Silent Wounds
an jelas apa yang mereka debatkan karena keduanya berbicara setengah berbisik seolah sepakat bahwa pembicaraan mereka jangan sampa
Nala ke suatu tempat
niat mengikuti kemauan Aska. Setelah ini dia akan
kan kedua lelaki di depan. Nala tengah berpikir keras,
dak mau
Seketika pipinya bersemu merah menyadari Aska sudah keluar dari m
ah di depannya. Gerbangnya sangat tinggi dengan halaman bak taman kerajaan. Membuat Nala terngan
yo
E
Mau tak mau, memori masa lalu kembali membajir. Masa-masa indah saat Aska kerap
di sini terus?"
di dia bersikap layaknya robot yang hanya bisa bergerak jika diperintah. Pa
eliatkan jemarinya untuk lepas dari genggaman Ask
bocah yang merajuk hingga menolak disentuh?
a melawan Aska. Berusaha menghadapi lelaki itu secara lang
ikannya dan berusaha me
a berada dalam genggaman Aska akan membuatnya semakin terluka, tapi untuk saat in
nggi. Ada pos satpam di sana. Kedua satpam yang tengah berjaga langsung
mbalas sapaan kedua satpam. Lalu dia menarik Nala masuk menuju ber
n dalam rumah, Aska berhenti. Sejenak dia mengh
eras oleh Raffi beberapa waktu lalu. Bagaimana tidak? Kini dia membawa Nala ke
isa membayangkan bagaimana reaksinya. Tapi hanya ini tempat yang dipikirkan Aska tadi saat menimbang-nimbang hendak membawa Nala ke mana. Lokasi
kan dirin
me
a hati Aska serasa diremas kuat. Ditambah mengetahui Nala masih menyimpan-dan mungkin-menatap denga
Apa diri
l
ng menampakkan si pemilik rumah yang tersenyum lebar. Refleks A
juga melangkah mundur untuk
saja," geru
engabaikan gerutuan Aska. Senyumnya kian merekah
ng kamu pulang bawa calon menantu." Lalu
ruh baya itu. Kecantikannya seolah tak luntur meski Nala yakin usianya tak lagi muda
rang tuaku. Aku tumbuh
emula tertuju pada wanita itu beralih pada Aska. Kemarahan sekaligus pedih muncul dalam dada Nala, me
nita itu kembali terkikik geli. "Atau kalau kamu belum ny
kerongkongannya. Lalu dia mengerjap-ngerjapkan mata me
ng tuanya. Ah, tidak hanya orang tuanya. Masih ada banyak hal yang Aska tutupi dari
r fakta ini akan membuat Nala melarikan diri darinya. Lalu dia memus
seben
kamu
ngis. "Bu
rah Nala lalu berbisik pada Aska yang masih
Aska sebagai tameng. Entah apa yang dipikirkan wanita
a kami sud
gitu saja dari bibir Aska, membu
menunggu reaksi Mamanya sambil menggigit bibir. Sementara Nala menatap Aska tak m
erbata dengan satu tangan menut
tersenyum ragu. Melihat raut wajah Maman
eng yang baru dikeluarkan dari kandang, Greya menyerbu ke arah Aska
mu anggap Mama apa?! Berani
rusaha menghindar. Refleks cengkeramannya di tangan Nala
Sudah Mama bayangkan betapa mewahnya! Sudah Mama perkirakan berapa tamu yang akan
n Greya tetap memburu dan memukulinya. Sementara Nala
an kamu mengaku salah?! Memangny
dengan bibir berkedut menahan senyum geli. "Ma, aku
tara Nala refleks mengerucut kesal. Rasanya dia
engambil sandal yang dikenakannya. "Belum pernah makan sandal, ya? Harusny
ahak. Dan lagi-lagi dia berhasil menghentikan aksi
biasanya selalu tampil cantik dan semp
a. Lalu melirik ke arah Nala yang m
sedikit merapikan penampilan. Setelahnya dia menghampiri Nala d
lau dia berbuat keterlaluan. Oh ya, nama kamu siapa?" Mendadak Greya menepuk keningnya ser
k bisa membiarkan situasi ini. Tidak peduli masa lalu dirinya da
mu?" desak Greya kar
ggeleng seraya ber
dak bisa
Dia menoleh ke arah Aska penuh tanya. Begitu mendapat anggu
dia menarik Nala ke dalam pelukan. "Jangan merasa minder dan takut. Dari sekian banyak wanita
E
a. Membuatnya mau tak mau membandingkan wanita asing yan
berguna. Beban! Kenapa
ndangannya malah beradu dengan tatapan tajam Aska. Buru-buru Nal
g, tidak perlu menangis." Greya menghapus air mata Nala lalu menarik lembut w
ya, Nala menurut saja mengik
-------
ya Emi