icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Stuck at You

Bab 2 EDEN

Jumlah Kata:1057    |    Dirilis Pada: 19/07/2022

a harimu

ngeras suara sehingga suara Eden memenuhi kamar

atarnya. Dia mengabaikan kakaknya yang tengah berbasa-basi. Sejujurnya Zeline tidak ingin ada yang tah

lasnya. "Kau tidak

mengabaikan Eden. "Hm?

unya, toh dia juga mencariku," kata Zeline ya

yang kau

gi masih terdengar dingin. Eden pun

itu nanti saat kau pulang." Eden terdengar menghela nafas untuk kesekian kalinya. Dia juga harus bi

erapa baju kotor. Bersiap untuk mengantarkan baju itu pada penatu hotel di lantai dasar. Sebe

r setengah pasrah. "Bisakah kau mengatakan sesuatu yang agak panjang?" Eden

waktu terakhir. Hal baik baginya karena menjadi lebih sering tersenyum bahkan tertawa terlepas dari dipaksakan atau tidak. Terkadang dia mula

n permintaan Eden. "Hari ini sanga

untuk meneruskan ceritanya. Dia sudah sangat sena

menyenangkan." Zeline mengulang dan menghitung katanya

ah! Seperti kau melakukan apa saja? Bertemu siapa saja? Atau apap

ng menolongnya tadi terlintas di benaknya. Ah, dia lupa

rtarik akan segala hal tent

lalui dinding kaca kamar. "Senyum mereka, kehangatan, keceriaan, aku bahkan tak melihat sedikitpun kesedihan di wajah mereka," ucap Zeline tersenyum simpul sambil tertunduk. "Tapi hari ini ak

ar semakin antusias. Sangat jarang Ze

au pikir semua orang yang kulih

bercanda. Dia tak ingin merusak mood adiknya, "baiklah. Sebaiknya kau istir

aca. Tiada angin dan juga debu yang mungkin membuat matanya berair. Hanya saja Zeline tak bisa m

*

New Zeeland. Namun dia menghabiskan hari terakhirnya di Sidney sebelum

ah dan mewah. Zeline memasuki museum seni paling penting di Sydney. Di sana, Zeline bisa melihat berbagai macam seni termasuk fotografi kontemporer yang diungg

naiki anak tangga dengan mulut ternganga saking takjupnya melihat interior gedung. Lampu besar yang menggantung di tengah ruangan menambah nilai kemegahan. Terdap

o seorang ibu yang menggendong bakul di punggungnya bersamaan dengan menggendong bayinya di depan. Ibu itu tersenyum hangat ke arah kamera. Raut wajahnya tak menunjukkan adanya beban berat

rkan penjelasan seorang curator yang menjelaskan sebuah foto pada sekelompok anak sekolah yang tengah mengikuti study

lih untuk merehatkan badan sejenak setelah mengelilingi gedung bertingkat yang luasnya mu

asi oleh kayu. Seisi ruangan juga sangat tradisional, hampir semua perabotan mulai meja dan kursi terbuat dari kayu. Suasana restoran cukup ramai karena sudah memasuki

Suara ajakan seorang laki-

," lanjut pria itu memberi penjelasan tanpa permintaan. Zeline masih b

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka