Stuck at You
Dia mengangkat punggung lantas duduk. Menyibak rambut ke belakang dengan jemari. Setelah itu dia menyibak selimut dan menapakkan kaki di lantai kamar hotel. Ah, dia sudah di
ke dalam kamar. Tampak silau sekaligus indah. Seluruh kota dapat terlihat jelas dari sini. Kesibukan dan hiruk pi
ak ngacak kasur, bantal dan juga selimut. Dia juga meraih tas kecil yang dipakainya kemarin. Mengelua
k. Lebih tepatnya berada di tangan Alex. Ia sudah bisa menebak betapa khawatirnya Eden di Mel
ekarang dia harus membeli ponsel baru. Tapi yang harus dilakukannya sekarang adalah mandi dan
berwarna senada. Penampilannya kini tampak lebih messy dan wild. Zeline membiarkan rambutnya terurai setelah mengoleskan lips
lik pintu. Bukan karena asing, namun karena dia begitu tahu siapa
e spontan meny
ang saat tersenyum dan deretan giginya yang putih selalu berhasi
mengangkat dua
n apapun. Hanya memasang wajah bingung dan
biarkanku berd
aku tak bisa memb
sebelah tangan memegang gagang pintu di depannya ini semakin
l di luar." Zeline memberi Al
at bahu tak masalah. Dia tak kebera
hampir ramai karena sebentar lagi akan masuk jam makan siang. Walau dipenuhi pengunjung, namun situasinya tetap tenang dan tak berisik. Seoran pe
persegi dari dalam salah satu kantong.
padaku padahal aku bukan siapa-siap
. Kau tak per
tku semakin berhu
alasan untuk menemui keesokan harinya," balas Alex sambil t
aku merasa kau seperti menggodaku se
ada Zeline. "Hm...ya.. kau boleh menganggapnya begitu.
pik pembicaraan. Menurutnya Zeline adalah gadis yang sangat sulit untuk didekati. Na
nmu, tapi.." Alex mengeluarkan dua kotak makanan berisi sushi
rangkat. "Sekarang pun kita ma
an kata kita padanya. "Apa ada orang lain yang akan datang ke meja kita?" Z
. Hanya kita." Al
yang pernah ditemuinya. Beberapa waktu yang lalu dia merasa gadis itu selalu membangun tembok di antara
bilang sesuatu pada
Ap
pulang ma
akan semua makanan yang sudah terkambang
epat
enungguku di rumah. Terlebih lagi karena aku t
baru rusak kemarin malam. Apa artinya Zeline tak me
melarikan diri ke sana tanpa sengaja. Walau dia tak mengatakan secara
ambil tersenyum. Berusaha agar tak te
itan sama sekali. Namun, sesekali Alex berhasil membuat Zeline tersenyum. Bonus jika
*
ebelum berangkat. Tidak sekali tapi berulang-ulang kali. Alhasil dia tiba di bandara tiga jam lebih awal dar
an. Setelahnya dia berbalik. Berdiri tegap menatap gedung bandara di depannya. Entah kapan lagi dia bisa kesini mengingat banyak hal yang harus dilakukanny
ara gesekan yang halus. Salah satu petugas bandara i
anggil namanya dengan lantang yang m
elama dirinya berada di Sydney. Ya. Itu Alex. Dia berlari sambil melam
udah berdiri tepat di hadapan Zeline. Menarik n
elah tangan Zeline lalu menyelipkan kantong itu dijarinya. "Aku ingin kau selalu mengin
sudah berlari. "Kau harus pastikan memakai ini, okay?" ulangnya
Alex perlahan berjalan mundur kemudian berlari menjauh. Dia melambaikan ke
*