Occidens
ihir
★
a malam menjelang pagi. Saat itu sua
i kamar kebanggaan orang tuanya
ekalipun membuka kamar ini untuk dia tempati. Palin
tara kamarnya digunakan Edgar? Jawabannya ad
kul 3 pagi seperti ini. Kejadian itu
ebelum tubuhnya terasa han
sang ibu ditemukan kaku tak bernyawa selang t
ngharapkan kejadian itu menimpanya, bahkan jika ia bisa melihat
dari ranjang. Berjalan te
keheningan di rumahnya berhasi
mu. Cerita saja pada langit
kan semenjak tinggal seorang diri
tanya hendak meleleh turun membasahi pipi. Ia cepat-cepat mengg
ar namanya." Ia mulai menjalankan ak
Selena tersenyum kecut. "Menurut Ibu, kenapa dia bisa berada di sin
rnak juga beberapa orang dewasa. Ibu Selena berkata, "Mereka takkan bisa masuk ke sini, siapapun itu, dari
yangkan Edgar meminta sebuah senyuman ibunya begitu memohon
ak itu menginstrups
ah, berjalan begitu sempoyongan denga
ran, tadi aku me
urmu. Ah, dan terimakasih telah menolong ku.
ih dekat dan memeluk gadis itu dengan erat. "Maaf aku lalai
i dari Edgar tetapi laki-laki itu tetap menahannya pada posisi yang sama. "Aku ta
u?" tanyanya malu. Masih berusah
r kembali menyelami mata biru laut milik gadis itu. "
an da-
u sunyi? Telingaku tidak tidur walau mataku t
kekuatan berteleportasi, mau lihat?" Binar mata Sele
manusia. Mana mungkin manusia b
r tepat sasaran. "Bingo! Kau banyak membac
stakaan. Mungkin karena Ayah leb
tanya Selena sed
lainnya." Gadis itu manggut-manggut me
"Aku sedang berbincang denga
dgar spontan. Hal itu mengundang seny
ng asal-usul mu?" Edgar mengernmengernyitkan da
menjak menolong ku, dahi mu terukir si
dian berkaca pada jendela luar rumah S
anah manusia. Ia akan mengeluarkan eksistensinya di du
tus. "Ah, dua hari lalu juga terlihat saat
geleng. "Hanya saat ka
Cepat atau lambat identitasnya akan terungkap, tapi sebelum itu ia haru
Edgar melesat masuk setelah berpami
ebuah cermin kecil di depan meja
pu keluar rumah untuk membantu Selena membawa b
dengan alasan takut kulit Edgar kembali melepuh. Lagipula ia tidak membawa b
di dahi itu terus menyala terang. Di beberapa waktu cahaya yang kelua
adis itu sudah kalang kabut kesan
m dangkal di bibirny
ri luar kamar menarik
a, Edgar lantas berjalan membukakan pint
at postur tubuh sosok di hadapannya membuat dahi Ed
a menebar senyum manis mi
ernah mau bersujud di hadapan Tuan mu i
kan? Apa kau yakin mampu menahannya? Lagipula ini dunia manusia, aku tahu
a negeri bedebah itu!
ak dendam dari peristiwa-perist
iapa?" Suara halus Selena m
latrix sebentar ia menyah
, ia langsung menghilang di balik portal. Bersamaan dengan menghilan
a a
mayat
gigi Edgar bergemeletuk ngilu. Rasa amarahnya terpancar begitu menceka
mput luas. Hamparan darah hitam menyambut
. Ia sekuat tenaga memendam ras
ayat di sini?" tanya Edgar menat
da seorang perempuan cantik menghampiri ku samb
Selena sekarang, pria itu nampak tertarik akan sosok 'perempuan cantik' t
an. Hal itu semakin membuat Selena tak suka.
i begitu terkejut. Namun fokusnya sekarang sedang berada pada Bellatrix. Pe
ingga playing vict
arah. "Aku harus