Petak Umpet Joe
ang dulu karena i
*
ngin berhembus cukup kencang saat kami datang. Ayunan rerumputan dan pepoh
aiki tatana
depan. Ia sibuk melepaskan sabuk pengam
ang sedikit mendung, terdapat rintik-
i turun huj
ku memperlihatkan payung yang ia bawa, Aku
ale." Naw
jalanan kanan kiri. Hanya hutan dan sawah. Gelap sekali karena sumber penca
. Di sini jauh d
tik gembok yang melingk
sekali melihat ke dalam gerbang
nggak jelas, gimana mau kebu
market. Nggak berhasil sama sekali padahal ia mengerahkan seluruh tenaganya hingga otot-otot di
ra
bantuin ngoceh mu
ya turun tangan melihat pagar tersebu
di bagian ini." Kataku menunjuk salah satu titi
Akmal berdiri.
ak
ak
ak
Kami memasuki area asrama. Berjalan beriringan. Karena gelap kami menggunakan
sasa di bagian bawah dan tanaman yang rambat di bagian atas membuat suasana mulai mencekam. Terlebih lagi kegelapan di be
nengok. Hanya berja
tanya Haniyah me
cukup jauh dari gerbang masuk dan saa
jauhan aja. Biar
tan kan?" tanya Adlan
ita." Kata Za
anya apapun. Entah karena percaya semua akan baik-bai
lan. Kami tiba
Akmal m
sangat jauh dan memang sangat jauh. Akmal mengeluarkan bungkusan yang ia b
korek api. A
a Midnight Man. Samar-samar aku mulai menyimak aturan main
l." Bisiku di sela-sela ya
in di kafe ra." J
ku sedikit berbah
gkan kepalanya dan kembali menyimak arahan Akm
ampak besar. Hingga di jendela lantai tiga ada bayangan hitam melihat ke arahku. Samar-samar kulihat bentukny
t kacau. Mana ada seseorang tinggal di sini. J
a. Bertahan hidup sampai jam tiga, atau mengelilingi area pe
Keringat dingin mende
han
a dengan nyawa. Tapi kenapa Akmal berbicara tentang bertahan hidup?
mati selama sepuluh detik tanpa dinyalakan, atau hal yang buruk bakal terjadi menimpa kita. Gue nggak menyaranin pake ponsel seba
Tidak ada komentar. Semua
mi seketika kaget bukan kepalang. Ditambah lagi angin ke
at tangannya. H
barsama-sama? Kurasa lebih b
gu
alau terjadi apa-apa nanti bisa saling bantu. Yah,
u menghela napas. Syukurla
a se
nggunakan tinta merah yang ia siapkan sebelumnya. Setelah menulis diwajibkan mencap namanya dengan darah setelah menyil
inta
da
hnya. Dari mana Akmal mendapatkan tinta sekental ini. Atau jangan-ja
ri cukup untuk lekas mengabari Iqbal lewat sms panjang. Pesanku sebelumn
nan di
rus mengetuk pintu sebanyak 22x. Setelah selesai kami masuk ke dalam gedung dan pintu ditutup ke
u nama arwahnya. Arwah tersebut akan menggangg
akan menggerebek salah satu bangunan. Lihatlah sekarang, kami memenuhi lor
ng-" Pimpin Akmal
r
perlahan untuk melihatnya. Pintu itu sepenuhnya terbuka lebar seperti ada
h ke arahku. Kenap
lan ke depan untuk memimpin barisan terhenti dan menoleh ke belakang u
pintu?." Tany
Jelas-jelas itu bukan aku. Aku menggelengkan
bukan gue
mencoba menenangkan situasi yang mendadak tegang ini. Bulu k
bali menu
ih diam
s kita lanj
s
menoleh. Situasi tambah tegang. Padahal baru
lain." Pi
"Sorry-sorry. Mungkin ini kena an
ak." sikut Ad
uga yang
uh darinya kali ini. "Tenang Ra, tenang.
st
otal. Semua lilin
getar hebat memegangi korek api. Napasku tersenggal berat hingga berpacu layaknya pompa. Gela
ana
k. Atau hal
cepat mungkin. Di keramaian ini aku berkali-kalai menggesek
waktu langsung kuar
kembali
pi napasku mas
p!!
rang te
emang-remang lilin juga ikut terjatuh dan mati. Teman-teman yang lain juga panik melihat
itu. Disusul Abid, Citra, dan Kholqi merasa sesuatu yang
onta-ronta, tangannya bergerak sana sini mencoba memberontak terhadap sesuatu yang
ketika melihat teman-teman mengejar Haniy
Tapi cahaya lilin mereka sudah mel
disini!! Tenang!!" ter
riak Zakky marah. Tak menyangka ka
Berharap permintaannya disetujui, berberapa teman yang sudah ketakutan m
eran di lantai. Banyak yang membua
uruh tenang?. Itu temen lu hilang bodoh!! "Zakky panik sekali, wajahny
Nawal, Ray
ng tangan Nawal. Ia j
adi. Tidak ada yang menyangka
erlanjur. Jalan satu-satunya adalah dengan
" Kata Rayyan buka mulut sambil
*