Stuck at You
ahun berlalu, semua kenangannya tetap terpatri di dalam hati. Tak memudar sedikitpun. Yang perlahan berubah menjadi luka yan
ang menyelinap masuk ke dalam jiwa raga. Dulu dia juga percaya akan hal itu, tapi tidak setelah semuanya men
ahnya yang eksotis. Memang agak berbeda dari kebanyakan gadis lain yang memiliki kulit putih, namun Ze
er jauh di depannya. Itu adalah ikon kebanggaan kota ini bernama Sky Tower. Di sisi lain, dia juga mengabadikan momen-momen acak yang dijumpainya sepanjang jalan. Seorang gadis kecil dengan rambut dikepang dua yang sedang membawa balon berwarna merah. Ada pula pasangan muda mudi yang membawa jalan-jalan bay
i kota itu, Zeline memilih untuk mengunjungi Hagley Park. Ruang terbuka hijau sejauh mata memandang. Tempat itu banyak didatangi keluarga yang ingin melepas penat dengan bercengkrama, piknik ataupun hanya singgah u
ga perancang dunia dan memorabilia film berkumpul di kota ini. Zeline menyusuri Cuba Street yang penuh dengan nuansa vintage dan bohemia pada wajah kota itu. Jalanan ini dipenuhi toko-toko retail berpadu dengan café, bar, dan restoran kecil
cat calling dari beberapa kumpu
ndari salah satu pria berbadan agak b
fasnya tercekat, suasana mulai mengcekam. Matanya bergetar, tak berani menoleh menatap pria yang tengah merangkulnya kini namun langkahnya terus berjalan cepat. Hanya bisa berdoa dalam
eline. Tetapi kaki Zeline malah semakin mempercepat langkahnya. Untunglah tungkai Zeline panjang sehingga dia bisa cepat memasuki kerumunan yang dipenuhi lautan manusia. Sesekali Zeline menoleh ke belakang. Apakah pria mabuk tadi mengejarnya atau tidak. Syukurlah tak ada tanda-tanda dirinya yang dikejar oleh sekumpulan pria mabuk yang berniat mencelakainya. Dia berhenti denga
tunya itu dengan nafas ngos-ngosan. Dia sedi
at kedua tangan, dia tak berniat mencelakai Zeline. "Jangan takut! Aku tak akan menyakiti
a dan menangkap pria ini jika mencoba macam-macam. Tidak sulit untuk menangkapnya karena sek
pria itu memiliki luka di rahangnya. Zeline terlambat menyadari kalau pria inilah yang menyelamatkannya barusan. Dia
mbiru. "Bukan karena kejadian dan pria tadi," elaknya agar Zeline t
dang terluka tetapi masih memberanikan diri untuk membantu Zeline dalam keadaan yang sepe
ria itu ikut menoleh. "Biark
tinya di belakang. Selang beberapa menit, Zeline keluar dari apotek memb
is kesakitan ketika Zelin
ringis merasakan sakit yang
dari tangan Zeline, lalu mengoleskannya secara asal
icaraan dengan Zeline sambil mengemasi sam
ia tak pernah bisa untuk langs
lalu bangkit hendak pergi. "
at. Dia semakin merasa tidak enak karena pria itu mengucapkan terima kasih terlebih dulu.
a. Dia orang baik pertama yang ditemui Zeline dalam setahun terakhir. Namun hatinya segera menepis pikir
*