icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mati Rasa

Bab 5 Bertemu

Jumlah Kata:1248    |    Dirilis Pada: 17/07/2022

pa ia sadari foto itu sudah berganti dengan foto laki-laki yang tidak ia kenali. Ia buka ruang obr

(+628xx

Tapi, bisa gue beli ngga

ornya.Kalau nggak keberatan bo

h sebel

ku bernama Aanand Milan. Terkesan lancang dan tidak tau diri, karena bukannya meminta

arena yang paling dia utamakan sekarang adalah simpan apapun yang berkaitan dengan Hava. Setidakn

.. Drr

reflek dari kepala Lona. Dia tengok layar ponselnya yang menyala

nd M

makin terasa suram. Dengan gerak pelan, Lona ambil ponselnya lalu buk

l lahi

(+628xx

, h

erlu minta ma

aja? Saya rasa akan lebih mudah membicarakannya d

melalui chat seperti sekarang, akan ada

satu kata terlewat begitu saja. Awalnya, ia merasa ragu, tap

apa kata untuk buat janji temu dengan laki-la

(+628xx

O

sekitar jam 7 malam, jika kamu tidak k

atnya, ters

a tolong kamu kiri

imak

dapatkan balasa

e Ar

tinya laki-laki itu setuju untuk be

udah sampai di kafe argara. Tiba-tiba tangannya bergetar ringa

c at

uk, buat angannya lampaui batas yang tak terlihat. Seluruh ingatannya d

setelah ia bayangkan apa yang akan terjadi setelah bertemu dengan

bundanya dan mama Hava. Dan malam ini, dengan alasan yang sebenarnya tak masuk akal, Lona ber

imana jika ternyata orang itu justru akan mengolok-ngolok dirinya

annya dengan Hava berusaha rebut tempat dalam benak, guna tenang

belas

dak seperti saat-saat yang telah berlalu, saat dimana Hava akan jadi oran

ama yang muncul dan buatnya rasakan rindu yang sesakkan kalbu. Lona tatap langi

k seharusnya menangis sekarang. Maka, demi wujudkan itu, Lona tarik napasnya dalam-

engan keyakinan yang tersisa, Lona angkat tubuhnya dengan paksa, berdiri tegak dengan kakinya, lalu b

a keluar se

ut yang berhasil tarik senyum si

ma mau ketemu temen dan ngobrol sebentar. Lona juga

anter

erhasil buat bunda Lona menghela n

sayang. Kabarin Bunda dan kalau pe

ening bundanya. Setelahnya, Lona ambil tangan sang bunda, menciumnya dan

*

e argara. Dirinya berjalan pelan ke meja kasir lalu mem

a ya, Kak. Do

yang terletak di samping kanan, dekat dengan pintu masuk d

elalu memilih meja di samping jendela dekat jalan raya. Lona bahkan mem

man yang ia yakini tak ada rasa manis-manisnya sama sekali. Dirinya tak ingin memesan latte seperti biasan

ai

i tempat duduknya. Kepalanya reflek mendongak, tatap

hat tegas dan tajam, tunjukkan kesan dingin dan berwibawa. Namun, mata laki-laki itu justru berk

untuk memastikan siapa laki-laki yang berada dihadapanny

pi dia ingat apa yang sel

iap detail dari orang itu. Inget wajahnya baik-baik, biar kalau s

lu, siapa yang akan membunuh orang yang mengganggunya se

Kamu yang ngehubung

kan Aanand untuk duduk dan member

tadi ada urusan yang ti

ona hanya mengangg

Laki-laki itu menyesap americano dihadapannya sejenak l

bisa kita omongi

jari-jemarinya di bawah meja kafe. Dia mengangguk lalu tarik napasn

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Phile2 Bab 2 Kenangan3 Bab 3 Tentang Hava4 Bab 4 Pesan Darinya5 Bab 5 Bertemu6 Bab 6 Kesepakatan7 Bab 7 Mulai Dari Awal8 Bab 8 Johan & Aanand9 Bab 9 Duka10 Bab 10 Tidak Masalah Untuk Tidak Baik-Baik Saja11 Bab 11 Langit12 Bab 12 Bintang dan Malam13 Bab 13 Tentang Angan14 Bab 14 Bagaimana Jika Keadaannya Berbeda15 Bab 15 Berteman16 Bab 16 Tentang Banyak Hal17 Bab 17 Pesawat18 Bab 18 Lona dan Traumanya19 Bab 19 Perbandingannya Adalah Diri Sendiri20 Bab 20 Bertemu21 Bab 21 Berkenalan22 Bab 22 Patner Kerja23 Bab 23 Tentang Luka Keduanya24 Bab 24 Tentang Langit dan Kenangan25 Bab 25 Tentang Cahaya26 Bab 26 Banyak Hal Baik di Dunia27 Bab 27 Lembar Baru28 Bab 28 Tentang Sosok Papa29 Bab 29 Mungkin Nggak Buat Memulai Hubungan Lagi 30 Bab 30 Hidup Yang Berjalan Seperti Bajingan31 Bab 31 Tentang Manusia Yang Banyak Mau32 Bab 32 Puncak Yang Kedua Kalinya33 Bab 33 Tentang Kita 34 Bab 34 Orang Pertama35 Bab 35 Beginilah Seorang Sahabat36 Bab 36 Alat Bukti37 Bab 37 Harusnya Kamu Selamatkan Dirimu Sendiri Lebih Dulu38 Bab 38 Tentang Aanand dan Masa Lalu39 Bab 39 Klien Baru40 Bab 40 Keras Kepala41 Bab 41 Kejujuran42 Bab 42 Sebuah Izin43 Bab 43 Mencari Jalan Keluar44 Bab 44 Debar Yang Berbeda45 Bab 45 Petuah Sahabat46 Bab 46 Mau Raih Bintang Bareng, Ngga 47 Bab 47 Tawa Tulus48 Bab 48 Mau atau Enggak 49 Bab 49 Night Drive50 Bab 50 How's your day, Nand 51 Bab 51 Hanya Isi Kepala52 Bab 52 Chit - Chat53 Bab 53 Cerita54 Bab 54 Sadarkan Diri55 Bab 55 Pegangan Mulu, Mau Nyeberang Kah 56 Bab 56 Bercerita57 Bab 57 Geng 'Mesin Bagus'58 Bab 58 Truth or Dare59 Bab 59 Menyisir Pantai60 Bab 60 Mantan 61 Bab 61 Kangen Hava62 Bab 62 Ketemu Hava63 Bab 63 Sirkuit Kesukaan Aanand64 Bab 64 Taruhan Cewek 65 Bab 65 Hampir Kalah66 Bab 66 Makin Dibuat Jatuh Cinta67 Bab 67 Melepas Beban Berat68 Bab 68 Dekap Hangat69 Bab 69 Memancing Perkara70 Bab 70 Kencan Sambil Kerja71 Bab 71 Tentang Cahaya dan Sosok Berharga72 Bab 72 Klub Malam73 Bab 73 Drunk Text74 Bab 74 Malu ada sih- dikit75 Bab 75 Ketika Duka dan Suka Datang Beriringan76 Bab 76 Bertemu; Salah Waktu77 Bab 77 Kita ... temenan 78 Bab 78 Ketika Ego Kalah79 Bab 79 Dipaksa Dewasa80 Bab 80 Dunia Suka Sekali Bercanda81 Bab 81 Keluarga Kecil82 Bab 82 Panti Asuhan83 Bab 83 Sedikit Lagi84 Bab 84 Kemarahan 'Mesin Bagus'85 Bab 85 Strategi86 Bab 86 D-day87 Bab 87 One by One88 Bab 88 Dendam89 Bab 89 Kencan, Lagi90 Bab 90 Mall91 Bab 91 Time Zone92 Bab 92 Planetarium93 Bab 93 Gumpalan Awan94 Bab 94 Rumah Aanand95 Bab 95 Menghabiskan Malam Bersama96 Bab 96 Tentang Hari Itu97 Bab 97 Hava98 Bab 98 Pamit99 Bab 99 Friend Time100 Bab 100 Main Air Pantai