Petak Umpet Joe
eruntungan, ketakutan, dan kesenangan ada
*
un kami ketakutan malam ini. Berharap Joe tidak menemukan kita adalah satu-satunya
saja
u berada di belakangnya. Masih mengekor. Tidak masalah. Satu dua
cek." Kataku
napas panjang. Ia gugup. Karena terpaan cahaya bulan membuat salah satu sisi dind
tian jika berada di tempat gelap. Aku mengusulkan untuk mematikan lilin dan berlari
yyan berhasil lolos dan menungguku di ujung sana. Kami memilih jalan kanan karena jika kami milih jalan ki
ira
juga kampret." Aku mey
a
langkah tenang. Suara tapakan kaki yang becek mungkin akan
m
yalakan lilin. R
" tanya
ih napas." A
pcus." T
elangkah ke depan. Berantakan sekali di sini. Bangku kursi yang berserakan sana sini, p
langit-langit. Aku m
im!" k
anya Rayy
taku singkat. Rayyan langsung mode si
" Aku menunjuk pecaha
su
jika ada penjaga (sebutan buat orang kerasukan joe) nggak perlu lari. Sesuai pengalaman di gedun
nyala dan segera pe
n ada yang datang. Aku segera memahaminya dengan bersembuny
rada di s
p!
penjaga lebih dari satu. Aku begidik ngeri. Apa jadinya jika mer
lir. Bahkan tanganku s
merasakan hal yang sama. Kutahan napasku. Hany
. (Ya tuha
t memegang lilin. Hampi
aimana wujudnya, tapi satu hal yang kudengar ada suara besi y
enje
tu. Kami tidak bergerak sama sekali. Hampir saja keringatku berhasil menetes denga
eh ke arahku
ertuju pa
ilin itu, usahakan cahaya tidak m
kan lilin di be
ek
Ekspresiku langsung kusut t
ergerak ke sumber suara. Suara detingan besi yang ia bawa juga membentur
h terkepal. S
meremas genggam
Ia mendesis kencang. La
ak cepat. Seakan
! Br
barang
lainkan lantai atas. Yang berar
. Sosok tersebut berhasil membuat kami seketika mematung. Jika saja sosok itu menoleh
cuma sa
ebam dan borok. Saat melihat ke atas, perasaanku mulai aneh takkala melihat pakaian yang dikenakan sosok tersebu
angan-
. Sangat
hiasi darah kental hingga ujung. Hanya jeda berberapa detik, so
r. Khas dengan bunyi golok membentur
Maut hampir saja menghampiri. Tapi
Ia sudah berancang-ancang keluar tap
k setuju. Jelas jelas pe
t gini sih?! Di atas ada Rachel."
itu? Itu bunuh diri. Nggak ada jalan buat mel
ke atas atau makhluk itu bakal bunuh satu persatu tanpa ampun."
lo nggak keluar.
. Aku men
sih, sialan. Tidak ada pilihan lain. Aku pun me
engan cepat. Men
ai mengawasi sekitar. Ama
k hilang begitu saja ketika ka
lo
u Rachel!!" kataku berseru
kata Rayyan spontan. Tanpa pikir panjang Rayy
Aku te
ami seratus persen bergerak di dalam kegelapan. Dibilang menguntungkan karena kami bisa berge
da di lan
!" ter
di mana!!"
memperdulikan sesuatu yang tertinggal. Rayyan mengeluarkan sentern
enjuru lorong. Tergesa-gesa ak
te
menunjuk sesuatu. Aku melihatnya, tapi tidak tahu maksudn
ada R
jaga itu
aga berdiri persis membelakangi dinding. Ia sengaja menun
t. Rayyan membentur dinding begitu juga denganku. Darah dari kakiku mengalir segar. Aku menggeram kesakitan. S
al
ya. Ia hendak memukul kepala makhluk itu, tapi dengan cepat tangan
n ter
mbil kembali balok kayu dan melemparkannya tepat mengenai kepala penjaga itu. Sedikit terdengar suara re
apat di ba
dengan paksa hingga Rayyan jatuh tersungkur. Tangannya
hingga akhirnya Rayyan tid
mulai parah. Aku ha
i tanganku dan secepat mung
tal. Dari yang awalnya sudah siap menebas leher Rayyan tapi sekarang ia
lin Gue. Lari selagi sempat Bal." Kata Rachel. Aku tidak s
lah yang mengalami luka ringan.
an mencoba berdiri. Sedikit susah tapi
tidak berani melihatnya karena wajahnya yang hancur berantakan. Itu Haniyah. Ia masih hidup w
ini mati maka habislah kami diserang Haniyah. Ka
maksudku. Saat lilin mati, maka tangan Rayya
ngga dan sampai di lantai dua. Sesekali Rayyan menoleh ke bela
ma
dekat dari sini." Kataku sem
edia. Ngebukain pintu
ukain." Ka
*