters
a tolong kamu kiri
imak
dapatkan balasa
e Ar
tinya laki-laki itu setuju untuk be
udah sampai di kafe argara. Tiba-tiba tangannya bergetar ringa
c at
uk, buat angannya lampaui batas yang tak terlihat. Seluruh ingatannya d
setelah ia bayangkan apa yang akan terjadi setelah bertemu dengan
bundanya dan mama Hava. Dan malam ini, dengan alasan yang sebenarnya tak masuk akal, Lona ber
imana jika ternyata orang itu justru akan mengolok-ngolok dirinya
annya dengan Hava berusaha rebut tempat dalam benak, guna tenang
belas
dak seperti saat-saat yang telah berlalu, saat dimana Hava akan jadi oran
ama yang muncul dan buatnya rasakan rindu yang sesakkan kalbu. Lona tatap langi
k seharusnya menangis sekarang. Maka, demi wujudkan itu, Lona tarik napasnya dalam-
engan keyakinan yang tersisa, Lona angkat tubuhnya dengan paksa, berdiri tegak dengan kakinya, lalu b
a keluar se
ut yang berhasil tarik senyum si
ma mau ketemu temen dan ngobrol sebentar. Lona juga
anter
erhasil buat bunda Lona menghela n
sayang. Kabarin Bunda dan kalau pe
ening bundanya. Setelahnya, Lona ambil tangan sang bunda, menciumnya dan
*
e argara. Dirinya berjalan pelan ke meja kasir lalu mem
a ya, Kak. Do
yang terletak di samping kanan, dekat dengan pintu masuk d
elalu memilih meja di samping jendela dekat jalan raya. Lona bahkan mem
man yang ia yakini tak ada rasa manis-manisnya sama sekali. Dirinya tak ingin memesan latte seperti biasan
ai
i tempat duduknya. Kepalanya reflek mendongak, tatap
hat tegas dan tajam, tunjukkan kesan dingin dan berwibawa. Namun, mata laki-laki itu justru berk
untuk memastikan siapa laki-laki yang berada dihadapanny
pi dia ingat apa yang sel
iap detail dari orang itu. Inget wajahnya baik-baik, biar kalau s
lu, siapa yang akan membunuh orang yang mengganggunya se
Kamu yang ngehubung
kan Aanand untuk duduk dan member
tadi ada urusan yang ti
ona hanya mengangg
Laki-laki itu menyesap americano dihadapannya sejenak l
bisa kita omongi
jari-jemarinya di bawah meja kafe. Dia mengangguk lalu tarik napasn