Occidens
dan
★
Entah perasaannya saja atau memang itu benar terjadi, na
embersihkan seluruh sudut rumah dar
osok gadis mungil itu bekerja tanpa henti di rumahnya
sa melakukan pekerjaan seperti ini. Terleb
anak yatim piatu. Sebenarnya ia masih memiliki ayah, tapi la
saja ia sering mengeluh karen
apu lantai di bawahnya. "Shh. Kau bisa bekerja
b. "Aku tidak mengenal siapapun di sana. Kalaupun aku bekerja di sana, rum
ia merasa bahwa topiknya sangat membu
ok Edgar di hadapannya. "Kenapa meminta maaf, aku senan
diri," lanjutnya dalam hati. Edgar men
tas meja, Edgar meraihnya, menyesapnya
milik Selena. Lalu menarik gadis itu untuk mengekor h
sekali!" pekik Sel
terbit. "Apa sebegitu sukanya?" tanya Edgar penasaran walau
t. "Bagaimana kau bisa menemukan tempat ini?
berburu, dan mene
ah pulih sepenuhnya? Masih terasa sakit? Atau ada hal
kan apa-apa, bahkan aku tidak tahu j
a kau tidak merasakannya? Itu peluru dari pe
pakai Edgar. Lalu mulutnya terbuka lebar bersamaan
Gadis itu berhasil membuat kuping sensitif Edgar
Edgar menyerukan peringatann
mereka jadi terasingkan begitu s
ena menarik uluran tangannya dari pe
ria itu melirik Selena. "Ken
in menjawab apa. Hingga akhirnya ia memutusk
nya penuh minat. "Aku tidak bisa ma
wa ke pasar untuk dijual. Nanti kita bisa makan daging sepuasn
Ingin memprotes pada sosok mungil di hadapannya, namun eks
unya kesal. "Dia
ah hutan yang lembab membuat Ed
terlalu tertutup oleh rakyatnya atau sekedar berjalan keluar wilayah
k muram juga gelap. Mempercepat langkahnya, Edgar b
ak, aku sudah biasa. Maaf ya harus repot-repot membantuku mencari kayu, tapi karena kamu belum mau cerita kenapa har
menoleh dengan cepat, lalu sebuah senyuman tersungging t
egitu positif
an Selena kompak berjalan beriringan keluar dari tempat itu setelah
hasil jerih payahnya d
maan terjunnya banyak bulir keringat dari
aknya seraya menarik lengan kurus
u mengekori langkah pan
elap keringat yang membanjiri wajah menggunakan
, terakhir kali meminum teh buatan Selena hanya membuatnya b
duduknya, hendak masuk ke rumah sebelum panggilan
ubahan wajah Selena semula kelelahan
asannya meme
menuju sosok pemuda tampan di hal
ena tanpa mau mendekat. Berbincang cukup lama dengan orang bernama Nolic tadi, Ed
n ku perkenalkan mu kepada
gernyit bingung. Namun melihat Selena mengangguk dan menariknya masuk k
buru-buru mengontrol emosi dan degupan jantung saat tubuh mungul
merubah citra buruknya semasa di istana karena j
ntara mereka, semakin kuat juga bayang
hluk lain j
n Nolic. Nama lengkapnya Aldianolic G
senang berjumpa dengan mu." Tan
knya. Seperti; dia bangsa vampir? Tapi aura
n pasti Nolic mengulum bibir dan menarik uluran tangannya kembal
itu dengan cepat menepis banyak pikiran mengganggunya dan
Asedouse," salamnya ramah yang tanpa sadar m
pun tersenyum maklum menanggapinya. "
angat cepat berganti menjadi bingung ketika meliha
Nolic, Selena melepaskan tautan tangan mereka dan
apkan makanan lezat khusus malam ini." Binar
ncuri pandang ke arah Edgar. "Maaf sepertinya a-ku tidak bisa, Selenik sinis ke arahnya. "Aku harus bergegas, sampai jumpa mingg
u sampai ..." Bahunya merosot, menatap enggan ke
tanya sudah memicing tajam menatap Edgar penuh penjela
Pria itu melarikan tumpukan kayu sebagai pengalih p
na. Masih cukup terik untuk dirinya dan Edgar sampai di pasar. Kemung
saja, aku kuat bawa yang ini." Tunjuk gad
rakan merebut semua tumpukan kayu yang sudah dijalin dalam beb
awa biasanya," tanyanya khawatir. Namun Edgar tetaplah Edgar, dia t
tanyanya lagi. Pertanyaan beruntun tak memiliki bobot itu
njulang di hadapan Selena dan mencu
han senang. "Aku sulit mempercayai bahwa orang seperti m
adis di hadapannya langsung merosot, menganga lebar sampa
ya!" peringat Edgar menganc
gambil hewan ternak." Gadis itu berujar sambil menoleh ke kiri-kanan. Mengikuti
r tanpa segan. "Ya, jangan seperti itu juga. Masa kau harus jalan s
a di bibir Selena perlahan redup berganti kilatan m
ria itu nampak melirik nya sebenta
bukan m